Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Teofilin monika-natalia 2022-08-25T10:34:20+07:00 2022-08-25T10:34:20+07:00
Teofilin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Teofilin

Oleh :
dr.Reni Widyastuti, Sp.FK
Share To Social Media:

Efek samping teofilin umumnya ringan jika konsentrasi puncak serum kurang dari 20 mcg/mL. Efek samping umumnya bersifat transien dan serupa dengan efek samping kafein, misalnya mual, muntah, sakit kepala, dan insomnia. Jika konsentrasi puncak serum melebihi 20 mcg/mL, dapat terjadi efek samping berat, termasuk aritmia jantung dan kejang. Interaksi obat teofilin sangat luas dan dapat menyebabkan perubahan farmakokinetik atau farmakodinamik bermakna, misalnya dengan cimetidine, allopurinol, dan alkohol.[5,10,12]

Efek Samping

Efek samping teofilin pada konsentrasi puncak serum di bawah 20 mcg/ml umumnya ringan. Efek samping yang paling banyak terjadi menyerupai efek samping kafein seperti mual, muntah, sakit kepala, dan insomnia. Saat konsentrasi puncak melebihi 20 mcg/ml, banyak efek samping yang bisa terjadi termasuk muntah, aritmia, dan kejang.[5,10,12]

Kardiovaskular

Efek samping kardiovaskular dapat berupa takikardia, aritmia ventrikular dengan instabilitas hemodinamik, takikardis supraventrikular, hipotensi, serta atrial fibrilasi.

Sistem Saraf

Efek samping sistem saraf yang paling banyak dilaporkan adalah tremor. Efek samping kejang pada pasien geriatri bisa timbul akibat berkurangnya ikatan protein yang menyebabkan kadar teofilin bebas meningkat.

Gastrointestinal

Efek samping gastrointestinal dapat berupa mual, muntah, nyeri abdomen, diare, dan hematemesis.

Metabolik

Efek samping metabolik dapat berupa hiperglikemia, hipokalemia, gangguan keseimbangan asam-basa, hiperkalsemia, dan hipervolemia.

Psikiatri

Efek samping psikiatri dapat berupa cemas, disorientasi, insomnia, dan iritabilitas.

Muskuloskeletal

Efek samping muskuloskeletal dapat berupa rhabdomyolysis.

Overdosis

Toksisitas teofilin dapat terjadi secara akut ataupun kronis. Overdosis akut dapat terjadi akibat penggunaan intravena dengan infus dosis berlebihan atau laju infus pemeliharaan yang berlebihan selama kurang dari 24 jam. Overdosis kronis dapat terjadi akibat pemberian jangka panjang dosis berlebihan atau pemberian dosis normal tetapi pasien memiliki faktor yang menyebabkan penurunan klirens teofilin misalnya pasien usia di bawah 1 tahun atau di atas 60 tahun, gagal jantung kongestif, edema paru akut, atau hipotiroid.

Pasien yang mengalami overdosis akut lebih cenderung tidak mengalami kejang dibandingkan pasien overdosis kronis, kecuali jika kadar puncak serum di atas 100 mcg/mL. Pada overdosis kronis, pasien bisa mengalami kejang umum, aritmia jantung yang mengancam jiwa, dan kematian.

Manifestasi lain dari toksisitas teofilin termasuk peningkatan kalsium serum, kreatin kinase, jumlah mioglobin dan leukosit, penurunan serum fosfat dan magnesium, infark miokard akut, dan retensi urin. Kejang yang terjadi akibat kadar teofilin serum melebihi 30 mcg/mL umumnya resisten terhadap antikonvulsan dan dapat menyebabkan cedera otak ireversibel. Henti jantung dan ensefalopati hipoksia merupakan penyebab tersering kematian pada toksisitas teofilin.[5,10,12]

Interaksi Obat

Teofilin dapat mengganggu farmakokinetik dan farmakodinamik dari berbagai macam obat. Contoh interaksi obat teofilin adalah:

  • Penggunaan teofilin dengan allopurinol dapat menurunkan klirens teofilin dan meningkatkan kadar teofilin hingga 25%
  • Penggunaan teofilin dengan cimetidine dapat meningkatkan kadar teofilin hingga 70%
  • Penggunaan teofilin dengan ciprofloxacin dapat meningkatkan kadar teofilin hingga 40%
  • Penggunaan teofilin dengan clarithromycin dapat meningkatkan kadar teofilin hingga 25%
  • Penggunaan teofilin dengan diazepam atau lorazepam dapat menurunkan kadar diazepam dan lorazepam, sehingga akan dibutuhkan dosis diazepam lebih tinggi
  • Penggunaan teofilin dengan enoxacin dapat meningkatkan kadar teofilin hingga 300%
  • Penggunaan teofilin dengan carbamazepine, moricizine, rifampicin, atau sulfinpyrazone dapat menurunkan kadar teofilin 20-40%[8,10,13]

Contoh interaksi obat teofilin lainnya tersaji dalam Tabel 1.

Tabel 1. Interaksi Obat Teofilin

Nama Obat Lain Interaksi
Adenosine Teofilin memblok reseptor adenosine sehingga dibutuhkan dosis adenosine yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang diinginkan
Allopurinol Penurunan klirens teofilin pada pemberian allopurinol dengan dosis ≥600 mg/hari sehingga konsentrasi teofilin meningkat sebesar 25%
Alkohol Mengurangi klirens teofilin, dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi teofilin hingga 30%
Carbamazepine Peningkatan klirens teofilin (karena induksi aktivitas enzim mikrosomal) sehingga terjadi penurunan konsentrasi teofilin sebesar 30%
Cimetidine, fluvoxamine Penurunan klirens teofilin melalui penghambatan CYP1A2 sehingga terjadi peningkatan kadar teofilin hingga sebesar 70%
Ciprofloxacin Penurunan klirens teofilin melalui penghambatan CYP1A2 sehingga terjadi peningkatan kadar ciprofloxacin sebesar 40%
Clarithromycin, erythromycin Metabolit erythromycin mengurangi klirens teofilin dengan menghambat CYP3A3 sehingga terjadi peningkatan kadar eritromisin sebesar 25-35%
Diazepam, lorazepam, flurazepam, midazolam, Penurunan kadar obat depresan sistem saraf pusat tersebut, sehingga dibutuhkan dosis yang lebih besar untuk mencapai sedasi yang diinginkan
Disulfiram, verapamil Menurunkan klirens teofilin, menyebabkan peningkatan konsentrasi teofilin hingga 50%
Ephedrine Memiliki efek sinergistik dengan teofilin, sehingga meningkatkan efek samping mual, agitasi, dan insomnia
Rifampicin Peningkatan klirens teofilin dengan meningkatkan aktivitas CYP1A2 dan 3A3 sehingga terjadi penurunan kadar teofilin sebesar 20-40%
Propranolol Penurunan klirens teofilin melalui penghambatan CYP1A2 sehingga terjadi peningkatan kadar teofilin hingga sebesar 100%

Sumber: dr. Reni, Alomedika, 2022.[8,10,13]

Referensi

5. Drugs.com. Theophylline. 2022. https://www.drugs.com/pro/theophylline.html#s-34071-1
8. TGA. Prescribing medicines in pregnancy database. 2021. https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database#.U1Yw8Bc3tqw
10. Drugbank. Theophylline: Uses, Interactions, Mechanism of Action. 2021. https://go.drugbank.com/drugs/DB00733
11. Pusat Informasi Obat Nasional. Teofilin. 2022. https://pionas.pom.go.id/monografi/teofilin
12. MIMS. Teophylline. 2022. https://www.mims.com/singapore/drug/info/theophylline/
13. TGA. Australian Product Information; THEOPHYLLINE. 2018;(August):1–12.

Indikasi dan Dosis Teofilin
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • 3 Interaksi Obat – Penyakit yang Perlu Diwaspadai
    3 Interaksi Obat – Penyakit yang Perlu Diwaspadai
  • Apakah Ini Saat yang Tepat untuk Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral?
    Apakah Ini Saat yang Tepat untuk Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral?
  • Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
    Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
  • Penatalaksanaan Asma pada Awal Kehamilan
    Penatalaksanaan Asma pada Awal Kehamilan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
7 hari yang lalu
Algoritman terapi ISPA, asma, dan bronkiolitis pada anak usia di bawah 2 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya....Adakah yg memiliki algoritma terapi ISPA atau asma/bronkiolitis pada anak 2 th ke bawah?Adakah yg memiliki cttn dosis combivent...
Anonymous
23 Desember 2022
Obat asma yang aman untuk ibu hamil - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Thomas,Sp.OG, apa saja obat asma yang aman untuk ibu hamil terutama pada trisemester pertama?Terimakasih dok🙏
dr. Hudiyati Agustini
21 Desember 2022
Pilihan Terapi Yang Tepat untuk Pasien Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pilihan terapi yang tepat untuk pasien asma dan PPOK adalah kombinasi long-acting beta-2 agonist (LABA) dan inhaled corticosteroid (ICS). Termasuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.