Efek Samping dan Interaksi Obat Salbutamol
Efek samping salbutamol yang umum dikeluhkan adalah tremor dan sakit kepala. Salbutamol memiliki interaksi obat dengan kortikosteroid, digoxin, maupun diuretik.
Efek Samping
Efek samping salbutamol yang umum misalnya :
- Iritasi mulut dan tenggorokan
- Palpitasi
- Tremor
- Gelisah
- Sakit kepala
- Pusing, kepala terasa melayang
- Rasa tidak enak pada lambung
Efek samping salbutamol yang jarang, yaitu:
- Denyut jantung cepat
- Insomnia
- Gangguan miksi
- Nyeri dada dan dada terasa berat
Efek samping lain yang pernah dilaporkan, namun tidak umum:
- Konjungtivitis, dlatasi pupil
- Trombopenia
- Pingsan
- Metabolik asidosis
Dosis besar salbutamol intravena dilaporkan memperburuk diabetes mellitus, dan ketoasidosis. Salbutamol juga dapat menimbulkan hipokalemia yang bersifat transien.
Efek samping tablet salbutamol terhadap kardiovaskular:
- Perubahan gambaran EKG, misalnya: gelombang T yang melandai atau rata, interval QTc memanjang, depresi segmen ST
- Perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik
Efek samping yang jarang pada anak adalah eritema multiforme dan sindrom Steven Johnson. [1-3, 5]
Interaksi Obat
Penggunaan salbutamol bersama obat-obat yang menurunkan konsentrasi Kalium, misalnya kortikosteroid, diuretik, xantin, dan digoxin, dapat meningkatkan risiko terjadinya hipokalemia.
Penggunaan salbutamol dengan obat anestesi halogen dapat meningkatkan risiko inersia uteri.
Pernah juga dilaporkan peningkatan risiko edema paru pada penggunaan salbutamol dan kortikosteroid.
Salbutamol juga dapat bertindak sebagai antagonis efek obat antidiabetik.
Efek terapeutik salbutamol dapat terganggu jika digunakan bersamaan dengan guanethidine, reserpine, metildopa, dan monoamine oxidase inhibitor.
Salbutamol memiliki efek yang berinteraksi antagonis dengan beta bloker. [1-3, 5]