Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Farmakologi Salbutamol general_alomedika 2018-08-21T09:45:05+07:00 2018-08-21T09:45:05+07:00
Salbutamol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Salbutamol

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Farmakologi salbutamol meliputi aspek farmakodinamik dan farmakokinetik, utamanya sebagai bronkodilator melalui stimulasi enzim adenil siklase intraseluler.

Farmakodinamik

Salbutamol bekerja pada reseptor beta2-adrenergik dalam menstimulasi enzim adenil siklase intraseluler. Reseptor beta 2-adrenergik adalah reseptor predominan pada otot polos bronkial, sedangkan enzim adenil siklase intraseluler bekerja mengkatalisasi konversi ATP menjadi AMP siklik. Meningkatnya kadar AMP siklik diasosiasikan dengan relaksasi otot polos bronkial, dan inhibisi terhadap dilepaskannya mediator”immediate hypersensitivity” dari sel-sel, terutama dari sel mast.

Farmakokinetik

Aspek farmakokinetik salbutamol hanya sedikit berbeda pada sediaan oral dan inhalasi.

Absorpsi

Salbutamol tablet 4 mg, cepat diabsorpsi setelah konsumsi per oral oleh individu normal. Tablet salbutamol dengan masa kerja panjang, penyerapannya sekitar 80% dengan, atau tanpa makanan. Salbutamol tablet dengan masa kerja cepat atau segera, absorpsinya 100% dalam keadaan stabil. Namun, kecepatan absorpsinya diperlambat oleh makanan tanpa mempengaruhi bioavailabilitas obat.

Onset kerja obat pada sediaan inhalasi adalah kurang dari 15 menit, sedangkan per oral dalam waktu 30 menit. Konsentrasi plasma maksimum sekitar 18 ng/mL, dicapai dalam waktu dua jam.

Pada uji klinis terhadap para pasien dengan asma, onset perbaikan fungsi pulmonal, adalah dalam waktu 30 menit setelah konsumsi satu dosis salbutamol tablet. Perbaikan gejala mencapai puncaknya dalam waktu 2-3 jam. Masa kerja tablet salbutamol sekitar 8 jam

Distribusi

Salbutamol didistribusikan dalam tubuh berikatan dengan protein sebanyak 10%. Volume distribusi adalah 0,1 L/kgBB.

Pada uji coba hewan, dilaporkan bahwa salbutamol melewati sawar otak, dan mencapai konsentrasi sekitar 5% dari konsentrasi plasma. Ekskresi kedalam air susu ibu belum diketahui.

Metabolisme

Metabolisme salbutamol terjadi di hepar. Metabolit yang dihasilkan berbentuk metabolit aktif colterol dan salbutamol 4-O-sulfat, serta metabolit inaktif 4-O-sulfat ester.

Eliminasi

Pasien yang diberikan 8 mg salbutamol per oral, menunjukkan bahwa 76% dari dosis tersebut diekskresikan ke urin dalam 3 tiga hari. Mayoritas dosis diekskresikan dalam waktu 24 jam pertama, dimana 60% dalam bentuk metabolit.

Pada pemberian dosis inhalasi, sekitar 72% diekskresikan ke urin dalam waktu 24 jam. Sekitar 28% dari dosis inhalasi tersebut diekskresikan dalam bentuk tidak berubah, sedangkan 44% nya sebagai metabolit.

Sediaan per oral memiliki waktu paruh sekitar 5 jam, sedangkan sediaan inhalasi memiliki waktu paruh 3-8 jam.

Ekskresi di feses hanya sekitar 4% dari dosis obat yang dikonsumsi [1-3, 5]

Resistensi

Pernah dilaporkan pasien asmatik yang menerima pengobatan salbutamol selama 4 minggu, tidak menunjukkan adanya resistensi terhadap obat ini. Namun, pasien normal yang dibandingkan dengan pasien asmatik tersebut, menunjukkan perkembangan resistensi yang progresif terhadap salbutamol. Hal ini didukung oleh adanya laporan studi lainnya, yang menyatakan terjadinya resistensi terhadap obat salbutamol inhalasi, yang diberikan selama dua minggu kepada beberapa laki-laki dewasa muda normal [16, 17]

Referensi

1. Drugs.com. Albuterol. Oct 2017; Available from: https://www.drugs.com/pro/albuterol.html

2. FDA. Ventolin® HFA. 2005; Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2005/020983s009lbl.pdf

3. FDA. Ventolin® HFA. 2014; Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/020983s032lbl.pdf

5. U.S. National Library of Medicine. PubChem Database: Salbutamol. 04 November 2017]; Available from: https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/2083#section=Top

16. Harvey, J.E. and A.E. Tattersfield, Airway response to salbutamol: effect of regular salbutamol inhalations in normal, atopic, and asthmatic subjects. Thorax, 1982. 37(4): p. 280-287

17. Holgate, S.T., et al., Airway and metabolic resistance to intravenous salbutamol: a study in normal man. Clin Sci (Lond), 1980. 59(3): p. 155-61

Pendahuluan Salbutamol
Formulasi Salbutamol

Artikel Terkait

  • Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Antihistamin Tidak Disarankan untuk Asma
    Antihistamin Tidak Disarankan untuk Asma
  • Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
    Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
  • Yang Baru dari Pedoman AsmaGINA (Global Initiative for Asthma) 2018
    Yang Baru dari Pedoman AsmaGINA (Global Initiative for Asthma) 2018
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
29 hari yang lalu
Pasien anak usia 3 tahun dengan asma eksaserbasi akut
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Saya bertugas di PKM di daerah terpencil. Saya memiliki pasien anak asma eksaserbasi akut umur 3 tahun 2 bulan dgn BB 10.3 kg, sya sudah...
Anonymous
12 Mei 2022
Pengobatan asma ibu hamil - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dr. Wirya, Sp.PIzin bertanya, Dok. Untuk wanita yang mengalami asma dan rutin menggunakan obat-obatan untuk kontrol asmanya, apakah obat-obatan dapat...
dr.Eny A.D
30 April 2022
Pasien anak 8 tahun dengan batuk pilek dan ada riwayat asma
Oleh: dr.Eny A.D
1 Balasan
Saya memiliki pasien anak usia 8 thn dengan berat badan 35 kilo datang dengan kelyhan batuk ada reak dan pilek sudah 3 hari. Ada riwayat asma dan sudah di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.