Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Salbutamol general_alomedika 2022-09-30T15:03:05+07:00 2022-09-30T15:03:05+07:00
Salbutamol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Salbutamol

Oleh :
dr.Trisni Untari Dewi Sp.FK
Share To Social Media:

Indikasi salbutamol adalah sebagai bronkodilator kerja cepat pada penanganan asthma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Dosis disesuaikan dengan bentuk sediaan yang digunakan.

Selain dapat merelaksasi otot polos bronkus, salbutamol juga memiliki efek dapat merelaksasi otot rahim dan dapat digunakan untuk penundaan persalinan preterm, akan tetapi salbutamol yang digunakan untuk indikasi tersebut masih memerlukan studi lebih lanjut.[4,6,7,11]

Bronkospasme pada Asthma

Pedoman penatalaksanaan asthma yang dikeluarkan oleh Global Initiative for Asthma (GINA) tidak lagi merekomendasikan terapi short-acting beta-agonists (SABA), seperti salbutamol, sebagai terapi tunggal untuk tata laksana asthma. Terapi tunggal SABA telah dikaitkan dengan peningkatan risiko eksaserbasi asthma berat. Pedoman tersebut lebih merekomendasikan inhaled-corticosteroids (ICS), seperti budesonide karena telah dikaitkan dengan penurunan risiko eksaserbasi, keperluan rawat inap, dan kematian akibat asthma.[13]

Anak

Pada anak, dosis salbutamol dibedakan lagi berdasarkan mode pemberiannya.

Aerosol Inhalasi Oral:

Anak-anak 4 tahun ke atas dapat menggunakan sediaan aerosol inhalasi oral dalam bentuk metered dose inhaler dengan dosis 180 μg (2 inhalasi) setiap 4-6 jam. Pada beberapa kasus, dosis rendah 90 μg (1 inhalasi) setiap 4 jam mungkin cukup.[5]

Nebulisasi:

Cairan inhalasi untuk nebulisasi dapat digunakan pada anak usia 2-12 tahun dengan berat badan minimal 15 kg. Dosis 2,5 mg, 3 atau 4 kali sehari.[5,7]

Tablet Konvensional Oral:

Untuk anak usia 6-12 tahun, salbutamol tablet konvensional dapat diberikan dalam dosis awal, 2 mg sebanyak 3 atau 4 kali sehari. Jika perlu, tingkatkan dosis dengan hati-hati dan bertahap sesuai toleransi hingga maksimal 6 mg sebanyak 4 kali sehari (maksimum 24 mg total dosis harian).

Untuk anak 12 tahun ke atas, salbutamol dapat diberikan dalam dosis 2-4 mg sebanyak 3 atau 4 kali sehari. Jika perlu, tingkatkan dosis dengan hati-hati dan bertahap sesuai toleransi hingga maksimal 8 mg sebanyak 4 kali sehari (maksimal 32 mg total dosis harian).[5]

Tablet Oral Extended-Release:

Untuk anak-anak usia 6-12 tahun, salbutamol tablet extended release diberikan dalam dosis awal 4 mg setiap 12 jam. Jika perlu, tingkatkan dosis dengan hati-hati dan bertahap sesuai toleransi hingga maksimum 12 mg sebanyak 2 kali sehari (maksimum 24 mg total dosis harian).

Pada remaja 12 tahun ke atas, salbutamol tablet extended release diberikan dalam dosis awal 8 mg setiap 12 jam. Pada beberapa pasien, misalnya anak yang berat badannya rendah, dosis 4 mg setiap 12 jam mungkin sudah cukup. Jika perlu, tingkatkan dosis dengan hati-hati dan bertahap sesuai toleransi hingga maksimum 16 mg dua kali sehari (maksimum 32 mg total dosis harian).[5]

Dewasa

Pada pasien dewasa dengan asthma, dosis salbutamol juga menyesuaikan dengan cara pemberian.

Aerosol Inhalasi Oral:

Pada pasien dewasa, salbutamol dapat digunakan dengan aerosol inhalasi oral atau metered dose inhaler dalam dosis 180 μg (setara 2 inhalasi) diberikan setiap 4-6 jam. Dosis tidak boleh melebihi 12 inhalasi dalam 24 jam.[8]

Nebulisasi:

Salbutamol digunakan dalam dosis 2,5-5 mg 4 kali sehari.[5,8]

Tablet atau Cairan Konvensional Oral:

Salbutamol sediaan oral konvensional digunakan maksimal 8 mg 4 kali sehari.[5]

Tablet Oral Extended Release:

Salbutamol extended release digunakan maksimal 16 mg 2 kali sehari.[5]

Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Salbutamol digunakan pada pasien dewasa dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Dosis dibedakan berdasarkan jenis sediaan.[5]

Aerosol Inhalasi Oral:

Dosis awal adalah 180 μg (2 inhalasi), diberikan 4 kali sehari dalam kombinasi tetap dengan ipratropium bromida 18 μg per inhalasi. Jika perlu, dapat diberikan inhalasi tambahan dengan dosis tidak melebihi 12 inhalasi dalam 24 jam.

Nebulisasi:

Dosis awal adalah 2,5 mg 4 kali sehari dalam kombinasi tetap dengan ipratropium bromida 0,5 mg per dosis. Jika perlu, dapat diberikan 2,5 mg dalam kombinasi tetap dengan ipratropium bromida hingga 6 kali sehari.[5]

Profilaksis Bronkospasme Yang Diinduksi Latihan

Untuk pencegahan bronkospasme yang diinduksi latihan, salbutamol dapat digunakan pada dewasa dan anak usia 4 tahun ke atas. Salbutamol diberikan dalam bentuk aerosol inhalasi oral melalui metered dose inhaler. Dosis yang diberikan adalah 180 μg (2 inhalasi), diberikan 15-30 menit sebelum latihan.[5]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH

Referensi

4. Kopsaftis ZA, et al. Short-acting bronchodilators for the management of acute exacerbations of chronic obstructive pulmonary disease in the hospital setting: systematic review. Systematic Reviews, 2018. 7:213. https://doi.org/10.1186/s13643-018-0860-0
5. Drugs.com. Albuterol. 2022. https://www.drugs.com/pro/albuterol.html#s-34089-3
6. MIMS. Salbutamol. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/salbutamol?mtype=generic
7. BPOM. Agonis Adrenoseptor Beta-2 Selektif. 2022. https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-3-sistem-saluran-napas-0/31-antiasma-dan-bronkodilator/312-agonis-adrenoseptor/3121-agonis
8. Medscape. albuterol/ipratropium (Rx). 2022. https://reference.medscape.com/drug/combivent-respimat-albuterol-ipratropium-343443#10
11. Lamont RF, Jørgensen JS. Safety and Efficacy of Tocolytics for the Treatment of Spontaneous Preterm Labour. Curr Pharm Des. 2019;25(5):577-592. doi: 10.2174/1381612825666190329124214. PMID: 30931850.
13. Reddel HK, Bacharier LB, Bateman ED, Brightling CE, Brusselle GG, Buhl R, Cruz AA, Duijts L, Drazen JM, FitzGerald JM, Fleming LJ, Inoue H, Ko FW, Krishnan JA, Levy ML, Lin J, Mortimer K, Pitrez PM, Sheikh A, Yorgancioglu AA, Boulet LP. Global Initiative for Asthma Strategy 2021: Executive Summary and Rationale for Key Changes. Am J Respir Crit Care Med. 2022 Jan 1;205(1):17-35. doi: 10.1164/rccm.202109-2205PP. PMID: 34658302; PMCID: PMC8865583.

Formulasi Salbutamol
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Pentingnya Penulisan Rencana Manajemen Asma
    Pentingnya Penulisan Rencana Manajemen Asma
  • Apakah Ini Saat yang Tepat untuk Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral?
    Apakah Ini Saat yang Tepat untuk Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral?
  • Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
    Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
23 Desember 2022
Obat asma yang aman untuk ibu hamil - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Thomas,Sp.OG, apa saja obat asma yang aman untuk ibu hamil terutama pada trisemester pertama?Terimakasih dok🙏
dr. Hudiyati Agustini
21 Desember 2022
Pilihan Terapi Yang Tepat untuk Pasien Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pilihan terapi yang tepat untuk pasien asma dan PPOK adalah kombinasi long-acting beta-2 agonist (LABA) dan inhaled corticosteroid (ICS). Termasuk...
Anonymous
01 Desember 2022
Edukasi pasien anak dengan asma - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Yoke, Sp.A, kapan anak bisa didiagnosis asma? Mengingat kadang tidak selalu ditemukan mengi dan pasien usia yang masih sangat dini biasanya lebih...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.