Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Estrogen Terkonjugasi general_alomedika 2023-02-27T14:09:36+07:00 2023-02-27T14:09:36+07:00
Estrogen Terkonjugasi
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Estrogen Terkonjugasi

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Indikasi estrogen terkonjugasi adalah untuk mengatasi gejala vasomotor yang berkaitan dengan menopause, atrofi vulva dan vagina yang berkaitan dengan menopause, hipogonadisme pada wanita, terapi profilaksis osteoporosis, terapi paliatif pada kanker prostat, perdarahan uterus abnormal, primary ovarian failure, dan terapi paliatif pada kanker payudara. Dosis pemberian estrogen terkonjugasi berbeda–beda tergantung indikasi.[4,5]

Gejala Vasomotor yang Berkaitan dengan Menopause

Pada wanita yang telah mengalami menopause, estrogen terkonjugasi digunakan sebagai terapi hormon pengganti untuk mengobati beberapa gejala terkait menopause, seperti gejala vasomotor dan sindrom genitourinaria.

Gejala vasomotor ditandai dengan hot flashes, yaitu sensasi panas yang dimulai pada bagian dada atas dan wajah yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan berlangsung selama 2–4 menit. Kejadian ini dapat disertai dengan keringat profuse, ansietas, dan palpitasi.[4,5]

Pada wanita menopause dosis estrogen terkonjugasi yang diberikan 0,3 mg/hari per oral. Dapat juga diberikan dalam regimen siklik, yaitu selama 25 hari, lalu 5 hari setelahnya berhenti mengkonsumsi.[4,5]

Atrofi Vulva dan Vagina yang Berkaitan dengan Menopause

Atrofi vulva dan vagina yang terkait dengan menopause dapat diberikan estrogen terkonjugasi dengan dosis 0,3 mg/hari per oral.

Produk dalam bentuk krim vagina sebaiknya dipertimbangkan. Krim dapat digunakan setiap hari selama 21 hari berturut–turut, lalu 7 hari berhenti pakai, kemudian dilanjutkan lagi setelahnya.[5,7]

Hipogonadisme pada Wanita

Hipogonadisme pada wanita adalah sindrom klinis dimana gonad pada wanita. yaitu ovarium memproduksi hormon seks yang sedikit. Tata laksana hipogonadisme bertujuan untuk menggantikan hormon seks steroid untuk mempertahankan karakteristik seks sekunder dan mencapai sistem reproduksi yang baik.[4,5]

Sebagai salah satu terapi pengganti estrogen pada hipogonadisme wanita, estrogen terkonjugasi diberikan dengan dosis 0,3–0,625 mg/hari, per oral, 3 minggu pakai, 1 minggu berhenti. Estrogen terkonjugasi dapat dititrasi setiap 6–12 minggu. Terapi progestin dapat ditambahkan untuk menjaga densitas mineral tulang ketika maturitas tulang tercapai.[5,7]

Terapi Perdarahan Uterus Abnormal

Pada perdarahan uterus abnormal, estrogen terkonjugasi dapat diberikan melalui injeksi 25 mg secara intravena maupun intramuskular. Pemberian dapat diulang dalam 6–12 jam; atau injeksi 25 mg intravena diulang tiap 4 jam dalam 24 jam, diikuti reevaluasi terapi.

Regimen alternatif yang dapat dipertimbangkan adalah 10–20 mg per oral dibagi 6 dosis untuk 1 hari. Dapat diberikan dengan regimen siklik 21 hari pakai, 7 hari berhenti; atau 25 hari pakai, 5 hari berhenti.[6,7]

Terapi Profilaksis Osteoporosis

Sebagai terapi osteoporosis, estrogen terkonjugasi hanya diberikan untuk wanita dengan risiko terkena osteoporosis yang signifikan. Estrogen terkonjugasi dapat diberikan dengan dosis 0,3 mg per oral, 25 hari pakai, 5 hari berhenti.[4,7]

Adapun cara utama untuk menurunkan risiko osteoporosis pascamenopause adalah olahraga angkat beban, asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, dan bila diindikasikan ditambahkan terapi farmakologis.[4,6]

Terapi Paliatif pada Kanker Prostat

Pada pria dewasa dengan kanker prostat, diberikan estrogen terkonjugasi sebesar 1,25–2,5 mg per 8 jam, secara oral.[4,7]

Estrogen terkonjugasi dosis tinggi dilaporkan dapat mengakibatkan antigen spesifik prostat turun 50% atau lebih pada 25% pasien dengan kanker prostat yang tidak tergantung pada androgen.[13]

Primary Ovarian Failure

Pada terapi primary ovarian failure, estrogen terkonjugasi diberikan 1,25 mg/hari dalam regimen siklik. Sesuaikan dosis, diturunkan atau dinaikkan berdasarkan tingkat keparahan gejala serta respon pasien.[5,7]

Terapi Paliatif pada Kanker Payudara

Pada wanita postmenopause yang menderita kanker payudara yang telah mengalami metastasis, estrogen terkonjugasi diberikan sebagai perawatan paliatif. Estrogen terkonjugasi diberikan dalam regimen siklik 25 hari minum, 5 hari tidak, dengan dosis 1,25 mg sehari, per oral; atau 10 mg tiga kali sehari. [4,5]

Estrogen pada umumnya menstimulasi progresi kanker payudara yang memiliki reseptor estrogen positif. Akan tetapi, estrogen dalam dosis tinggi dapat mensupresi pertumbuhan kanker ini melalui mekanisme yang belum diketahui.

Pada sebuah penelitian, didapatkan bahwa 56% atau 10 dari 18 pasien kanker payudara rekurens atau stadium lanjut yang mendapatkan 3 mg ethinylestradiol mendapatkan manfaat secara klinis.[5,6]

Penggunaan Estrogen Terkonjugasi pada Lansia

Penggunaan estrogen pada lansia harus memeprtimbangkan manfaat dan risiko, mengingat pemberian estrogen tunggal dilaporkan dapat meningkatkan risiko stroke dan demensia, terutama pada wanita berusia 70 tahun ke atas.[5,10]

Penggunaan Estrogen Terkonjugasi pada Anak

Penggunaan estrogen terkonjugasi tidak diindikasikan untuk anak. Keamanan dan efikasinya masih belum terbukti.[5]

Penghentian Obat Estrogen Terkonjugasi

Penggunaan obat estrogen terkonjugasi harus dihentikan bila terdapat reaksi alergi yang fatal seperti sindrom Stevens-Johnson, walaupun kejadiannya jarang. Selain itu, estrogen terkonjugasi. juga harus dihentikan bila terdapat tanda–tanda hepatotoksisitas berat ataupun gagal ginjal akut.[5,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

4. Food Drug Administration. Premarin conjugated estrogens. FDA, 2011. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2011/004782s162s164s167lbl.pdf
5. Therapeutic Goods Administration. Australian Product Information – PREMARIN® (conjugated estrogens). 2010. https://www.ebs.tga.gov.au/ebs/picmi/picmirepository.nsf/pdf?OpenAgent&id=CP-2010-PI-04893-3&d=202008181016933
6. Food Drug Administration. Premarin intravenous – conjugated estrogens. 2011. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2006/010402s050,020216s055lbl.pdf
7. Medscape. Conjugated estrogens (Rx). Medscape, 2020. https://reference.medscape.com/drug/premarin-estrogens-conjugated-342771#0
9. Kuhl H. Pharmacology of estrogens and progestogens: influence of different routes of administration. Climacteric. 2005;8(1): 3–63.
10. Chang WC, Wang JH, Ding DC. Conjugated equine estrogen used in postmenopausal women associated with a higher risk of stroke than estradiol. Sci Rep. 2021 May 24;11(1):10801. doi: 10.1038/s41598-021-90357-6. PMID: 34031535; PMCID: PMC8144437.
13. Pomerantz M, Manola J, Taplin ME, et al. Phase II study of low dose and high dose conjugated estrogen for androgen independent prostate cancer. J Urol. 2007;177(6):2146-2150.

Formulasi Estrogen Terkonjugasi
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Efikasi Terapi Sulih Hormon pada Wanita Menopause
    Efikasi Terapi Sulih Hormon pada Wanita Menopause
  • Hubungan antara Pola Makan dan Onset Menopause
    Hubungan antara Pola Makan dan Onset Menopause
  • Risiko Terapi Hormonal Jangka Panjang untuk Menopause
    Risiko Terapi Hormonal Jangka Panjang untuk Menopause
  • Merokok Mempercepat Menopause
    Merokok Mempercepat Menopause
  • Manfaat dan Risiko Terapi Hormonal Pada Menopause
    Manfaat dan Risiko Terapi Hormonal Pada Menopause

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Alni Magdalena
Dibalas 25 Agustus 2023, 20:13
Suplementasi vitamin A untuk pre-menopause
Oleh: dr.Alni Magdalena
3 Balasan
Alo, dokterizin berdiskusi dan mohon asupannya yaSaya melihat ada sejawat yang meresepkan suplemen vitamin A...
dr. Nurul Falah
Dibalas 17 September 2021, 13:22
Peran dokter umum dalam menangani permasalahan menopause - Andrologi Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And-KSAAM, izin bertanya Prof 🙏Pada beberapa permasalahan yang dapat muncul pada menopause, apakah dokter umum dapat...
dr. Novia Mulia Pertiwi
Dibalas 03 September 2021, 15:28
Perdarahan pada usia menopause - Obgyn Ask The Expert
Oleh: dr. Novia Mulia Pertiwi
2 Balasan
Alo dr. Iwan, Sp. OG (K), ijin bertanya dok. Untuk pasien usia 50th, setelah hampir setahun tdk mengalami menstruasi, dan berpikir klo sdh mengalami...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.