Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Morfin general_alomedika 2022-05-12T13:35:19+07:00 2022-05-12T13:35:19+07:00
Morfin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Morfin

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Efek samping morfin yang memerlukan pemantauan adalah efek pada sistem saraf pusat, termasuk gangguan autonom dan depresi napas. Efek samping ini dapat diperparah dengan adanya interaksi obat morfin dan alkohol yang sama-sama menyebabkan sedasi berat.

Efek Samping

Efek samping yang paling serius dari morfin adalah depresi pernapasan. Meski demikian, efek samping yang paling umum dikeluhkan adalah konstipasi.

Pada pasien dengan infark miokard, morfin dapat menyebabkan penurunan resistensi vaskular sistemik yang  mengakibatkan penurunan sementara tekanan arteri sistemik. Efek yang bisa timbul adalah hipotensi berat.[3]

Potensi efek samping morfin lainnya adalah:

  • Signifikan: Depresi sistem saraf pusat (termasuk depresi napas), hipotensi ortostatik, hipotensi berat, konstipasi, sinkop, hipersensitivitas fatal (termasuk anafilaksis)
  • Kardiovaskular dan hematologi: Anemia, bradikardia, palpitasi, takikardi, hipertensi
  • Sistem indera: Penglihatan kabur atau penglihatan ganda, miosis, ruam kulit
  • Gastrointestinal: Sakit perut, pengosongan lambung tertunda, diare, dispepsia, perut kembung, mual, muntah, xerostomia, anoreksia, kolik bilier, hipokalemia

  • Neuromuskuloskeletal dan psikiatri: Sakit punggung, pusing, sakit kepala, parestesia, ileus paralitik, mioklonus, kecemasan, konfusi, opioid use disorder, halusinasi insomnia, euforia, agitasi, perubahan mood
  • Urogenital: Spasme kandung kemih, oliguria, retensi urine, penurunan libido
  • Respiratori: Dispnea, hipoksia, bronkospasme, edema paru

  • Keadaan umum: Kondisi astenik, hiperhidrosis, sindrom putus zat[7]

Overdosis Morfin

Overdosis morfin ditandai oleh depresi pernapasan, mengantuk yang berkembang menjadi pingsan atau koma, kelemahan otot rangka, kulit dingin dan lembab, dan konstriksi pupil. Pada beberapa kasus, bisa ditemukan edema paru, bradikardia, hipotensi, obstruksi jalan napas, hingga kematian.

Jaga patensi jalan napas dan berikan suplementasi oksigen bila perlu. Pasien dapat diberikan naloxone sebagai antagonis spesifik dengan dosis 0,4 hingga 2 mg secara intravena. Pemberian dapat diulang setiap 2-3 menit apabila dibutuhkan, namun tidak melebihi 10 mg.

Pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan opioid kronis, gunakan naloxone dalam dosis rendah, 0,1 hingga 0,2 mg dan dititrasi bertahap sambil melihat perbaikan klinis. Penggunaan naloxone dosis tinggi pada pasien dengan ketergantungan opioid berpotensi menyebabkan gejala putus zat.[3,4,15]

Interaksi Obat

Interaksi obat morfin dengan obat lain yang juga mendepresi saraf pusat, misalnya benzodiazepine dan muscle relaxant dapat meningkatkan efek sedasi dan risiko depresi pernapasan.

Meningkatkan Risiko Depresi Pernapasan

Obat yang menyebabkan depresi sistem saraf pusat dapat meningkatkan risiko depresi napas, hipotensi, sedasi dalam, atau koma akibat morfin. Jika ingin digunakan bersamaan, dosis morfin sebaiknya diturunkan. Contoh obat golongan ini adalah diazepam, alprazolam, alkohol, dan opioid lain seperti codeine.

Morfin juga dapat meningkatkan efek dari obat golongan muscle relaxant, misalnya metaxalone. Hal ini juga meningkatkan risiko depresi napas.

Inhibitor monoamine oksidase (MAOI), seperti selegiline, dapat mempotensiasi efek morfin. Hal ini termasuk depresi pernapasan, koma, dan kebingungan. Morfin tidak boleh digunakan pada pasien yang memakai MAOI atau dalam waktu 14 hari setelah menghentikan pengobatan tersebut.

Interaksi lain yang meningkatkan risiko depresi pernapasan adalah cimetidine.[4,7,13]

Meningkatkan Efek Samping Morfin

Obat antikolinergik, seperti atropin, yang digunakan bersama morfin dapat meningkatkan risiko retensi urine, ileus paralitik, dan konstipasi.

Obat antidiare dan antispasmodik, misalnya loperamide dan kaolin, dapat meningkatkan risiko konstipasi jika diberikan bersama morfin.[4,7,13]

Penggunaan dengan Obat Serotonergik

Sindrom serotonin dapat terjadi jika morfin digunakan bersama dengan obat serotonergik. Contoh dari obat golongan ini adalah paroxetine, citalopram, dan duloxetine.[4]

Penggunaan dengan Opioid Agonis atau Antagonis

Penggunaan morfin dengan obat golongan agonis atau antagonis opioid dapat menurunkan efikasi morfin. Contoh obat golongan ini adalah butorphanol, nalbuphine, pentazocine, buprenorphine.[4]

Penurunan Efikasi Diuretik

Morfin dan opioid lainnya dapat menginduksi pelepasan hormon antidiuretik. Oleh karenanya, penggunaan morfin dapat menurunkan efikasi dari obat golongan diuretik, seperti furosemide.[4]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono

Referensi

3. National Center for Biotechnology Information. Morphine | C17H19NO3 - PubChem. 2020. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/5288826%0Ahttps://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Morphine
4. FDA. Morphine sulphate. 2016. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2016/204223s006lbl.pdf
7. MIMS. Morphine. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/erythromycin?mtype=generic
13. FDA. Morphine Sulphate tablets FDA label. Ref ID 3075779. 2012. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2012/022207s004lbl.pdf
15. Lynn R. Naloxone dosage for opioid reversal: current evidence and clinical implications. Ther Adv Vaccines. 2018;9(6):259–61.

Indikasi dan Dosis Morfin
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Manajemen Nyeri kanker Dengan Prinsip Pain Relief Ladder WHO
    Manajemen Nyeri kanker Dengan Prinsip Pain Relief Ladder WHO
  • Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
    Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
  • Penggunaan OAINS untuk Infeksi di Bidang THT
    Penggunaan OAINS untuk Infeksi di Bidang THT
  • Bahaya Penggunaan Opioid Jangka Panjang Untuk Penatalaksanaan Nyeri Kronis Non-kanker
    Bahaya Penggunaan Opioid Jangka Panjang Untuk Penatalaksanaan Nyeri Kronis Non-kanker

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
5 hari yang lalu
Manajemen nyeri untuk pasien lansia riwayat nefrektomi dan CKD grade 1
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pagi dok, izin bertanya. Penggunaan tramadol untuk mengatasi nyeri sedang-berat pada pasien wanita usia 80 tahun dengam riwayat nefrektomi dan CKD grade 1,...
Anonymous
16 November 2022
Pasien dengan nyeri post injeksi vitamin C
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok, saya ada pasien post inj. vit c 1cc terakhir needle wing sedikit bergeser krn pasien bergerak sehingga ada bagian yg mengenai jaringan...
Anonymous
25 Oktober 2022
Penanganan pasien dengan ischialgia/nyeri ischiatica - Rehabilitasi Medik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter Ananda, Sp.KFR izin bertanya untuk pasien dengan ischialgia/nyeri ischiatica, nyeri dan kekakuan tulang belakang karena osteoporosis atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.