Penatalaksanaan Depresi
Penatalaksanaan gangguan depresi dilakukan dengan terapi farmakologi menggunakan anti depresan dan psikoterapi. Tujuan terapi adalah untuk mencapai remisi gejala klinis. Terapi gangguan depresi harus dilakukan dengan kerjasama yang baik antara dokter, pasien, dan keluarga. Rujukan ke spesialis kesehatan jiwa perlu dilakukan apabila:
- Pasien mengalami depresi dengan komorbiditas lain
- Depresi yang membahayakan diri sendiri dan/atau orang lain
- Depresi dengan ciri psikotik
- Depresi berat
- Depresi dengan katatonia
- Depresi yang tidak respon dengan terapi lini utama[4-7]
Farmakoterapi
Obat utama yang diberikan pada pasien dengan gangguan depresi adalah obat-obat anti depresan. Obat-obat anti-depresan umumnya diberikan selama 6-12 minggu, dimulai dari dosis awal yang direkomendasikan (Tabel 1). Faktor terpenting dalam memilih antidepresan adalah efektifitas dan toleransi pasien terhadap obat tersebut. Antidepresan yang sering digunakan adalah:
Penghambat selektif serotonin/selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
SSRI adalah antidepresan generasi kedua. Obat ini merupakan obat pilihan utama untuk gangguan depresi karena efek samping minimal dan rendahnya resiko untuk overdosis. SSRI yang sering kali digunakan adalah:
- Fluoksetin
- Sertralin
- Paroksetin
- Fluvoksamin
- Citalopram
- Esitalopram

Penghambat serotonin dan norpeinefrin/serotonin norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI)
SNRI merupakan antidepresan generasi kedua dan umumnya digunakan pada pasien yang tidak menunjukkan respon terapi atau tidak dapat mentoleransi SSRI. SNRI yang umum digunakan adalah:
- Duloksetin
- Venlafaksin
- Desvenlafaksin
- Milnasipran
Antidepresan trisiklik/tricyclic antidepressants (TCA)
Merupakan antidepresan generasi satu. TCA umumnya digunakan pada pasien dengan depresi yang lebih berat atau yang tidak menunjukkan respon dengan terapi SSRI. Meskipun lebih efektif dibandingkan dengan anti depresan generasi kedua, TCA tidak rutin digunakan sebagai terapi lini utama karena banyaknya efek samping yang disebabkan karena aktifitas antikolinergik, seperti mulut kering, visus menurun, konstipasi, retensi urin, takikardia, delirium, halusinasi, overdosis, kejang, teratogenik, dan lainnya. Obat TCA yang paling umum digunakan adalah:
- Amitriptilin
- Imipramin
- Nortriptilin
Penghambat oksidase monoamin/monoamine oxidase inhibitor (MAOI)
MAOI merupakan obat antidepresan generasi pertama dan sudah sangat jarang digunakan karena dapat memicu aktivitas simpatis, hipertensi, dan reaksi dengan banyak bahan makanan. MAOI sebaiknya dihindari pemberiannya pada depresi dan tidak digunakan untuk pengobatan lini pertama. Pemberian MAOI sebaiknya dibawah pengawasan spesialis.
Anti-depresan lainnya
Anti-depresan golongan lain merupakan obat yang lebih baru. Beberapa contoh obat golongan ini adalah:
- Bupoprion: memiliki efek terapetik yang hampir sama dengan SSRI dengan efek samping yang lebih minimal
- Mitrazapin
- Nefazodon: tidak direkomendasikan karena efek hepatotoksisitas[5-7]
Selain anti depresan, obat-obat seperti anti-psikotik, anti-ansietas, atau mood stabilizer dapat diberikan apabila diperlukan.
Tabel 1. Rekomendasi Dosis Awal Anti-Depresan.
Nama Obat | Golongan | Dosis Awal | Availabilitas di Indonesia |
Sertraline | SSRI | 50 mg/hari | Ada |
Fluoksetin | 12.5 – 25 mg/hari | Ada | |
Sitalopram | 10 – 20 mg/hari | Ada | |
Esitalopram | 10 mg/hari | Ada | |
Paroksetin | 10 – 20 mg/hari | Ada | |
Fluvoksamin | 50 mg/hari | Ada | |
Venlafaksin | SNRI | 37.5 mg/hari | Ada |
Desvenlafaksin | 50 mg/hari | ||
Duloksetin | 30 mg/hari | Ada | |
Bupoprion | Lainnya | 75 – 150 mg/hari | |
Trazodone | 50 mg/hari | Ada | |
Amitriptilin | TCA | 25 – 50 mg/hari | Ada |
Clomipramine | 25 mg/hari | Ada | |
Imipramine | 25 – 50 mg/hari | Ada | |
Desipramin | 25 – 50 mg/hari | ||
Doksepin | 25 – 50 mg/hari | Ada | |
Nortriptilin | 25 mg/hari | Ada | |
Protriptilin | 10 mg/hari |
Psikoterapi
Psikoterapi dapat dilakukan sebagai upaya pengobatan lini utama ataupun kombinasi dengan antidepresan. Psikoterapi dilakukan pada pasien dengan gejala depresi ringan hingga sedang. Pasien yang tidak mengalami perbaikan gejala setelah 12 minggu menjalani psikoterapi harus diberikan anti-depresan. Metode psikoterapi yang umum dilakukan adalah:
Terapi kognitif dan perilaku/cognitive-behavioral therapy (CBT)
Terapi CBT untuk depresi meliputi strategi untuk mengubah cara pikir/kognitif pasien yang teridiri dari pendangan negatif terhadap diri sendiri, dunia, dan masa depan dan mengatur ulang perilaku, misalnya dengan penerapan jadwal aktivitas, dan sebagainya. CBT dapat dilakukan pada pasien dari seluruh kelompok usia. Pasien dengan CBT umumnya lebih jarang mengalami rekurensi.
Terapi interpersonal/Interpersonal therapy (IPT)
Psikoterapi dengan IPT umumnya berlangsung selama 16 sesi dan lebih mengutamakan hubungan interpersonal dan masalah personal yang meliputi: kedukaan/bereavement, konflik dengan pasangan, konflik dengan rekan kerja, konflik dengan teman terdekat, konflik dengan anggota keluarga, perubahan fase hidup (perceraian atau pensiun), dan kekurangan keterampilan sosial. IPT merupakan modalitas terapi yang efektif dan spesifik untuk gangguan depresif mayor pada pasien dewasa.
Psikoterapi lainnya
Metode psikoterapi lain yang dapat digunakan antara lain:
- Terapi psikodinamik
- Terapi integratif
- Terapi sistemik
Selain terapi farmakologi dan psikoterapi, dapat dilakukan perubahan gaya hidup dengan olah fisik, yoga, tai chi, akunputur, diet tinggi omega tiga.[5-7]