Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Norovirus general_alomedika 2021-08-02T15:39:26+07:00 2021-08-02T15:39:26+07:00
Norovirus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Diagnosis Norovirus

Oleh :
dr. Bianda Dwida
Share To Social Media:

Diagnosis gastroenteritis akibat norovirus secara definitif ditentukan melalui pemeriksaan molekular. Namun pada setting klinis terbatas, bisa digunakan kriteria diagnosis Kaplan atau melalui anamnesis.[2,4]

Anamnesis

Anamnesis riwayat pasien yang mencakup: onset, frekuensi, tipe, dan volume BAB, adanya darah,muntah, riwayat medikasi,kondisi penyerta serta pertanyaan epidemiologis.[5]

Gejala Norovirus muncul dalam 24 – 48 jam setelah ingesti patogen. Onset dapat terjadi secara mendadak atau bertahap, namun setiap episode terjadi secara singkat, selama 24 – 72 jam. Gejala yang mungkin terjadi adalah:

  • Mual muntah (profuse, tidak bercampur darah atau empedu)
  • Diare cair (tidak bercampur darah)
  • Kram perut
  • Nyeri kepala
  • Demam ringan (namun bisa juga mencapai 38,9 derajat Celcius)
  • Nyeri otot dan malaise[3]

Kriteria Kaplan adalah kriteria klinis dan epidemiologis pada setting klinis yang terbatas yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi wabah norovirus secara cepat. Penggunaan kriteria ini sudah dievaluasi pada tahun 2006 dan tetap bermanfaat dalam penegakan diagnosis.[2]

Kriteria Kaplan:

  1. Gejala muntah pada lebih dari separuh kasus simptomatik
  2. Rerata (atau median) periode inkubasi adalah 24 – 48 jam
  3. Rerata (atau median) durasi penyakit adalah 12 – 60 jam
  4. Tidak ditemukan isolated patogen bakteri pada kultur tinja[2]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda demam ringan, takikardia, dan kemungkinan hipotensi akibat kekurangan cairan. Selain itu tidak ditemukan adanya focal tenderness dan tanda peritoneal pada pameriksaan abdomen.[3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding gastroenteritis viral selain dari Norovirus, di antaranya adalah Rotavirus, Astrovirus, Enteric Adenovirus, dan Sapovirus.[6]

Tabel 1. Fitur klinis diare berdasarkan patogen

Patogen Fitur Klinis
Nyeri Abdomen Demam Bukti Inflamasi pada Tinja Mual, Muntah Heme pada Tinja BAB Berdarah
Shigella ++ ++ ++ ++ +/- +
Salmonella ++ ++ ++ + +/- +
Campylobacter ++ ++ ++ + +/- +
Yersinia ++ ++ + + + +
Norovirus ++ +/- - ++ - -
Vibrio +/- +/- +/- +/- +/- +/-
Cyclospora +/- +/- - + - -
Cryptosporidium +/- +/- + + - -
Giardia ++ - - + - -
E. hystolytica + + +/- +/- ++ +/-
C. difficile + + ++ - + +

E. coli yang memproduksi toksin Shiga

++ 0 0 + ++ ++

Ket: ++: sering; +: bisa terjadi; +/-: bervariasi; -: tidak biasa; 0: atipikal/seringkali tidak ada

(Sumber: World Gastroenterology Organisation Global Guidelines, 2012)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium biasanya tidak dilakukan secara rutin, kecuali pada kasus berat di mana terdapat ketidakseimbangan cairan, elektrolit, BUN, dan kreatinin.[3]

Pemeriksaan Molekuler

Pemeriksaan molekuler biasanya hanya tersedia di fasilitas kesehatan yang lengkap, namun pemeriksaan ini cukup penting untuk mempercepat identifikasi pada wabah serta mengurangi transmisi antar manusia, terutama pada populasi rentan.[2]

Pemeriksaan Feses

Pada pemeriksaan feses, tidak adanya leukosit tinja dan occult blood pada tinja dapat mengeksklusi adanya proses diare infeksi yang enteroinvasif. Kultur tinja juga bisa dilakukan untuk mengeksklusi infeksi bakteri seperti spesies Yersinia, Shigella, Salmonella, dan Campylobacter. Jika pasien merupakan wisatawan mancanegara, dapat dilakukan pemeriksaan telur, parasit, serta kultur tinja. Pada pasien imunokompromais, bisa dilakukan pemeriksaan tinja untuk Cyclospora, cytomegalovirus (CMV), Isospora, dan Cryptosporidium.[3]

Antigen Detection Immunoassay

Pemeriksaan ini mempunyai sensitivitas tinggi namun spesifisitas rendah karena reaktivitas dengan virus lain.[3]

Nucleic Acid Amplification

Pemeriksaan ini sangat sensitif dan spesifik. Sensitivitas RT-PCR adalah 1000 kali lebih besar dibanding enzyme-linked immunosorbent assay standar.[3]

Pencitraan

Pemeriksaan pencitraan untuk gastroenteritis sederhana tidak diperlukan. Namun pada pasien dengan gejala berat di mana dicurigai adanya akut abdomen atau pada pasien dengan penyakit penyerta seperti inflammatory bowel disease, maka pemeriksaan pencitraan seperti X-ray dan CT-Scan diperlukan.[3]

Referensi

2. Robilotti E, Deresinski S, Pinsky BA. Norovirus. Clin Microbiol Rev 2015;28:134–64. https://doi.org/10.1128/CMR.00075-14.
3. Khan ZZ. Norovirus. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/224225-overview
4. Desai AN. What Is Norovirus? | Gastroenterology | JAMA | JAMA Network 2019. https://doi.org/10.1001/jama.2019.15921.
5. Salam M, Lindberg G, Dite P, Khalif I, Salazar-Lindo E, Ramakrishna BS, et al. Prof. M. Farthing (Chair, United Kingdom) 2012:24.
6. Oude Munnink BB, van der Hoek L. Viruses Causing Gastroenteritis: The Known, The New and Those Beyond. Viruses 2016;8. https://doi.org/10.3390/v8020042.

Epidemiologi Norovirus
Penatalaksanaan Norovirus

Artikel Terkait

  • Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA dan Penerapannya di Indonesia
    Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA dan Penerapannya di Indonesia
  • Kontroversi Penggunaan Obat Antimotilitas dalam Penanganan Diare
    Kontroversi Penggunaan Obat Antimotilitas dalam Penanganan Diare
  • Terapi Cairan Intravena pada Anak
    Terapi Cairan Intravena pada Anak
  • Cairan Ringer Laktat vs Salin Normal untuk Diare dengan Dehidrasi pada Anak
    Cairan Ringer Laktat vs Salin Normal untuk Diare dengan Dehidrasi pada Anak
  • Prinsip Tata Laksana Diare pada Anak
    Prinsip Tata Laksana Diare pada Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
10 hari yang lalu
Terapi diare yang disertai hiperkalemia pada anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien anak usia 5 tahun dengan keluhan BAB cair 4x/hari sejak 1 hari yg lalu, muntah (-) demam (-). Pada hasil lab darah rutin...
dr.AFA
23 hari yang lalu
BAB cair selama 2 minggu pada bayi usia 8 bulan
Oleh: dr.AFA
1 Balasan
Siang dok, anak usia 8 bulan bb 8 kg, bab cair sejak 2 minggu yg lalu, sehari sekitar 5-6x bab, warnanya kuning/ hijau kadang berlendir. Tidak ada tanda...
dr. Sryita Charina Prety Sembiring
03 Januari 2023
Diare akut tanpa perbaikan
Oleh: dr. Sryita Charina Prety Sembiring
2 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien diare akut sejak 1 hari lalu, frekuensi 8x sejak pagi ini, feses air saja tanpa ampas, tidak disertai lendir maupun darah....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.