Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Norovirus general_alomedika 2021-08-02T15:37:37+07:00 2021-08-02T15:37:37+07:00
Norovirus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Patofisiologi Norovirus

Oleh :
dr. Bianda Dwida
Share To Social Media:

Patofisiologi norovirus adalah transmisi virus melalui rute fekal-oral, aerosol, dan kontaminasi, yang kemudian dapat menyebabkan gastroenteritis dengan manifestasi berupa diare, mual, dan muntah. Masa inkubasi 1 – 2 hari dan gejala berlangsung 1 – 3 hari. Norovirus mencetuskan kerusakan pada vili usus halus yang menyebabkan malabsorbsi.[2,3]

Norovirus sangat menular. Norovirus dapat menginfeksi hanya dengan 10 virion, yang menyebabkan penyakit pada 50% individu yang terinokulasi. Virus ini sangat stabil di lingkungan. Selain itu, Norovirus juga tahan pada suhu dingin, panas (hingga 60 derajat Celcius), desinfeksi dengan klorin, kondisi asam, cuka, alkohol, cairan antiseptic, dan konsentrasi gula tinggi.[3]

Patogenesis Norovirus

Mode transmisi norovirus utamanya adalah melalui rute fekal-oral, seperti halnya gastroenteritis, selain itu beberapa mode lain yang terlaporkan adalah melalui aerosol partikel virus pada vomitus, melalui kontaminasi (makanan, air, dan lingkungan). Dalam beberapa penelitian, masing-masing genotipe Norovirus dikaitkan dengan mode transmisi tertentu. Masa inkubasi adalah sekitar 1 – 2 hari, dan gejala berlangsung 1 – 3 hari (lebih lama pada individu imunokompromais misalnya pada pasien HIV). Peluruhan virus (viral shedding) terjadi hingga 3 minggu setelah infeksi.[2,3]

Infeksi Norovirus mempunyai ciri khas adanya kerusakan pada microvilli usus halus. Pada pemeriksaan mikroskopis, vili menjadi lemah, meskipun mukosa dan epitel tetap utuh. Diare diinduksi oleh malabsorpsi D-xylose dan lemak, dengan disfungsi enzim pada brush border, disertai leak flux dan sekresi anion. Gejala muntah berkaitan dengan perubahan yang dimediasi virus pada motilitas gaster dan pengosongan lambung tertunda. Tidak ada lesi histopatologi pada mukosa gaster pasien yang terinfeksi. Norovirus tidak menginvasi kolon, sehingga leukosit fekal biasanya tidak ada, dan jarang menyebabkan hematochezia.[3]

Referensi

2. Robilotti E, Deresinski S, Pinsky BA. Norovirus. Clin Microbiol Rev 2015;28:134–64. https://doi.org/10.1128/CMR.00075-14.
3. Khan ZZ. Norovirus. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/224225-overview

Pendahuluan Norovirus
Etiologi Norovirus

Artikel Terkait

  • Efektivitas dan Keamanan Ondansetron pada Gastroenteritis Anak
    Efektivitas dan Keamanan Ondansetron pada Gastroenteritis Anak
  • Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA dan Penerapannya di Indonesia
    Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA dan Penerapannya di Indonesia
  • Kontroversi Penggunaan Obat Antimotilitas dalam Penanganan Diare
    Kontroversi Penggunaan Obat Antimotilitas dalam Penanganan Diare
  • Penggunaan Racecadotril untuk Penanganan Diare Akut pada Anak
    Penggunaan Racecadotril untuk Penanganan Diare Akut pada Anak
  • Cairan Ringer Laktat vs Salin Normal untuk Diare dengan Dehidrasi pada Anak
    Cairan Ringer Laktat vs Salin Normal untuk Diare dengan Dehidrasi pada Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
8 hari yang lalu
Farmakoterapi untuk nyeri perut/ melilit pada kasus diare pada anak usia 4 tahun
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodok, izin berdiskusi. Ada kasus anak perempuan berusia 4 tahun dengan BB 24kg mengalami BAB cair sebanyak >5x sejak 1 hari SMRS setelah mengonsumsi...
Anonymous
9 hari yang lalu
Pasien usia 60 tahun dengan diare
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Izin bertanya sejawat sekalian. Pasien 60 thn datang ke puskesmas dg keluhan diare 6x tidak lendir darah, mual, dan nyeri perut sejak 1 hari smrs. Pmx fisik...
Anonymous
13 hari yang lalu
Antibiotik untuk diare berlendir
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, mengingat sulit untuk mengetahui penyebab pasti bakteri pada pasien dengan diare berlendir, apa golongan antibiotik yang cukup mumpuni untuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.