Pendahuluan Giardiasis
Giardiasis adalah infeksi saluran pencernaan oleh protozoa ekstraselular Giardia intestinalis (sinonim: Giardia lamblia atau Giardia duodenalis). Penularan giardiasis terutama melalui konsumsi air dan makanan yang terkontaminasi dengan kista Giardia yang keluar bersama tinja pasien atau hewan yang terinfeksi.[1-3]
Giardiasis paling banyak ditemukan di negara berkembang dengan higienitas personal dan sanitasi lingkungan yang buruk. Prevalensi giardiasis di negara berkembang berkisar antara 20-30%, sedangkan di negara-negara maju sebesar 2-7%. Mortalitas jarang ditemukan pada kasus giardiasis. Risiko mortalitas dapat meningkat pada pasien bayi, lansia, atau malnutrisi akibat komplikasi dehidrasi.[2,4,5]
Giardia intestinalis memiliki 2 stadium hidup di dalam tubuh manusia, yakni trofozoit dan kista. Bentuk trofozoit Giardia intestinalis menempel pada epitel usus halus dan menimbulkan berbagai kelainan seperti perubahan vili usus, pelepasan zat sitopatik, perubahan mikrovili dan defisiensi enzim brush border, hingga apoptosis enterosit. Perubahan yang ditimbulkan Giardia intestinalis tersebut menyebabkan peningkatan permeabilitas usus, hipersekresi anion dan cairan ke usus, gangguan motilitas usus, serta malabsorpsi.[1,2,6]
Sebagian besar infeksi Giardia intestinalis bersifat asimtomatik atau bermanifestasi klinis ringan. Gejala giardiasis yang umum ditemukan antara lain diare cair akut dan kronis, steatore, nyeri perut, mual, flatulensi, dan malaise. Walaupun jarang, dapat juga ditemukan demam, lesi kulit, dan arthritis reaktif. Diagnosis giardiasis adalah melalui penemuan kista atau trofozoit Giardia intestinalis pada pemeriksaan feses mikroskopik.[2,4,6]
Giardiasis pada pasien dengan manifestasi klinis ringan umumnya bersifat self-limited, namun medikamentosa diberikan untuk memutus mata rantai penularan, mempercepat masa penyembuhan, dan mencegah terjadinya komplikasi jangka panjang. Medikamentosa yang efektif digunakan untuk penatalaksanaan giardiasis adalah metronidazole, tinidazole, nitazoxanide, dan albendazole. Penanganan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit dilakukan seperti pada pasien diare.[2,5,7]
Komplikasi akut yang dapat timbul akibat giardiasis adalah dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Komplikasi jangka panjang pada pasien bisa berupa malabsorpsi, malnutrisi, penurunan berat badan, irritable bowel syndrome, sindrom kelelahan kronis, alergi makanan, dan retinopati.[2,6,8]