Pendahuluan Shigellosis
Shigellosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Shigella sp yang akan menimbulkan gejala disentri disertai nyeri perut dan tenesmus. Shigellosis banyak ditemukan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. [1-3]
Sebelum gejala disentri muncul, pasien biasanya akan mengalami demam, malaise, dan penurunan nafsu makan. Gejala ini terjadi 1 – 4 hari pasca paparan. [1]
Shigella sp. ditularkan melalui jalur fekal-oral dan tidak membutuhkan jumlah organisme yang banyak untuk menyebabkan penyakit (dosis infeksius hanya 10 – 200 organisme). Bakteri ini juga lebih tahan terhadap asam lambung. [1,4,5]

Diagnosis shigellosis perlu dicurigai pada individu dengan demam dan diare berair, terutama diare yang berdarah atau mengandung mukus. Diagnosis pasti ditegakkan dengan kultur feses atau pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Akan tetapi, kedua pemeriksaan tersebut seringkali tidak dilakukan kecuali pada kasus berat. [1]
Tatalaksana shigellosis berfokus pada rehidrasi, baik melalui oral maupun intravena; pemberian antibiotik, dan suplementasi zinc. Berdasarkan panduan World Health Organization (WHO), antibiotik yang disarankan adalah ciprofloxacin, pivmesilinam, ceftriaxone, atau azythromycin. [1,5]