Penatalaksanaan Norovirus
Penatalaksanaan gastroenteritis akibat norovirus adalah suportif, seperti terapi hidrasi dan koreksi elektrolit. Selain itu, bisa diberikan agen antiemetik dan antimotilitas jika diperlukan.[2]
Pada pasien dengan gejala yang menetap, terutama neonatus, lansia, dan pasien imunokompromais, diperlukan terapi yang spesifik. Namun sejauh ini belum ditemukan terapi yang efektif.[2]
Menurut Kemenkes RI, prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yaitu dengan rehidrasi, suplementasi seng, teruskan ASI dan makanan, antibiotik selektif, dan edukasi.[7, 8]
Berobat Jalan
Kebanyakan pasien dapat dirawat sendiri di rumah dengan cukup beristirahat dan menjaga asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.[4]
Persiapan Rujukan
Pada pasien dengan dehidrasi berat, dianjurkan untuk dirawat inap untuk pemasangan infus.[4]
Tabel 2. Penilaian status hidrasi menggunakan ‘Metode Dhaka’.
Penilaian | Plan A | Plan B | Plan C |
1. Kondisi umum 2. Mata 3. Mukosa 4. Haus 5. Nadi radialis
6. Turgor kulit | Normal Normal Normal Normal Normal
Normal | Rewel / tidak aktif* Cowong / cekung Kering Haus Low volume*
Kurang | Lethargi / koma* - - Tidak bisa minum* Tidak ada / tidak bisa diperiksa* - |
Diagnosis | Tidak ada dehidrasi | Dehidrasi sedang Setidaknya ada 2 tanda, termasuk setidaknya tanda dengan bintang (*) | Dehidrasi berat Tanda dehidrasi sedang ditambah salah satu tanda dengan bintang (*) |
Terapi | Cegah dehidrasi
Ulangi penilaian berkala | Rehidrasi dengan larutan ORS, kecuali jika tidak bisa minum sama sekali Ulangi penilaian sering | Rehidrasi dengan cairan infus iv line dan ORS
Ulangi penilaian lebih sering |
Sumber: World Gastroenterology Organisation Global Guidelines, 2012
Medikamentosa
Pemberian antibiotik tidak efektif pada infeksi Norovirus.[4]
Terapi Suportif
Terapi pada Norovirus mencakup:
- Penggantian cairan dan elektrolit (cairan rehidrasi oral)
- Resusitasi cairan intravena dan elektrolit (cairan salin normal)
- Antiemetik: untuk meredakan mual dan muntah
- Analgesik: untuk meredakan nyeri otot dan nyeri kepala
- Agen antiperistaltik: perlu dihindari untuk diare infeksius, namun bisa dipertimbangkan pada pasien dengan diare berat[3]