Diagnosis Leptospirosis
Diagnosis leptospirosis ditegakkan dengan menanyakan riwayat penyakit, menilik faktor risiko seperti terpapar air lingkungan yang terkontaminasi, gambaran klinis, pemeriksaan fisik, dan tes diagnostik.
Anamnesis
Riwayat penyakit yang harus ditanyakan pada anamnesis adalah :
- Riwayat bepergian ke daerah yang sedang mengalami kejadian luar biasa, atau banyak kasus leptospirosis
- Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan paparan
- Terpapar urine hewan pengerat yang terkontaminasi Leptospira
Leptospirosis disebutkan sebagai penyakit bifasik, atau memiliki fase bifasik, yaitu fase septikemia dan fase imun
Fase Pertama: Akut Atau Septikemia
Pada fase pertama atau fase akut atau septikemia dapat ditemukan gejala klasik yang berkembang selama 3 sampai 7 hari. Gejala ini adalah :
- Demam, dengan suhu tubuh 38-40 C, biasanya terjadi secara mendadak
- Menggigil
- Nyeri khas pada otot betis, dan lumbal
-
Konjungtiva memerah, disebut sebagai kemosis konjungtiva (conjunctival suffusion)
- Fotofobia
- Nyeri retro-orbital
- Sakit kepala
Gejala lain yang dapat menyertai, seperti:
- Mual, muntah, diare
- Anoreksia, nyeri abdomen
- Batuk kering
- Faringitis
- Bercak kemerahan pada kulit yang tidak gatal
Setelah fase pertama, penderita mungkin tampaknya seakan-akan sembuh dalam kurun waktu tertentu, namun kemudian akan jatuh dalam fase selanjutnya yang lebih berat/parah.
Fase Kedua: Ikterik atau Penyakit Weil’s
Fase Kedua atau fase ikterik atau Penyakit Weil’s berkembang selama 3-30 hari, ditandai dengan :
- Ikterus
- Batuk dengan atau tanpa darah
- Manifestasi perdarahan, seperti petekie, epistaksis, gusi berdarah, melena, hematokesia
- Iritasi meningeal
- Urine sedikit, atau tidak ada
- Sesak napas
- Ruam kulit
- Penderita mengalami komplikasi kegagalan fungsi multipel organ [1, 13]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada fase akut biasanya mendapatkan betis terasa nyeri ketika palpasi kuat.
Pada fase ikterik bisa didapatkan :
- Kesadaran menurun
- Tampak kulit ikterik
- Pada palpasi, hepar dapat teraba
- Dapat terjadi gagal ginjal dengan oliguria, atau anuria
- Gambaran hemoragik, seperti hematemesis, melena
- Sindrom inflamasi sistemik
- Aritmia jantung
- Syok
Masa Konvalesen
Apabila penderita dapat bertahan hidup melewati fase ikterik, maka akan masuk kedalam masa penyembuhan, berkisar 15-30 hari, pada masa ini terjadi perbaikan kesadaran. Ikterus memudar lalu menghilang, tekanan darah kembali normal, dan produksi urine kembali normal.
Diagnosis Banding
Leptospirosis dapat didiagnosis banding dengan penyakit infeksi tropis lainnya, seperti:
- Demam Dengue, atau DHF
- Chikungunya
- Demam Tifoid
- Demam Kuning
- Hepatitis A
- Malaria
Penyakit ini juga bisa didiagnosis banding dengan infeksi zoonosis lainnya seperti Brucellosis, Hantavirus Pulmonary Syndrome, dan Q fever. Ataupun penyakit infeksi lain, seperti:
- Meningitis
- Sepsis
- Mononukleosis
- Pankreatitis
- Kolangitis dan Kolesistitis
- Infeksi enterovirus
- Infeksi primer HIV
- Infeksi Rickettsial
- Demam virus hemoragik
- Campak
- Rubella
Diagnosis banding yang mungkin adalah penyakit imun penyebab penyakit gingal seperti Goodpasture disease, penyakit Kawasaki, ataupun hepatitis akut karena induksi toksin [15]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis leptospirosis adalah pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan serologis dan urinalisis.
IgM Antibodi
IgM antibodi dengan menggunakan ELISA, rapid diagnostic test akan terdeteksi positif selama fase imun. Umumnya, digunakan untuk diagnosis dini
Tes Aglutinasi Mikroskopik (MAT)
Tes aglutinasi mikroskopik (MAT) direkomendasikan bilamana ada kecurigaan klinis Leptospirosis. Pemeriksaan ini mendeteksi adanya antibodi terhadap antigen Leptospira spp. Kenaikan serum 4 kali lipat antara fase akut dan konvalesen dengan interval 2 minggu, menandakan positif terjangkit Leptospira
Polymerase Chain Reaction (PCR)
Polymerase chain reaction (PCR) digunakan untuk deteksi DNA organisme. Hasil positif apabila sampel diambil dalam masa 7-10 hari pertama penderita mengalami simtom
Kultur Darah, Urine, Atau Cairan Serebrospinal
Kultur darah, urine, atau cairan serebrospinal akan mengisolasi Leptospira spp dari sampel klinis (saluran genital, ginjal, urine) memiliki sensitivitas diagnostik yang rendah, karena memerlukan teknik keahlian spesialistik.
Hasil positif apabila sampel diambil dalam masa 7-10 hari pertama penderita mengalami simtom. Di samping itu, hasilnya memerlukan waktu lama sehingga pengobatan penderita dapat tertunda
Tes Darah Lengkap
Pada tes darah lengkap akan didapatkan:
- Lekosit dengan kadar yang tinggi
-
Terdapat trombositopenia <100.000 sel/mm, namun tanpa disseminated intravascular coagulation (DIC)
- Neutrofilia relatif >80% dengan limfopenia
- Bilirubin >2 mg%
- Tes fungsi hati: peningkatan SGPT
- Tes enzim kreatinin fosfokinase, terjadi peningkatan
Urinalisis
Pada urinalisis bisa didapatkan proteinuria, piuria, hematuria, dan bisa didapatkan kristal hialin, atau granular selama fase awal/akut penyakit.
Pemeriksaan Lapangan Gelap
Pemeriksaan lapangan gelap (darkfield examination) melakukan visualisasi langsung terhadap adanya spirochaeta pada sampel darah, atau urine. Hasil pemeriksaan ini akan positif selama fase awal/akut penyakit. Namun, pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah [7, 16, 17]