Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Leptospirosis irfan 2022-01-21T13:27:00+07:00 2022-01-21T13:27:00+07:00
Leptospirosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Leptospirosis

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan mengenai leptospirosis atau Weil’s disease perlu meliputi hewan vektor yang harus dihindari seperti tikus, faktor risiko yang perlu dijauhi seperti air banjir atau tanah kotor yang dicurigai terkontaminasi urine hewan, dan cara penularan penyakit. Mayoritas leptospirosis terjadi pada lingkungan dengan sanitasi yang buruk.[1,5,6,8,9]

Edukasi Pasien

Edukasi yang harus dijelaskan kepada pasien maupun keluarga pasien leptospirosis ringan yang dirawat jalan adalah pasien perlu minum obat sesuai anjuran dokter dan pasien harus segera menemui dokter apabila ditemukan gejala fase ikterik. Contoh gejala yang dimaksud adalah mata kuning, badan lemah, kulit pucat, dan demam tinggi.

Pasien dan keluarga juga harus mendapatkan penjelasan mengenai risiko komplikasi, terapi yang diperlukan seperti antibiotik oral doksisiklin atau antibiotik intravena sesuai derajat keparahan penyakit, dan kemungkinan prognosis.[1,5,6,8,9]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Edukasi dan promosi kesehatan pada masyarakat bisa berupa peningkatan kesadaran  untuk perilaku hidup sehat dan bersih. Leptospirosis berkembang pada lingkungan dengan sanitasi yang buruk.

Contoh edukasi yang bisa diberikan adalah anjuran untuk mencuci tangan dan kaki dengan sabun bila terpapar air atau tanah kotor, menyimpan makanan dan minuman dengan aman, menggunakan alas kaki, membersihkan lingkungan sekitar, dan tidak membuang sampah sembarangan untuk mencegah banjir.

Selain itu, penggunaan sepatu boot atau sepatu karet dengan ukuran tinggi, sarung tangan, dan pakaian pelindung juga diperlukan pada seseorang yang berisiko tinggi, misalnya petugas kebersihan.[5,8,9]

Pembasmian sarang tikus di area perumahan maupun perkantoran juga merupakan langkah penting untuk memutus rantai penyebaran. Pengendalian tikus dapat berupa intervensi mekanik dengan memasang perangkap tikus atau intervensi kimiawi seperti umpan beracun. Selain itu, ada juga pengendalian tikus secara biologis dengan parasit, patogen, dan predator.[5,8,9]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Riawati

Referensi

1. Wang S, Stobart GMA, Dunn N. Leptospirosis. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441858/
5. WHO. Leptospirosis: WHO recommended standards and strategies for surveillance, prevention and control of communicable diseases. 2017. http://www.who.int/zoonoses/diseases/leptospirosis/en/.
6. Widjajanti W. Epidemiologi, diagnosis, dan pencegahan leptospirosis. Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases. 2020;5(2):62-68. https://doi.org/10.22435/jhecds.v5i2.174
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pengendalian Leptospirosis. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2017. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/Buku_Petunjuk_Teknis_Pengendalian_Leptospirosis.pdf
9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kenali Bahaya Leptospirosis dan Pencegahannya. Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat. 2020. https://promkes.kemkes.go.id/kenali-bahaya-leptospirosis-dan-pencegahannya

Prognosis Leptospirosis
Diskusi Terkait
dr. Alain Raymond Elroy
26 April 2021
Pengobatan seperti apa yang tepat untuk pasien leptospirosis - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr. Alain Raymond Elroy
1 Balasan
Alo dr. Robert Sinto,Sp. PD-KPTIdok mau bertanya, bagaimana pengobatan leptospirosis pada pasien alergi penicillin atau bila obat tersebut tidak ada, apakah...
dr. Infithaar
02 Januari 2020
Pemberian profilaksis antibiotik untuk leptospirosis
Oleh: dr. Infithaar
2 Balasan
Alo dok, saya ingin bertanya mengenai antibiotik profilaksis leptospira. Untuk resiko sedang (terdapat riwayat terkena banjir luka/lesi) apakah antibiotik...
dr. Astari Rahma Dewi
03 Desember 2019
Penanganan kasus digigit tikus
Oleh: dr. Astari Rahma Dewi
1 Balasan
Dok maaf mau menanyakan sebenarnya prosedur yg benar dalam penanganan kasus akibat digigit tikus seperti apa ya? Terima kasih

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.