Penatalaksanaan Leptospirosis
Penatalaksanaan leptospirosis bertujuan untuk memberantas kuman penyebab dengan pemberian antibiotika, dan menyelamatkan hidup penderita yang mengalami kerusakan organ, dengan memberikan terapi suportif yang agresif.
Pasien dengan suspek Leptospirosis, namun keadaan umum dan kesadaran masih baik, dapat berobat jalan, namun tetap di edukasi untuk observasi di rumah mengenai tanda-tanda jatuh kedalam fase kedua, untuk segera dibawa ke rumah sakit.
Pasien dengan suspek Leptospirosis dengan keadaan umum tampak sakit, dirujuk ke rumah sakit, yang memiliki fasilitas ICU.
Persiapan rujukan ke rumah sakit
Pasien yang datang dalam keadaan ikterik, atau dalam fase anikterik, namun keadaan umum tidak baik, tampak sangat sakit harus dirujuk ke rumah sakit dengan dilakukan pemasangan IV line dua jalur dengan kanula. Pada prinsipnya, pasien memerlukan terapi antibiotika dan suportif. Berikan dosis awal antibiotika sedini mungkin.
Medikamentosa
Meski masih kontroversi, pemberian antibiotika perlu diberikan sedini mungkin .
Doksisiklin
Doksisiklin dapat diberikan pada leptospirosis ringan. Dosis doksisiklin 100 mg, 2 x sehari selama 7 hari, biasanya akan menurunkan tingkat keparahan dan lamanya penyakit pada fase anikterik.
Pada pasien dalam keadaan ikterik, obat diberikan secara intravena. Dosis yang diberikan 10 mg/kgBB, dalam 2 hari dapat membasmi kuman leptospira dalam darah dan jaringan, kecuali kuman yang bersarang pada hepar yang memerlukan waktu 3 hari untuk dibasmi. Obat sebaiknya diberikan selama 7-10 hari dalam fase ikterik tersebut. Namun obat ini tidak direkomendasikan untuk anak usia <8 tahun. [7, 19]
Penisilin
Penisilin diberikan kepada penderita Leptospirosis berat. Namun pemberiannya dianjurkan sedini mungkin, setidaknya kurang dari 4 hari setelah onset simtom.
Dosis 6 juta unit per hari, dengan pemberian satu juta unit tiap 4 jam secara intravena selama 7 hari, biasanya akan menurunkan lamanya demam Namun pada pasien dengan riwayat alergi penisilin, dapat diganti dengan sefalosporin generasi ke-3. [20]
Cefriaxone
Ceftriaxone adalah golongan sefalosporin generasi ke-3, berspektrum luas, dilaporkan efektif mengobati pasien dengan leptospirosis berat. Dosis dewasa 1 gram, sekali sehari, diberikan secara intravena atau intramuskular. [21, 22]
Kortikosteroid
Kortikosteroid diberikan pada pasien yang mengalami leptospirosis berat dengan komplikasi gagal ginjal yang tidak memerlukan dialisis. Pemberian dini metilprednison secara intravena pernah dilaporkan berhasil menyembuhkan pasien dengan leptospirosis paru.
Pada kasus pasien dengan gagal ginjal akut, pemberian kortikosteroid pernah dilaporkan berhasil.
Pada kasus leptospirosis uveitis, dapat diberikan tetes mata kortikosteorid untuk meredakan inflamasi
Metilprednisolon, dosis 30 mg/kgBB per hari, tidak melebihi 1500 mg, biasanya diberikan selama 7 hari [8, 23]
Terapi Suportif
Terapi suportif yang dapat diberikan antara lain:
- Cairan dan elektrolit: pasien dipastikan bahwa tubuhnya cukup hidrasi, elektrolitnya seimbang, dan bilamana terjadi koagulopati, dikoreksi
- Bantuan ventilasi: pasien yang menderita gangguan paru, dengan atau tanpa perdarahan, mungkin membutuhkan ventilasi secara mekanik
- Dialisis: pasien yang mengalami gagal ginjal akut mungkin perlu menjalani dialisis pada kasus penyakit yang berat, seperti terjadinya kelebihan cairan, asidosis, dan hiperkalemia
- Monitoring jantung: untuk deteksi dini timbulnya aritmia sekunder
-
Transfusi darah: penderita dengan sindrom Weil, mungkin memerlukan transfusi darah dengan jenis whole blood, trombosit, atau keduanya
- Tetes Mata: tetes mata kortikosteroid telah digunakan untuk mengurangi inflamasi pada mata
-
Plasma exchange: pernah dilaporkan adanya perbaikan cepat akan bilirubin, fungsi jantung, dan paru, pada penderita leptospirosis dengan sepsis berat, yang juga mengalami kerusakan/kegagalan multi organ [8, 19, 23-25]