Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Leptospirosis irfan 2022-01-21T13:28:17+07:00 2022-01-21T13:28:17+07:00
Leptospirosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Leptospirosis

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Leptospirosis atau Weil’s disease adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. Manusia umumnya terinfeksi bakteri ini melalui paparan dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui paparan dengan air dan tanah yang terkontaminasi oleh cairan tubuh hewan. Port de entry bakteri ini pada manusia dapat berupa luka pada kulit, membran mukosa, dan konjungtiva.

Penyakit ini dapat menyebabkan gejala ringan mirip flu tetapi juga dapat menimbulkan gejala berat seperti multiorgan failure dan kematian. Manifestasi klinis umumnya adalah demam menggigil, nyeri otot, sakit kepala, dan sufusi konjungtiva (warna kemerahan pada konjungtiva). Pada kondisi lebih berat, leptospirosis dapat menyebabkan jaundice, disfungsi ginjal, nekrosis hati, disfungsi paru, dan meningitis.[1-4,6]

Leptospirosis-min

Diagnosis leptospirosis dapat ditegakkan melalui manifestasi klinis penyakit dan melalui riwayat paparan dengan cairan tubuh hewan atau air dan tanah yang terkontaminasi. Paparan umumnya terjadi di area yang mengalami banjir. Polymerase chain reaction (PCR), pemeriksaan serologi, dan kultur dapat dilakukan tetapi tidak selalu tersedia. Bila manifestasi klinis dan riwayat kontak sudah jelas, pemberian terapi empiris tidak boleh ditunda untuk menunggu hasil tes.[1-6,8,9]

Penatalaksanaan leptospirosis ringan umumnya bersifat suportif karena penyakit ini dapat bersifat self-limiting. Namun, untuk leptospirosis yang bergejala berat, pemberian antibiotik disarankan. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan mengedukasi masyarakat untuk menghindari kontak dengan air dan tanah yang terkontaminasi. Selain itu, pemerintah dapat membuat regulasi pembasmian tikus dan vaksinasi hewan.[6,8-10,13]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Riawati

Referensi

1. Wang S, Stobart GMA, Dunn N. Leptospirosis. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441858/
2. Pothukuchi VK, Ahmed S, Reddy KV. A case report of Weil's disease. Journal of Dr. NTR University of Health Sciences. 2018;7:233.10.4103/2277-8632.241282.
3. Jiménez JIS, Marroquin JLH, Richards GA, Amin P. Leptospirosis: Report from the task force on tropical diseases by the World Federation of Societies of Intensive and Critical Care Medicine. J Crit Care. 2018 Feb;43:361-365.
4. Russell CD, Jones ME, O'Shea DT, et al. Challenges in the diagnosis of leptospirosis outwith endemic settings: a Scottish single centre experience. J R Coll Physicians Edinb. 2018 Mar;48(1):9-15.
5. WHO. Leptospirosis: WHO recommended standards and strategies for surveillance, prevention and control of communicable diseases. 2017. http://www.who.int/zoonoses/diseases/leptospirosis/en/.
6. Widjajanti W. Epidemiologi, diagnosis, dan pencegahan leptospirosis. Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases. 2020;5(2):62-68. https://doi.org/10.22435/jhecds.v5i2.174
7. Munoz-Zanzi C, Groene E, Morawski BM, et al. A systematic literature review of leptospirosis outbreaks worldwide, 1970–2012. Rev Panam Salud Publica. 2020;44:e78. https://doi.org/10.26633/RPSP.2020.78
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pengendalian Leptospirosis. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2017. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/Buku_Petunjuk_Teknis_Pengendalian_Leptospirosis.pdf
9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kenali Bahaya Leptospirosis dan Pencegahannya. Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat. 2020. https://promkes.kemkes.go.id/kenali-bahaya-leptospirosis-dan-pencegahannya
10. CDC. Leptospirosis fact sheet for clinicians. 2018. https://www.cdc.gov/leptospirosis/pdf/fs-leptospirosis-clinicians-eng-508.pdf
11. Zida S, Kania D, Sotto A, et al. Leptospirosis as cause of febrile icteric illness, Burkina Faso. Emerg Infect Dis. 2018;24(8):1569–72.
12. Maze MJ, Cash-Goldwasser S, Rubach MP, et al. Risk factors for human acute leptospirosis in Northern Tanzania. PLoS Negl Trop Dis. 2018;12(6):e0006372.
13. Medscape. Leptospirosis. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/220563-overview

Patofisiologi Leptospirosis
Diskusi Terkait
dr. Alain Raymond Elroy
26 April 2021
Pengobatan seperti apa yang tepat untuk pasien leptospirosis - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr. Alain Raymond Elroy
1 Balasan
Alo dr. Robert Sinto,Sp. PD-KPTIdok mau bertanya, bagaimana pengobatan leptospirosis pada pasien alergi penicillin atau bila obat tersebut tidak ada, apakah...
dr. Infithaar
02 Januari 2020
Pemberian profilaksis antibiotik untuk leptospirosis
Oleh: dr. Infithaar
2 Balasan
Alo dok, saya ingin bertanya mengenai antibiotik profilaksis leptospira. Untuk resiko sedang (terdapat riwayat terkena banjir luka/lesi) apakah antibiotik...
dr. Astari Rahma Dewi
03 Desember 2019
Penanganan kasus digigit tikus
Oleh: dr. Astari Rahma Dewi
1 Balasan
Dok maaf mau menanyakan sebenarnya prosedur yg benar dalam penanganan kasus akibat digigit tikus seperti apa ya? Terima kasih

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.