Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kanker Lambung general_alomedika 2022-12-27T13:35:17+07:00 2022-12-27T13:35:17+07:00
Kanker Lambung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kanker Lambung

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Diagnosis kanker lambung sering terlambat ditegakkan karena gejala yang dirasakan pasien sering kali tidak spesifik dan tidak terlihat tanda yang jelas hingga mencapai stadium lanjut. Biopsi merupakan modalitas utama untuk mendeteksi sel kanker. Selain itu, perlu dilakukan penentuan stadium kanker lambung dengan endoskopi agar penatalaksanaan yang sesuai dapat diberikan.[19]

Anamnesis

Pada umumnya, pasien bersifat asimtomatik saat onset penyakit dan baru mengeluhkan gejala saat kanker lambung sudah mencapai stadium lanjut. Gejala yang umum dikeluhkan oleh pasien kanker lambung adalah penurunan berat badan, nyeri perut yang persisten, disfagia, hematemesis, anoreksia, mual muntah, kehilangan nafsu makan, dan dispepsia.

Riwayat konsumsi obat-obatan jangka panjang, yaitu proton pump inhibitor (PPI), seperti omeprazole; aspirin; dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat ditanyakan sebagai petunjuk kemungkinan diagnosis lain.[1,4,8,20]

Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda fisik umumnya ditemukan apabila penyakit sudah berada dalam stadium lanjut. Dari pemeriksaan fisik abdomen, dapat ditemukan perut yang membesar, terabanya massa abdomen, hepatomegali, dan splenomegali.

Selain itu, dapat ditemukan juga tanda penyebaran limfatik, seperti Virchow’s node (adenopati supraklavikula kiri), Sister Mary Joseph node (nodul periumbilikal), dan Irish node (nodul aksilaris kiri). Temuan Blumer shelf, yaitu tumor yang seperti rak pada dinding rektum, juga dapat ditemukan.

Beberapa pasien mengalami penurunan berat badan dan beberapa pasien lain mungkin datang dalam keadaan pucat atau anemis akibat melena. Sindrom paraneoplastik seperti dermatomiositis, acanthosis nigricans, dan erythema circinatum identik dengan prognosis yang buruk.[1,4,19]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding kanker lambung dapat meliputi penyakit yang bermanifestasi sebagai gejala saluran pencernaan, yaitu nyeri perut, anoreksia; serta gejala hematemesis atau melena. Diagnosis kanker lambung adalah penyakit-penyakit berikut ini.[1,4]

Gastritis

Gastritis terjadi akibat inflamasi pada mukosa lambung, di mana penyebabnya dapat sama dengan kanker lambung, yaitu Helicobacter pylori. Gejala gastritis hampir menyerupai kanker lambung, yaitu nyeri perut/epigastrik, mual muntah, dan penurunan nafsu makan. Pemeriksaan endoskopi dapat menentukan perubahan mukosa lambung yang terjadi apakah mengarah ke gastritis atau keganasan.[1]

Ulkus Peptikum

Karakteristik ulkus peptikum adalah diskontinuitas lapisan dalam saluran cerna akibat sekresi asam lambung. Umumnya, munculnya keluhan pada ulkus peptikum berkaitan dengan jam makan. Endoskopi dapat menegakkan diagnosis.[21]

Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah inflamasi pada lambung dan usus kecil, biasanya disebabkan oleh rotavirus, yang sering bermanifestasi sebagai diare dan mual muntah. Pemeriksaan feses dapat menegakkan penyakit ini dan menunjukkan etiologi yang terlibat.[22]

Kanker Esofagus

Kanker esofagus sering kali disebabkan oleh merokok, konsumsi alkohol yang berlebih, serta diet rendah serat. Gejala kanker esofagus adalah disfagia, kakeksia, penurunan berat badan, hematemesis, dan melena. Diagnosis kanker esofagus dapat ditegakkan melalui endoskopi dan biopsi.[23]

Pemeriksaan Penunjang

Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang efektif untuk mendiagnosis dan menentukan stadium kanker lambung. Selain itu, beberapa pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan darah dan radiologis dilakukan untuk menilai fungsi organ dan keadaan pasien sebagai pertimbangan untuk pemberian terapi. Endoskopi dan pemeriksaan histopatologis dengan biopsi merupakan baku emas diagnosis kanker lambung dan menjadi penentu modalitas dan regimen terapi.[24,25]

Biopsi dengan Endoskopi

Selain sebagai alat diagnostik, pemeriksaan endoskopi juga dilakukan sebagai skrining kanker lambung, terutama pada negara-negara dengan tingkat insidensi yang tinggi. Endoskopi memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang baik untuk mendiagnosis kanker lambung. Endoskopi memberikan visualisasi yang jelas dan dapat menentukan lokasi dan luas tumor, serta diagnosis histopatologis yang lebih akurat, yang nantinya akan dipakai untuk menentukan stadium dan terapi.

Kekurangan dari prosedur ini adalah pengoperasiannya tergantung pada keterampilan operator, invasif, mahal, serta menyebabkan ketidaknyamanan dan kecemasan untuk pasien.[26-28]

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologis seperti Rontgen toraks, MRI atau CT scan toraks, abdomen, dan pelvis dilakukan untuk mendeteksi asites, menilai limfadenopati, mendeteksi metastasis, baik regional maupun jauh. Keterlibatan limfadenopati dan metastasis akan berimplikasi pada penentuan stadium. Magnetic resonance imaging (MRI) dan positron emission tomography (PET) scan merupakan pilihan alternatif selain CT scan.[24,25]

Ultrasonografi endoskopi merupakan pemeriksaan yang berperan dalam diagnostik serta penentuan stadium, dengan menilai kedalaman invasi tumor primer dan mengidentifikasi metastasis. Sensitivitas dan spesifisitas ultrasonografi endoskopi dalam membedakan tumor T1-2 dan T3-4 mencapai lebih dari 85%. Akan tetapi, sensitivitas dan spesifisitas endoskopi untuk menilai stadium nodul pada kanker lambung masih lebih rendah (83% dan 67%).

Pemeriksaan radiologis membantu mengevaluasi dan menentukan klasifikasi stadium klinis, sedangkan diagnosis histopatologis setelah operasi biopsi bertujuan untuk menilai dan menentukan stadium patologis.[19,25]

Pemeriksaan Laboratorium Darah

Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk menilai anemia defisiensi besi yang sering terjadi akibat perdarahan, disfungsi hati, atau asupan nutrisi yang kurang baik. Selain itu, pemeriksaan fungsi hati dan ginjal dilakukan untuk menilai fungsi organ dalam proses pemilihan terapi yang sesuai.[1,24]

Laparoskopi

Laparoskopi dapat membantu visualisasi dari permukaan peritoneum dan biopsi lesi. Pemeriksaan laparoskopi diagnostik direkomendasikan untuk mendeteksi metastasis dan dapat dilakukan saat dicurigai adanya metastasis peritoneum.

Selain itu, laparoskopi dengan analisis sitologi peritoneal diindikasi pada kasus di mana tidak metastasis tidak tervisualisasi jelas, untuk menentukan stadium klinis yang lebih dari T1b, dan pada pasien dengan terapi preoperatif. Sitologi peritoneal yang positif tanpa metastasis peritoneal merupakan prediktor rekurensi tinggi setelah reseksi kuratif. Oleh karena itu, operasi tidak direkomendasikan pada kasus ini.[4,19,25]

Pemeriksaan Penanda Tumor

Penanda tumor atau tumor marker digunakan untuk mendiagnosis, mengevaluasi respons terapi, dan skrining rekurensi setelah terapi. Penanda carcinoembryonic antigen (CEA) merupakan penanda yang paling sering digunakan. Telah dilaporkan bahwa CEA meningkat pada 45–50% kasus kanker lambung.

Pada kasus kanker saluran pencernaan, CEA merupakan faktor risiko terjadinya relaps metastasis hati. Level CEA yang meningkat ditemukan pada kanker lambung stadium lanjut. Akan tetapi, pemeriksaan level CEA bukan merupakan alat skrining yang efektif untuk kanker lambung.[1,28]

Selain itu, pada kasus kanker lambung terdapat peningkatan human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) pada 12-25% kasus. HER2 yang positif dikatakan berhubungan dengan metastasis nodus limfatikus, kedalaman invasi tumor, dan prognosis yang lebih buruk. Overekspresi HER2 lebih sering ditemukan pada tumor di gastroesophageal junction dibandingkan tumor di bagian distal lambung. HER2 juga lebih sering ditemukan pada kanker lambung tipe intestinal dibandingkan tipe difusa.[1,4,28,29]

Staging Kanker Lambung

Staging kanker lambung yang umum diterima dan digunakan menggunakan sistem tumor/node/metastasis (TNM) dari American Joint Committee on Cancer and International Union Against Cancer (AJCC/UICC).[19,30]

Tabel 1. Tumor Primer (T)

Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti tumor primer
Tis Karsinoma in situ : tumor intraepitel tanpa invasi ke lamina propria ; displasia tingkat lanjut
T1 Tumor menginvasi lamina propria, mukosa muskularis atau submukosa
T1a Tumor menginvasi lamina propria atau mukosa muskularis
T1b Tumor menginvasi submukosa
T2 Tumor menginvasi propria muskularis
T3 Tumor menembus jaringan subserosa tanpa menginvasi peritoneum viseral atau struktur disekitarnya
T4 Tumor menginvasi serosa (peritoneum viseral) atau struktur disekitarnya
T4a Tumor menginvasi serosa (peritoneum viseral)
T4b Tumor menginvasi organ/struktur disekitarnya

Sumber: dr. Jocelyn Prima Utami, 2021

Tabel 2. Nodus Limfatikus (N)

Nx Nodus limfatikus regional tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis nodus limfatikus regional
N1 Metastasis pada 1-2 nodus limfatikus regional
N2 Metastasis pada 3-6 nodus limfatikus regional
N3 Metastasis pada ≥7 nodus limfatikus regional
N3a Metastasis pada 7-15 nodus limfatikus regional
N3b Metastasis pada ≥16 nodus limfatikus regional

Sumber: dr. Jocelyn Prima Utami, 2021

Tabel 3. Metastasis

M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

Sumber: dr. Jocelyn Prima Utami, 2021

 

Referensi

1. Cabebe CE. Gastric Cancer. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/278744-overview
4. Recio-Boiles A, Babiker HM. Gastric Cancer. StatPearls Publishing; 2020 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459142/#_NBK459142_pubdet_
8. Rugge M, Genta RM, Di Mario F, El-Omar EM, El-Serag HB, Fassan M, Hunt RH, Kuipers EJ, Malfertheiner P, Sugano K, Graham DY. Gastric cancer as preventable disease. Clinical Gastroenterology and Hepatology. 2017 Dec 1;15(12):1833-43.
19. Johnston FM, Beckman M. Updates on management of gastric cancer. Current oncology reports. 2019 Aug 1;21(8):67.
20. Sitarz R, Skierucha M, Mielko J, Offerhaus GJ, Maciejewski R, Polkowski WP. Gastric cancer: epidemiology, prevention, classification, and treatment. Cancer management and research. 2018;10:239.
24. Smyth EC, Verheij M, Allum W, Cunningham D, Cervantes A, Arnold D. Gastric cancer: ESMO Clinical Practice Guidelines for diagnosis, treatment and follow-up. Annals of oncology. 2016 Sep 1;27(suppl_5):v38-49.
25. Wang FH, Shen L, Li J, Zhou ZW, Liang H, Zhang XT, Tang L, Xin Y, Jin J, Zhang YJ, Yuan XL. The Chinese Society of Clinical Oncology (CSCO): clinical guidelines for the diagnosis and treatment of gastric cancer. Cancer communications. 2019 Dec;39(1):1-31.
26. Sumiyama K. Past and current trends in endoscopic diagnosis for early stage gastric cancer in Japan. Gastric Cancer. 2017 Mar 1;20(1):20-7.
27. Pasechnikov V, Chukov S, Fedorov E, Kikuste I, Leja M. Gastric cancer: prevention, screening and early diagnosis. World journal of gastroenterology: WJG. 2014 Oct 14;20(38):13842.
28. Wu D, Zhang P, Ma J, Xu J, Yang L, Xu W, Que H, Chen M, Xu H. Serum biomarker panels for the diagnosis of gastric cancer. Cancer medicine. 2019 Apr;8(4):1576-83.
29. Carlomagno N, Incollingo P, Tammaro V, Peluso G, Rupealta N, Chiacchio G, Sandoval Sotelo ML, Minieri G, Pisani A, Riccio E, Sabbatini M. Diagnostic, predictive, prognostic, and therapeutic molecular biomarkers in third millennium: a breakthrough in gastric cancer. BioMed research international. 2017 Sep 28;2017.
30. In H, Solsky I, Palis B, Langdon-Embry M, Ajani J, Sano T. Validation of the 8th edition of the AJCC TNM staging system for gastric cancer using the national cancer database. Annals of surgical oncology. 2017 Nov 1;24(12):3683-91.

Epidemiologi Kanker Lambung
Penatalaksanaan Kanker Lambung

Artikel Terkait

  • Riwayat Keluarga Kanker Lambung dan Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter pylori - Telaah Jurnal Alomedika
    Riwayat Keluarga Kanker Lambung dan Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter pylori - Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 18:56
Domperidone untuk anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dok, obat antiemetik apa yang aman untuk anak usia 1tahun? Karna biasanya saya kasih domperidone tp ternyata setelah baca2 itu gak aman untuk...
dr.Marcella Arista
Kemarin, 15:34
Perbedaan efektivitas dari injeksi PPC vs L-Carnitine vs Deoxycholic Acid
Oleh: dr.Marcella Arista
1 Balasan
Alodok, ingin bertanya1. Apakah ada literatur yang membahas perbedaan efektivitas dari inject PPC vs L-Carnitine vs Deoxycholic? Sy sudah coba cari di...
dr.Resti Riyandina Mujiarto
Kemarin, 13:55
Efek samping jangka panjang jika overdosis maprotiline
Oleh: dr.Resti Riyandina Mujiarto
1 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien. Seorang wanita usia 21 thn, datang dengan keluhan meminum obat maprotiline (sandepril) 50 mg sekaligus 5 tablet secara...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.