Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Mata Merah yogi 2022-02-24T08:57:59+07:00 2022-02-24T08:57:59+07:00
Mata Merah
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Mata Merah

Oleh :
Yelvi Levani
Share To Social Media:

Etiologi mata merah dibagi menjadi trauma, infeksi, penyebab sistemik, alergi, glaukoma, penyakit mata kering dan pengaruh obat-obatan.[5]

Trauma dan Benda Asing pada Mata

Trauma dan benda asing pada mata dapat menyebabkan mata merah. Trauma pada bola mata dapat disebabkan oleh trauma tumpul, trauma tajam, maupun trauma kimia. Sedangkan benda asing pada mata dapat disebabkan oleh bahan metal, gelas, maupun bahan organik. Adanya benda asing akan menimbulkan rasa mengganjal pada mata.

Baik trauma maupun benda asing dapat menginisiasi kaskade inflamasi, sehingga menyebabkan pelebaran pembuluh darah di sekitarnya dan edema pada kelopak mata, konjungtiva, maupun kornea.

Infeksi

Infeksi lokal dapat menyebabkan keluhan mata merah. Mata merah akibat infeksi dapat disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri dan infeksi jamur. Mata merah akibat Infeksi lokal, diantaranya:

  • Konjungtivitis, merupakan penyebab mata merah yang paling sering dijumpai. Konjungitivitis dapat disebabkan oleh infeksi virus dan infeksi bakteri. Bakteri yang dapat menyebabkan konjungtivitis diantaranya Neisseria gonorrhea, Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Chlamydia. Sedangkan virus yang dapat menyebabkan konjungtivits adalah adenovirus dan Herpes Simpleks Virus.[5] Konjungtivitis biasanya ditandai dengan pelebaran pembuluh darah konjungtiva superfisial, infiltrasi seluler, dan eksudat.

  • Blefaritis, merupakan inflamasi pada kelopak mata. Blefaritis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Stafilococcus.

  • Kanalikulitis, merupakan inflamasi pada kanalikuli, biasanya disebabkan oleh infeksi jamur seperti Actinomyces israelii, Candida dan Aspergillus.

  • Dakriosistitis, merupakan inflamasi pada kelenjar lakrimal. Pada dewasa bisa disebabkan oleh infeksi Stafilococcus aureus atau Streptococcus beta hemolitikus.

  • Episkleritis, proses dan etiologi masih belum diketahui secara jelas. Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan inflamasi nongranulomatosa dengan dilatasi vaskular dan infiltrasi perivaskular.
  • Uveitis anterior, penyebab biasanya idiopatik. Namun, berbagai keadaan seperti trauma, infeksi, dan trauma dapat memicu uveitis. Penyakit infeksius yang dapat mendasari uveitis anterior adalah tuberkulosis dan sifilis.

  • Keratitis, merupakan inflamasi pada kornea yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, jamur atau parasit.

Selain infeksi lokal, infeksi sistemik juga dapat menyebabkan mata merah, diantaranya:

  • Infeksi HIV yang menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik pada mata [6]
  • Tuberkulosis [8]
  • Sifilis [9]
  • Leptospirosis [10]
  • Infeksi virus Herpes [11]
  • Campak (measles) [12]
  • Gondongan (mumps) [13]
  • Demam dengue [14]
  • Demam tifoid

Penyebab Sistemik

Penyebab sistemik juga dapat menyebabkan mata merah, misalnya rheumatoid arthritis, Sjogren syndrome, reaksi hipersensitivitas obat (Steven Johnson-syndrome, Toxic Epidermolisis Nekrotis), hipertensi, gangguan perdarahan termasuk penyakit hematologi, diabetes, sistemik lupus eritematosus, defisiensi vitamin C.[16]

Alergi

Alergi dapat menyebabkan mata merah, gatal dan berair. Konjungtivitis alergi biasanya berkaitan dengan penyakit atopik lain seperti rhinitis alergi, dermatitis atopi, dan asma.[17]

Glaukoma

Glaukoma dapat menyebabkan mata merah khususnya pada Glaukoma akut sudut sempit.

Mata kering

Mata kering dapat menyebabkan keluhan mata merah. Mata kering disebabkan oleh defisiensi cairan akibat air mata yang mudah menguap atau produksi air mata terlalu sedikit. Penyakit mata kering dapat berhubungan dengan usia tua, jenis kelamin wanita, dan penggunaan obat-obatan tertentu seperti antikolinergik.[18]

Konsumsi obat-obatan

Konsumsi obat-obatan dapat menyebabkan keluhan mata merah, diantaranya berbagai jenis antibiotik, analgesik (misalnya anti inflamasi non steroid), streoid, kontrasepsi dan  antikoagulan (misalnya warfarin).[19]

Referensi

5. Cronau H, Kankanala RR, Mauger T. Diagnosis and management of red eye in primary care. Am Fam Physician. 2010;81:137–144.
6. Rao NA. Acquired immunodeficiency syndrome and its ocular complications. Indian J Ophthalmol 1994; 42: 51–63.
7. 3 Kochar DK, Shubhakaran, Kumawat BL, Thanvi I, Joshi A, Vyas SP. Ophthalmoscopic abnormalities in adults with falciparum malaria. QJM 1998; 91: 845–52.
8. Rosen PH, Spalton DJ, Graham EM. Intraocular tuberculosis. Eye 1990; 4: 486–92.
9. Aldave AJ, King JA, Cunningham ET Jr. Ocular syphilis. Curr Opin Ophthalmol 2001; 12: 433–41.
10. Mancel E, Merien F, Pesenti L, Salino D, Angibaud G, Perolat P. Clinical aspects of ocular leptospirosis in New Caledonia (South Pacific). Aust N Z J Ophthalmol 1999; 27: 380–86.
11. Maertzdorf J, Van der Lelij A, Baarsma GS, Osterhaus AD, Verjans GM. Herpes simplex virus type 1 (HSV-1)-induced retinitis following herpes simplex encephalitis: indications for brain-to-eye transmission of HSV-1. Ann Neurol 2000; 48: 936–39.
12. Kayikcioglu O, Kir E, Soyler M, Guler C, Irkec M. Ocular findings in a measles epidemic among young adults. Ocul Immunol Inflamm 2000; 8: 59–62.
13. Khubchandani R, Rane T, Agarwal P, Nabi F, Patel P, Shetty AK. Bilateral neuroretinitis associated with mumps. Arch Neurol 2002; 59: 1633–36
14. Haritoglou C, Scholz F, Bialasiewicz A, Klauss V. Ocular manifestation in dengue fever. Ophthalmologe 2000; 97: 433–36.
15. Kato T, Watanabe K, Katori M, Terada Y, Hayasaka S. Conjunctival injection, episcleral vessel dilation, and subconjunctival hemorrhage in patients with new tsutsugamushi disease. Jpn J Ophthalmol 1997; 41: 196–99.
16. Knopf HL, Carter K, Prokopius MJ. Recurrent subconjunctival haemorrhage. Compr Ophtamol Update. 2006. May-June 7(3):155-6.
17. Bielory L, Friedlaender MH. Allergic conjunctivitis. Immunol Allergy Clin North Am. 2008;28(1):43–58.
18. Schaumberg DA, Sullivan DA, Buring JE, et al. Prevalance of dry eye syndrome among U.S. women. Am J Ophthalmol. 2003;136(2):318–326.
19. Bodack MI. A warfarin induced subconjunctival hemorrhage. Optometry. 2007 Mar. 78(3):113-8.

7. Pong JC, Lam DK, Lai JS. Spontaneous subconjunctival haemorrhage secondary to carotid-cavernous fistula. Clin Experiment Ophthalmol. 2008 Jan-Feb. 36(1):90-1.

8. Mimura T, Usui T, Yamagami S, Funatsu H, Noma H, Honda N, et al. Recent causes of subconjunctival hemorrhage. Ophthalmologica. 2010. 224(3):133-7

9. American Academy of Ophthalmology. External Disease and Cornea. BSSC, section 8, 2007 – 2008

10. Gazzard G, Saw S – M, Farook M, Koh D, Wijaya D, et all. Pterygium in Indonesia : Prevalence, severity and risk factors, British Journal of Ophthalmology, 2002

11. Riordani-Eva P, et al. Conjunctiva in Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology, chapter 5,6thed. Mc Graw Hill. Singapore, 2004

12. Knopf HL, Carter K, Prokopius MJ. Recurrent subconjunctival hemorrhage. Compr Ophthalmol Update. 2006 May-Jun. 7(3):155-6.

Patofisiologi Mata Merah
Epidemiologi Mata Merah

Artikel Terkait

  • Memilih Sediaan Topikal Mata yang Sesuai untuk Pasien
    Memilih Sediaan Topikal Mata yang Sesuai untuk Pasien
  • Indikasi Laser Iridotomy Peripheral Pada Glaukoma
    Indikasi Laser Iridotomy Peripheral Pada Glaukoma
  • Edukasi Cara Penggunaan Obat Tetes Mata dengan Benar
    Edukasi Cara Penggunaan Obat Tetes Mata dengan Benar
  • Mengapa Antibiotik Masih Diberikan pada Konjungtivitis Virus?
    Mengapa Antibiotik Masih Diberikan pada Konjungtivitis Virus?
  • Red Flag Mata Merah Disertai Nyeri
    Red Flag Mata Merah Disertai Nyeri

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Kemarin, 15:59
Penanganan bagaimana yang tepat untuk bayi usia 10 bulan dengan mata merah
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya.Pasien bayi perempuan usia 10 bulan datang dengan mata kiri merah sejak 1 hari, gatal (+), berair(+), kotoran (+), mata kiri lebih...
Anonymous
27 hari yang lalu
Tetes telinga terpakai untuk mata
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, izin bertanya. Ada pasien anak usia 1 th mengalami konjungtivitis namun salah pakai obat. Pasien tersebut diberikan chloramphenicol tetes telinga...
dr.Khabibie darma jaya
19 Mei 2022
Pada fasilitas kesehatan tingkat satu apakah banyak kasus conjungtivitis
Oleh: dr.Khabibie darma jaya
11 Balasan
Apakah ditempat ts paraktek (faskes 1) banyak conjungtivitis ?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.