Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Blefaritis general_alomedika 2022-09-20T13:46:59+07:00 2022-09-20T13:46:59+07:00
Blefaritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Blefaritis

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

 

Patofisiologi blefaritis sering kali disebabkan oleh kolonisasi bakteri pada kelopak mata. Kolonisasi bakteri ini dapat menyebabkan invasi langsung bakteri ke jaringan, kerusakan yang dimediasi sistem imun, serta kerusakan akibat toksin ataupun enzim bakteri. [1,2,4,5]

Blefaritis Anterior

Blefaritis anterior ditandai oleh inflamasi pada dasar bulu mata/eyelashes. Hal ini disebabkan karena dua faktor utama, yaitu kolonisasi bakteri dan gangguan kelenjar Meibom. Kolonisasi bakteri menyebabkan invasi mikroba ke dalam jaringan dan kerusakan akibat enzim dan toksin dari bakteri tersebut. Blefaritis anterior ditandai dengan adanya pembentukan krusta di bulu mata, sedangkan blefaritis anterior seboroik ditandai dengan adanya kotoran seperti ketombe pada garis batas kelopak mata dan kotoran-kotoran berminyak/greasy scales pada bulu mata.[2,4,5] Kolonisasi bakteri dapat menyebabkan blefaritis karena faktor-faktor berikut:

  • Proses infeksi pada palpebra
  • Merangsang reaksi kelenjar Meibom terhadap eksotoksin bakteri
  • Menyebabkan reaksi alergi terhadap antigen bakterin [2]

Blefaritis Posterior

Blefaritis posterior ditandai dengan adanya inflamasi pada bagian dalam palpebra di sekitar kelenjar Meibom, sehingga sering kali disebut dengan gangguan kelenjar Meibom (meibomian gland dysfunction/MGD). Blefaritis posterior muncul pada penyakit kulit seperti rosacea dan dermatitis seboroik. Mekanisme utama yang terjadi pada blefaritis posterior adalah ketidakstabilan lapisan air mata (tear film).[1,2]

Pada tahap awal, terjadi hiperkeratinisasi pada epitel saluran kelenjar Meibom, sehingga menyebabkan kelenjar Meibom menjadi tidak normal. Kelenjar Meibom yang abnormal berakibat pada gangguan sekresi kelenjar yang menyebabkan instabilitas tear film dan perubahan komposisi hasil sekresi. Sekresi kelenjar berubah menjadi lebih tinggi akan asam lemak bebas/free fatty acid dan lemak tidak jenuh/unsaturated fat. Peningkatan lemak ini menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri, seperti Propionibacterium acnes, Corynobacterium sp., dan Staphylococcus coagulase-negative. Bakteri-bakteri ini memproduksi lipase yang memperparah ketidakseimbangan komposisi lemak pada hasil sekresi kelenjar Meibom. Instabilitas tear film dan perubahan komposisi berkepanjangan memberikan efek toksik pada okuler dan inflamasi kronis, sehingga menyebabkan fibrosis, disfungsi kelenjar Meibom, dan kerusakaan permukaan okuler serta palpebral.[1,2,5]

 

Patofisiologi blefaritis posterior. Sumber: karya pribadi penulis. Patofisiologi blefaritis posterior. Sumber: karya pribadi penulis.

Faktor Risiko

Resiko blefaritis meningkat pada pasien dengan kondisi terkait, seperti:

  • Mata kering : Blefaritis muncul pada 50% pasien dengan mata kering dan sekitar 25-40% pasien blefaritis mengalami mata kering. Hal ini disebabkan karena sekresi abnormal kelenjar Meibom yang mengganggu tear film. Ketidakseimbangan lipid juga menyebabkan evaporasi air mata meningkat.
  • Hordeolum : Hordeolum sering kali muncul pada blefaritis karena sekresi lipidyang tidak normal menyumbat kelenjar yang ada pada kelopak mata dan menyebabkan infeksi sekunder.
  • Kalazion : Kalazion terbentuk akibat reaksi inflamasi karena ketidakseimbangan komposisi lemak dan sumbatan kelenjar pada palpebral secara kronis.
  • Penyakit kulit : Rosecea dan dermatitis seboroik sering kali berkaitan dengan blefaritis. Sebanyak 20%-42% pasien blefaritis mengalami rosasea dan sebanyak 33%-46% mengalami dermatitis seboroik.
  • Penggunaan lensa kontak

Pasien dengan intoleransi lensa kontak sering kali mengalami blefaritis. Hal ini berkaitan dengan diskomposisi lemak pada tear film, sehingga tidak ada lubrikasi untuk lensa kontak. [1-4]

Referensi

1. Tonk R, Hossain K. Blepharitis. American Academy of Ophtalmology. 2014. Diunduh dari: http://eyewiki.aao.org/Blepharitis. Diakses tanggal 10 Oktober 2017

2. Sthein R, Trobe J, Libman H. Blepharitis. UpToDate. 2017. Diakses dari: https://www.uptodate.com/contents/blepharitis. Diakses tanggal 10 Oktober 2017

3. American Academy of Ophtalmology Cornea/External Disease Panel. Preffered Practice Pattern Guideline: Blepharitis. California: 2013. Diakses dari: https://www.aao.org/preferred-practice-pattern/blepharitis-ppp--2013

4. Lowery S, Law S, Dahl A. Adult blepharitis. Medscape. 2015. Diakses dari: http://emedicine.medscape.com/article/1211763. Diakses tanggal 10 Oktober 2017

5. Liu J, Sheha H, Tseng S.Pathogenic role of Demodex mites in blepharitis. Curr Opin Allergy Clin Immunol 2013;10:505–10

Pendahuluan Blefaritis
Epidemiologi Blefaritis

Artikel Terkait

  • Memilih Sediaan Topikal Mata yang Sesuai untuk Pasien
    Memilih Sediaan Topikal Mata yang Sesuai untuk Pasien
  • Edukasi Cara Penggunaan Obat Tetes Mata dengan Benar
    Edukasi Cara Penggunaan Obat Tetes Mata dengan Benar
  • Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
    Peraturan 20-20-20 untuk Menjaga Kesehatan Mata
Diskusi Terkait
Anonymous
20 Desember 2022
Pemberian obat tetes mata antibiotik untuk dewasa dan anak-anak - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Utami Sp.M, bagaimana dosis, frekuensi, dan durasi yang tepat untuk pemberian obat tetes mata antibiotik pada dewasa dan anak - anak?
Anonymous
08 Desember 2022
Tata laksana untuk pasien yang salah meneteskan obat telinga ke mata
Oleh: Anonymous
5 Balasan
saya ada pasien salah tetes mata cloramfenikol 0.5% tertukar dengan tetes telinga 1% apa tatalaksana yg harus dilakukan dan apa yg bisa di timbulkan
Anonymous
04 November 2022
Penggunaan Artificial Tears Berlebihan - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Utami Noor, Sp.MIjin bertanya dok, apakah penggunaan artificial tears berlebihan dapat memberikan imbas pada kesehatan mata? Jika ya, bagaimana batas...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.