Etiologi Menorrhagia
Etiologi menorrhagia dibagi menjadi 4 kategori yakni penyebaborganik, endokrin, anatomik, dan iatrogenik. Penyebab organik dari menorrhagia termasuk infeksi seperti pada infeksi menular seksual (IMS), gangguan perdarahan seperti pada penyakit Von Willebrand, dan disfungsi organ seperti disfungsi ginjal atau disfungsi hati. Penyebab endokrin termasuk di antaranya disfungsi kelenjar adrenal, disfungsi kelenjar tiroid (hipotiroidisme atau hipertiroidisme), dan tumor hipofisis/pituitari. Selain itu terdapat juga kondisi bisa mengganggu fungsi endokrin yakni PCOS, obesitas, dan siklus anovulasi. Penyebab anatomi termasuk fibroid dan polip. Sementara penyebab iatrogenik termasuk pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, dan antikoagulan. [6]
Faktor Risiko
Faktor risiko yang akan meningkatkan insidensi terjadinya menorrhagia adalah leiomioma uterus, adenomiosis, defek luka operasi sectio caesaria, dan gangguan perdarahan.
Faktor risiko lainnya termasuk karsinoma atau hiperplasia endometrium, pemakaian intrauterine device (IUD), polip endometrium, endometritis, pelvic inflammatory disease (PID), dan malformasi arteriovena uterus.
Gangguan pada serviks juga dapat menyebabkan menorrhagia. Keadaan pada serviks yang dimaksud adalah kanker serviks, polip serviks, servisitis, atau ektropion.
Pada pubertas, faktor risiko menorrhagia termasuk perdarahan disfungsional uterus anovulasi, penyakit ovarium polikistik (PCOS), hipotiroidisme, trombositopenia purpura (ITP), dan penyakit Von Willebrand [4,9,10]
Selain itu disebutkan juga bahwa usia yang meningkat dapat menjadi faktor risiko terjadinya menorrhagia, tetapi paritas dan merokok bukanlah faktor risiko dari terjadinya menorrhagia. [11]
