Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Abrupsio Plasenta general_alomedika 2022-11-25T09:37:45+07:00 2022-11-25T09:37:45+07:00
Abrupsio Plasenta
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Abrupsio Plasenta

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Abrupsio plasenta didefinisikan sebagai lepasnya plasenta secara prematur sebelum persalinan terjadi. Kondisi yang merupakan salah satu komplikasi obstetrik dengan prognosis yang cukup buruk ini perlu dicurigai pada wanita hamil dengan perdarahan per vaginam, kontraksi uterus, dan nyeri tekan uterus, terutama jika terdapat riwayat trauma.

Abrupsio plasenta disebabkan oleh multifaktor. Faktor imunologis, inflamasi, dan penyakit vaskular telah dihipotesiskan sebagai penyebab utama terjadinya abrupsio plasenta. Selain itu, trauma abdomen, ketuban pecah dini, hipertensi (termasuk preeklampsia), riwayat merokok dan cocaine use disorder ditemukan juga berhubungan dengan terjadinya abrupsio plasenta.[1,2]

Sumber: BruceBlaus, Wikimedia Commons, 2014. Sumber: BruceBlaus, Wikimedia Commons, 2014.

Diagnosis abrupsio plasenta ditegakkan secara klinis. Wanita dengan perdarahan per vaginam, nyeri abdomen, dan riwayat trauma dapat dicurigai terjadi abrupsio plasenta. Pada wanita dengan abrupsio plasenta terungkap (revealed), perdarahan dapat terlihat jelas pada vagina pasien. Namun, pada abrupsio plasenta tersembunyi, perdarahan pervaginam dapat tidak jelas terlihat, atau bahkan tidak ada.[3,4]

Pemeriksaan penunjang, seperti ultrasonografi dan pemeriksaan kardiotokografi dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi janin dan membantu menegakkan diagnosis. Tes laboratorium, seperti tes darah lengkap dan fungsi ginjal dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien. Salah satu komplikasi yang cukup umum ditemukan adalah disseminated intravascular coagulation (DIC) yang memerlukan pemeriksaan studi koagulasi untuk evaluasinya.[3,5,6]

Penatalaksanaan pasien abrupsio plasenta bergantung pada kondisi ibu dan janin, serta umur kehamilan. Prinsip penatalaksanaan abrupsio plasenta adalah dengan identifikasi dan penanganan syok hipovolemik, terminasi kelahiran secepatnya, transfusi darah, manajemen nyeri yang adekuat, dan monitor kondisi maternal yang diikuti dengan monitor kondisi janin.[4,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Tikkanen M. Placental abruption: Epidemiology, risk factors and consequences. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica. 2011;90(2):140-9.
2. Tikkanen M. Etiology, clinical manifestations, and prediction of placental abruption. Acta Obstet Gynecol Scand. 2010;89(6):732–40.
3. Elsasser DA, Ananth C V., Prasad V, Vintzileos AM. Diagnosis of placental abruption: relationship between clinical and histopathological findings. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 2010;148(2):125–30.
4. Boisramé T, Sananès N, Fritz G, Boudier E, Aissi G, Favre R, et al. Placental abruption: Risk factors, management and maternal-fetal prognosis. Cohort study over 10 years. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 2014;179:100–4.
5. Boisramé T, Sananès N, Fritz G, Boudier E, Viville B, Aissi G, et al. [Abruptio placentae. Diagnosis, management and maternal-fetal prognosis: a retrospective study of 100 cases]. Gynécologie, Obs Fertil. 2014;42(2):78-83
6. Hall DR. Abruptio Placentae and Disseminated Intravascular Coagulopathy. Semin Perinatol. 2009;33(3):189–95.
7. Green-top Guidelines. Antepartum Haemorrhage, Green-top Guidelines No.63. 2011;(63):7–9.

Patofisiologi Abrupsio Plasenta

Artikel Terkait

  • Abrupsio Plasenta Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular di Masa Depan
    Abrupsio Plasenta Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular di Masa Depan
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 48 menit yang lalu
Gatal kulit pada anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang dok, terdapat pasien usia 5 tahun keluhan gatal dan pada kulit sejak 2 minggu. Pasien sering makan sosis. Gatal bertambah saat berkeringat dan...
Anonymous
Dibalas 21 jam yang lalu
Tatalaksana yang tepat untuk kembung pada bayi usia 3 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Obat kembung pasa bayi usia 3 bulan apa yg aman dok? apakah cukup dengan pijat ILU dan gerakan mengayuh sepeda saja?
dr. Pionia Fajarwati
Dibalas 11 jam yang lalu
Pengganti Steroid pada Penderita DM
Oleh: dr. Pionia Fajarwati
1 Balasan
Alo dokter.Izin bertanya pada pasien DM, saya pernah melihat DPJP mengganti steroid dengan antihistamin saat sedang sakit radang. Pada kasus alergi, biasanya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.