Etiologi Abortus
Sekitar 50-70% etiologi abortus disebabkan oleh anomali kromosom pada embrio. Adanya abnormalitas kromosom bisa terjadi baik pada kromosom ovum maupun sperma. Penyebab kelainan kromosom paling banyak adalah trisomi dan aneuploidi. Penyebab lainnya adalah abnormalitas struktur, mosaikisme, dan defek gen. [6,7,9]
Faktor Risiko
Faktor risiko abortus di antaranya:
- Faktor plasenta, baik kelainan bentuk atau letak plasenta.
-
Faktor serviks dan uterus, meliputi inkompetensi serviks, uterus bersepta, uterus unikornis, bikornis, atau uterus didelfis. Faktor risiko lain adalah sinekia uteri, sindrom Asherman, endometriosis, fibroid di submukosa atau intramural, dan sindrom ovarium polikistik.
- Usia tua : Peningkatan usia ibu berkaitan dengan risiko aneuploidi >30% pada wanita usia 40 tahun.
- Adanya gangguan metabolik antara lain defisiensi korpus luteum, diabetes melitus, hipertensi tidak terkontrol, gangguan ginjal, tiroid, obesitas, dan malnutrisi
-
Infeksi selama kehamilan meliputi infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes, dan Others seperti sifilis), Parvovirus B19, Mycoplasma hominis, Chlamydia trachomatis, malaria, HIV, demam dengue, influenza, dan bakterial vaginosis.
-
Adanya abnormalitas sistem imun misalnya lupus eritematosus sistemik dan Antiphospholipid Syndrome (APS).
- Paparan lingkungan berupa radiasi, timbal, formaldehid, rokok, alkohol, obat-obatan tertentu misalnya anestesi, NSAID, kafein, kokain, dan antidepresan.
- Kadar homosistein yang tinggi serta kadar asam folat yang rendah juga dilaporkan berhubungan dengan abortus spontan dan berulang. [3,4,6-8,11,18]