Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Abortus general_alomedika 2019-01-07T09:09:37+07:00 2019-01-07T09:09:37+07:00
Abortus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Abortus

Oleh :
dr. Pika Novriani Lubis
Share To Social Media:

Konfirmasi diagnosis penting dilakukan sebelum melakukan penatalaksanaan abortus karena penatalaksanaan tanpa indikasi dapat menyebabkan gangguan dan komplikasi kehamilan serta timbul defek pada janin.

Stabilisasi

Pada tahap ini, dilakukan penilaian keadaan umum ibu secara menyeluruh mencakup tanda vital dan memeriksa tanda-tanda syok  seperti akral dingin, pucat, takikardi, dan tekanan sistolik <90 mmHg). Resusitasi cairan dilakukan jika terjadi hipotensi dan syok.

Berobat Jalan (Expectant Management)

Expectant management dianjurkan pada abortus inkomplit yang usia kehamilannya kurang dari 16 minggu dengan tanda vital baik dan tidak ada tanda infeksi. Tingkat kesuksesan dari pendekatan tatalaksana ini mencapai 90%. [17]

Expectant management dilakukan dengan membiarkan sisa jaringan meluruh secara alami. Umumnya peluruhan jaringan komplit akan terjadi selama 2 minggu namun pada beberapa kasus bisa lebih lama (3-4 minggu).

USG ulang yang mendapati jaringan sudah meluruh semua atau penurunan kadar HCG sebanyak 80% dalam 1 minggu setelah keluarnya hasil konsepsi adalah penanda abortus sudah komplit [2, 17]

Medikamentosa

Obat mungkin diperlukan untuk membantu mengeluarkan sisa jaringan yang masih ada. Golongan obat yang mungkin diberikan pada abortus adalah penginduksi rahim dan Rh immunoglobulin.

Penginduksi Rahim

Pilihan obat penginduksi rahim adalah oksitosin dan misoprostol. Oksitosin diberikan pada abortus yang terjadi dengan usia kehamilan lebih dari 16 minggu melalui infus oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit [13]

Pilihan lainnya adalah pemberian misoprostol. Dengan pemberian misoprostol, 71-84% ekspulsi komplit akan terjadi. Pemberian per vaginam lebih disukai karena obat oral dan sublingual akan memberikan lebih banyak efek samping seperti diare, mual, dan muntah. [4] Penggunaan misoprostol pada abortus dilaporkan mengurangi kebutuhan dilakukan tindakan kuretase hingga 60%. Dosis yang disarankan adalah 400-800 mcg per vaginam.[2]

Rh Immunoglobulin

Jika ibu memiliki golongan darah rhesus negatif, ibu dianjurkan untuk menerima Rh immunoglobulin setelah terjadi abortus agar tidak terjadi inkompatibilitas rhesus jika pada kehamilan berikutnya janin memiliki golongan darah rhesus positif.

Dosis yang diberikan adalah 50 mikrogram (250 IU) akan efektif pada 12 minggu gestasi, diberikan setelah tindakan kuretase atau pada expectant management. [9]

Pembedahan

Tindakan bedah dilakukan jika :

  • Risiko perdarahan meningkat misalnya jika terjadi pada trimester pertama akhir
  • Memiliki pengalaman traumatik sebelumnya misalnya karena riwayat abortus sebelumnya, stillbirth atau perdarahan antepartum

  • Meningkatnya efek samping perdarahan misalnya karena koagulopati atau tidak bisa mendapat transfusi darah
  • Pasien tidak ingin menunggu spontan atau menolak pemberian obat induksi rahim.
  • Adanya infeksi [4]

Tindakan dilakukan dengan teknik aspirasi vakum atau kuretase tajam. Jika perdarahan masih berlanjut, disarankan untuk mempertimbangkan perlunya tindakan laparoskopi atau laparotomi. [4,7,9] Tidak ada perbedaan yang bermakna antara penggunaan teknik aspirasi vakum dengan teknik kuretase tajam. [2]

Referensi

2. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Clinical Management Guideline for Obstetrician and Gynecologist : Early Pregnancy Loss. Practice Bulletin, 2017. 150:1-10
4. A. Y. Weintraub and E. Sheiner, In Bleeding During Pregnancy: A Comprehensive Guide, 2011, 25-44. DOI 10.1007/978-1-4419-9810-1
7. J. Calleja-Agius, E. Jauniaux, S. Muttukhrishna. Inflammatory Cytokines in Maternal Circulation and Placenta of Chromosomally Abnormal First Trimester Miscarriages. 2012,1-6 www.http://dx.doi.org/10.1155/2012/175041
9. National Institute for Health and Care Excellence. Management of Miscarriage. .2016:1-12
13. S.V. Gaufberg. Early Pregnancy Loss In Emergency Medicine. 2018. 17. Prine LW, Macnaughton H. Office Management of Early Pregnancy Loss. Am Fam Phys, 2011. 84(1): 75-82.

Diagnosis Abortus
Prognosis Abortus

Artikel Terkait

  • Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
    Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
  • Progesteron Tidak Bermanfaat pada Perdarahan Trimester Pertama – Telaah Jurnal
    Progesteron Tidak Bermanfaat pada Perdarahan Trimester Pertama – Telaah Jurnal
  • Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
    Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
  • Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
    Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
Diskusi Terkait
Anonymous
01 Maret 2022
Pasien dengan abortus insipien
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat pagi TSIzin bertanya, pada kasus abortus insipien komplitBerapa lama pemberian obat methylergometrin?Kapan pasien diperbolehkan untuk melakukan HB...
dr. Karina Sutanto
25 Januari 2022
Apakah semua abortus harus di kuretase kecuali abortus komplit? - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Karina Sutanto
8 Balasan
Alo dr. Thomas, SpOG, izin tanya dok. Banyaknya kasus abortus pada trimester 1, apakah semuanya harus di kuretase kecuali abortus komplit? apa ada...
dr.Maulidya Sari
16 Maret 2021
Abortus akibat suntik kb
Oleh: dr.Maulidya Sari
9 Balasan
Alo dokter.Izin sharing case yg sy dapat kmrn ya dok.User saya adalah seorang wanita 22 thn, konsultasi utk bertanya bahwa ada sesuatu yg keluar di celana...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.