Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Abortus general_alomedika 2019-01-07T09:07:12+07:00 2019-01-07T09:07:12+07:00
Abortus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Abortus

Oleh :
dr. Pika Novriani Lubis
Share To Social Media:

Patofisiologi abortus dijelaskan dalam berbagai konsep teori antara lain adanya abnormalitas kromosom, disregulasi sistem imun selama kehamilan, defek fase luteal, peningkatan kadar kortisol, dan gangguan oksidasi plasenta.

Abnormalitas Kromosom

Abnormalitas kromosom janin akan menyebabkan peningkatan reaksi sistem imun ibu yang ditandai dengan peningkatan TNF dan IL-1-0 yang akan menyebabkan gangguan perkembangan plasenta baik morfologi dan fungsi, termasuk ukuran, bentuk dan vaskularisasi. Abnormalitas kromosom juga dikaitkan dengan invasi trofoblas abnormal di desidua sehingga terjadilah apoptosis janin.

Disregulasi Imunologi selama Kehamilan

Kehamilan bisa terjadi karena interaksi imun-endokrin. Respon imun terjadi karena hasil konsepsi mengandung sel paternal. Selanjutnya, kehamilan dapat dipertahankan karena rangsangan hormon progesteron yang bekerja dengan mempertahankan proses desidualisasi dan mengontrol kontraksi uterus.

Progesterone akan memicu keluarnya Progesterone Induced Blocking Factor (PIBF) oleh limfosit dan sel desidua. PIBF sendiri merupakan anti abortus karena melindungi fetus dari sel imun. PIBF juga akan merangsang modulasi sitokin dari Th1 menjadi Th2. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan respon inflamasi sistemik maternal dengan ketidakseimbangan rasio Th1/Th2 di sirkulasi maternal pasien abortus. Beberapa penelitian juga  menunjukkan bahwa kadar progesteron serum dan PIBF yang rendah akan meningkatkan risiko abortus.

Defek Fase Luteal

Defek luteal berperan dalam menyebabkan terjadinya 35% abortus. Sebelum plasenta mengambil alih produksi progesteron, progesteron diproduksi oleh korpus luteum. Adanya defek fase luteal menyebabkan abortus karena berkurangnya hormon progesteron yang berperan penting dalam mempertahankan kehamilan.

Peningkatan Kadar Kortisol

Pada penelitian didapati bahwa kadar kortisol tinggi menunjukkan adanya stres oksidatif janin. Kortisol juga akan meningkatkan produksi estrogen dan akan menurunkan produksi progesteron. Kadar estrogen yang tinggi akan menyebabkan pelepasan prostaglandin plasenta yang akan meningkatkan respon otot rahim terhadap oksitosin dan merangsang kontraksi rahim sehingga terjadi abortus.

Gangguan Oksidasi di Plasenta

Penelitian case control terhadap 40 pasien dengan abortus spontan dan 40 pasien yang mengalami abortus mengancam pada usia kehamilan 6-10 minggu menyimpulkan bahwa pada abortus terdapat gangguan beta oksidasi asam lemak plasenta. Gangguan oksidasi asam lemak akan menyebabkan hipoglikemia dan kolaps kardiovaskular.

Gangguan oksidasi terjadi karena defisiensi karnitin akibat penumpukan karnitin dalam urin. Penurunan kadar karnitin akan menyebabkan penurunan energi untuk pertumbuhan dan keberlangsungan proses metabolik janin. Selain itu, karnitin juga memegang peranan penting untuk mencegah akumulasi berlebihan senyawa alkil yang merusak sel. Penurunan kadar karnitin juga menyebabkan penurunan kadar leusin, asam amino esensial yang penting dalam sintesa protein dan mempengaruhi tumbuh kembang janin. [7-10]

Referensi

7. J. Calleja-Agius, E. Jauniaux, S. Muttukhrishna. Inflammatory Cytokines in Maternal Circulation and Placenta of Chromosomally Abnormal First Trimester Miscarriages. 2012,1-6 www.http://dx.doi.org/10.1155/2012/175041
8. C. W. Ku, Z. W Tan, M. K. Lim, et al. Spontaneous Miscarriage In First Trimester Pregnancy Is Associated With Altered Urinary Metabolite Profile. 2017,8, 48-55. https://dx.doi.org/10.1016%2Fj.bbacli.2017.07.003
9. National Institute for Health and Care Excellence. Management of Miscarriage. .2016:1-12
10. E. C. Larsen, O.B. Christiansen, A. M. Kolte, and Nick Macklon. New Insights Into Mechanisms Behind Miscarriage. 2013, 11,154. https://doi.org/10.1186/1741-7015-11-154

Pendahuluan Abortus
Etiologi Abortus

Artikel Terkait

  • Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
    Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
  • Progesteron Tidak Bermanfaat pada Perdarahan Trimester Pertama – Telaah Jurnal
    Progesteron Tidak Bermanfaat pada Perdarahan Trimester Pertama – Telaah Jurnal
  • Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
    Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
  • Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
    Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
Diskusi Terkait
Anonymous
01 Maret 2022
Pasien dengan abortus insipien
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat pagi TSIzin bertanya, pada kasus abortus insipien komplitBerapa lama pemberian obat methylergometrin?Kapan pasien diperbolehkan untuk melakukan HB...
dr. Karina Sutanto
25 Januari 2022
Apakah semua abortus harus di kuretase kecuali abortus komplit? - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Karina Sutanto
8 Balasan
Alo dr. Thomas, SpOG, izin tanya dok. Banyaknya kasus abortus pada trimester 1, apakah semuanya harus di kuretase kecuali abortus komplit? apa ada...
dr.Maulidya Sari
16 Maret 2021
Abortus akibat suntik kb
Oleh: dr.Maulidya Sari
9 Balasan
Alo dokter.Izin sharing case yg sy dapat kmrn ya dok.User saya adalah seorang wanita 22 thn, konsultasi utk bertanya bahwa ada sesuatu yg keluar di celana...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.