Edukasi dan Promosi Kesehatan Abortus
Edukasi dan promosi kesehatan pada kasus abortus adalah pasien tidak dianjurkan untuk menggunakan tampon, douching atau berhubungan seksual sementara selama minimal 1-2 minggu atau selama masih ada flek yang keluar dari vagina. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah timbulnya infeksi dan perdarahan lanjut. Pasien juga dianjurkan untuk untuk tirah baring dan abstinensia. [4]
Edukasi Pasien
Semua ibu hamil sebaiknya diedukasi untuk segera datang ke dokter jika mengalami perdarahan pervaginam yang banyak atau persisten.
Pada pasien yang baru pertama kali mengalami abortus, pasien dapat diyakinkan bahwa kejadian abortus ini bukan kesalahanya, serta selama pasien masih dalam usia reproduktif dan tidak didapati kelainan lain, maka pasien masih dapat hamil kembali dan kehamilan berikutnya bisa normal. Namun, apabila pasien sudah mengalami abortus multipel, sebaiknya pasien diedukasi untuk dirujuk ke konsultan fertilitas dan endokrinologi reproduksi.
Pada pasien pasca abortus, yakinkan ibu bahwa merasa berduka setelah mengalami keguguran adalah suatu hal yang normal. Tetapi ibu sebaiknya menemui profesional jika tidak dapat mengendalikan emosinya karena rasa bersalah, sedih, atau merasa kehilangan.
Selanjutnya informasikan pada pasien mengenai kemungkinan akan mengalami haid tidak teratur dan kram perut pada beberapa minggu pertama. Haid selanjutnya dapat terjadi pada 4-6 minggu pasca abortus.
Ovulasi bisa terjadi 2 minggu pasca abortus. Oleh karena itu, kontrasepsi dianjurkan pada 2-3 bulan pertama pasca abortus jika ibu atau pasangan belum siap mendapatkan kehamilan kembali. Kontrasepsi juga berguna untuk memulihkan keadaan hormonal. Namun, pada penelitian tidak ditemukan efek samping yang lebih besar jika interval antar kehamilan lebih pendek. [4,7]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kebanyakan kejadian abortus tidak dapat dicegah. Dokter sebaiknya tidak membuat pasien merasa bersalah dengan mengatakan pada pasien bahwa jika ia melakukan tidakan preventif ini dan itu, maka kejadian abortus tidak akan terjadi. Dokter juga sebaiknya tidak menimbulkan kegelisahan pada pasien untuk kehamilan-kehamilan berikutnya.
Pemeriksaan rutin antenatal harus dilakukan oleh semua pasien hamil, minimal 4 kali selama kehamilan.
Hindari rokok karena nikotin memiliki efek vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta.