Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Abortus general_alomedika 2019-01-07T09:16:07+07:00 2019-01-07T09:16:07+07:00
Abortus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Abortus

Oleh :
dr. Pika Novriani Lubis
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pada kasus abortus adalah pasien tidak dianjurkan untuk menggunakan tampon, douching atau berhubungan seksual sementara selama minimal 1-2 minggu atau selama masih ada flek yang keluar dari vagina. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah timbulnya infeksi dan perdarahan lanjut. Pasien juga dianjurkan untuk untuk tirah baring dan abstinensia. [4]

Edukasi Pasien

Semua ibu hamil sebaiknya diedukasi untuk segera datang ke dokter jika mengalami perdarahan pervaginam yang banyak atau persisten.

Pada pasien yang baru pertama kali mengalami abortus, pasien dapat diyakinkan bahwa kejadian abortus ini bukan kesalahanya, serta  selama pasien masih dalam usia reproduktif dan tidak didapati kelainan lain, maka pasien masih dapat hamil kembali dan kehamilan berikutnya bisa normal. Namun, apabila pasien sudah mengalami abortus multipel, sebaiknya pasien diedukasi untuk dirujuk ke konsultan fertilitas dan endokrinologi reproduksi.

Pada pasien pasca abortus, yakinkan ibu bahwa merasa berduka setelah mengalami keguguran adalah suatu hal yang normal. Tetapi ibu sebaiknya menemui profesional jika tidak dapat mengendalikan emosinya karena rasa bersalah, sedih, atau merasa kehilangan.

Selanjutnya informasikan pada pasien mengenai kemungkinan akan mengalami haid tidak teratur dan kram perut pada beberapa minggu pertama. Haid selanjutnya dapat terjadi pada 4-6 minggu pasca abortus.

Ovulasi bisa terjadi 2 minggu pasca abortus. Oleh karena itu, kontrasepsi dianjurkan pada 2-3 bulan pertama pasca abortus jika ibu atau pasangan belum siap mendapatkan kehamilan kembali. Kontrasepsi juga berguna untuk memulihkan keadaan hormonal. Namun, pada penelitian tidak ditemukan efek samping yang lebih besar jika interval antar kehamilan lebih pendek. [4,7]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Kebanyakan kejadian abortus tidak dapat dicegah. Dokter sebaiknya tidak membuat pasien merasa bersalah dengan mengatakan pada pasien bahwa jika ia melakukan tidakan preventif ini dan itu, maka kejadian abortus tidak akan terjadi. Dokter juga sebaiknya tidak menimbulkan kegelisahan pada pasien untuk kehamilan-kehamilan berikutnya.

Pemeriksaan rutin antenatal harus dilakukan oleh semua pasien hamil, minimal 4 kali selama kehamilan.

Hindari rokok karena nikotin memiliki efek vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta.

Referensi

4. A. Y. Weintraub and E. Sheiner, In Bleeding During Pregnancy: A Comprehensive Guide, 2011, 25-44. DOI 10.1007/978-1-4419-9810-1
7. J. Calleja-Agius, E. Jauniaux, S. Muttukhrishna. Inflammatory Cytokines in Maternal Circulation and Placenta of Chromosomally Abnormal First Trimester Miscarriages. 2012,1-6 www.http://dx.doi.org/10.1155/2012/175041

Prognosis Abortus

Artikel Terkait

  • Progesteron Tidak Bermanfaat pada Perdarahan Trimester Pertama – Telaah Jurnal
    Progesteron Tidak Bermanfaat pada Perdarahan Trimester Pertama – Telaah Jurnal
  • Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
    Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
  • Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
    Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
  • Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
    Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
Diskusi Terkait
Anonymous
01 Maret 2022
Pasien dengan abortus insipien
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat pagi TSIzin bertanya, pada kasus abortus insipien komplitBerapa lama pemberian obat methylergometrin?Kapan pasien diperbolehkan untuk melakukan HB...
dr. Karina Sutanto
25 Januari 2022
Apakah semua abortus harus di kuretase kecuali abortus komplit? - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Karina Sutanto
8 Balasan
Alo dr. Thomas, SpOG, izin tanya dok. Banyaknya kasus abortus pada trimester 1, apakah semuanya harus di kuretase kecuali abortus komplit? apa ada...
dr.Maulidya Sari
16 Maret 2021
Abortus akibat suntik kb
Oleh: dr.Maulidya Sari
9 Balasan
Alo dokter.Izin sharing case yg sy dapat kmrn ya dok.User saya adalah seorang wanita 22 thn, konsultasi utk bertanya bahwa ada sesuatu yg keluar di celana...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.