Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Cerebral Palsy general_alomedika 2023-02-02T15:27:10+07:00 2023-02-02T15:27:10+07:00
Cerebral Palsy
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Cerebral Palsy

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Prognosis cerebral palsy bergantung tingkat disabilitas yang terjadi, seperti perkembangan kemampuan motorik, tipe spastisitas, dan kemampuan kognitif.[13]

Komplikasi

Cerebral palsy dapat menimbulkan komplikasi yang cukup banyak. Komplikasi yang ditimbulkan harus ditangani bersamaan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Sebanyak 25-29% pasien dewasa dengan cerebral palsy mengalami gangguan penglihatan dan 8-18% mengalami gangguan pendengaran. Gangguan penglihatan yang umum adalah strabismus, nystagmus, dan atrofi optik. Skrining penglihatan dapat dilakukan pada 48 jam pertama setelah lahir pada bayi cukup bulan. Skrining pendengaran dilakukan saat bayi lahir dan setiap 6 bulan hingga usia 3 tahun.[3,21]

Epilepsi

Epilepsi merupakan gejala gangguan fungsi otak yang sering ditemukan dan dapat menyebabkan kerusakan otak apabila berlangsung lebih dari 30 menit. Epilepsi dapat terjadi pada 40-50% pasien cerebral palsy.

Pasien yang rentan mengalami epilepsi adalah pasien dengan profil klinis asfiksia, usia gestasi kurang bulan, proses persalinan dengan tindakan, berat lahir rendah, riwayat infeksi susunan saraf pusat, kejang neonatal, kejang pertama pada usia ≤1 tahun, riwayat epilepsi dalam keluarga, kelainan lingkar kepala, kelainan CT scan kepala, dan kelainan EEG.[3,20-22]

Gangguan Kesehatan Mental

Selain defisit kognitif, pasien dengan cerebral palsy juga dapat memiliki komorbid psikiatrik seperti masalah emosional dan perilaku, gangguan cemas, depresi, atau gangguan tidur. Masalah kesehatan mental tidak hanya dialami oleh pasien, tetapi juga oleh orang tua.

Identifikasi gangguan perilaku dan emosi negatif penting dilakukan dalam konseling dan terapi. Gangguan tidur yang dialami pasien diintervensi sebelum menyebabkan masalah akademik dan perilaku. Edukasi mengenai gangguan tidur meliputi sleep hygiene dan penanganan terhadap spastisitas.[3,21]

Nyeri

Nyeri terjadi pada 50-75% pasien dengan cerebral palsy dan 25% di antaranya mengalami nyeri yang membatasi aktivitas. Nyeri menurunkan kualitas hidup pasien dan menurunkan partisipasi pasien dalam kehidupan sosial. Beberapa penyebab nyeri antara lain dystonia, subluksasi sendi panggul, konstipasi, atau refluks gastroesofageal.[12,20]

Gangguan Komunikasi

Defisit kognitif yang dialami pasien dapat menghambat komunikasi. Kemampuan berkomunikasi dapat ditingkatkan dengan terapi wicara, penggunaan simbol Bliss, atau bantuan teknologi seperti penggunaan kecerdasan buatan dan alat penghasil suara.[3,15]

Gangguan Berkemih

Gangguan anatomi dan gangguan kontrol otot berkemih menimbulkan inkontinensia urine dan infeksi saluran kemih. Terapi yang dilakukan antara lain terapi fisik, biofeedback, pemberian obat, atau tindakan operatif.[3,12]

Ulkus

Mobilisasi yang terbatas membuat pasien dengan cerebral palsy rentan mengalami ulkus dekubitus. Terapi pada pasien bertujuan untuk mengurangi tekanan pada daerah yang mengalami cedera dengan dilakukan perubahan posisi berkala, pemberian dressing profilaksis, atau alas yang dapat mengurangi tekanan.[3]

Osteoporosis

Asupan nutrisi yang buruk, penurunan kekuatan otot, paparan sinar matahari yang kurang, dan pemberian antikonvulsan berperan dalam menimbulkan osteoporosis. Diperkirakan 80-90% pasien memiliki densitas tulang yang rendah dan berisiko menyebabkan fraktur patologis, terutama pada femur. Pemeriksaan dual energy x-ray absorptiometry dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis pada pasien dengan risiko tinggi. Beberapa suplemen yang dapat diberikan adalah kalsium, vitamin D, dan bifosfonat.[3]

Gangguan Gastrointestinal

Gangguan pada sistem gastrointestinal dapat terjadi akibat gangguan motilitas saluran cerna, imobilisasi, dan asupan nutrisi yang kurang, sehingga menyebabkan muntah, konstipasi, refluks gastroesofageal, dan obstruksi saluran cerna. Pemberian obat pencahar dapat dilakukan. Selain itu, dilakukan pembersihan saluran cerna dan peningkatan asupan cairan dan serat.[3]

Drooling

Drooling disebabkan oleh disfungsi oromotor. Drooling dapat menyebabkan hambatan dalam bersosialisasi pada pasien dengan cerebral palsy.[12]

Gangguan Makan dan Nutrisi

Pasien dengan cerebral palsy sering mengalami kesulitan dalam mengunyah dan menelan, yang mengakibatkan waktu makan teramat panjang. Masalah lain yang juga sering muncul adalah tersedak dan muntah. Gangguan menelan dapat berakibat buruk karena risiko tersedak atau infeksi paru-paru akibat aspirasi secara tidak sengaja. Dalam jangka panjang, gangguan menelan dapat menimbulkan malnutrisi dan menyebabkan komplikasi pada anak, seperti osteoporosis.

Kemampuan makan harus dinilai setiap bulan selama 3-4 bulan, termasuk status gizi pasien. Apabila terdapat gangguan, perlu dipertimbangkan beberapa hal seperti pemberian teknik dan latihan menelan, pemberian makanan yang lunak atau cairan, dan pemberian nutrisi secara alternatif dengan pemasangan pipa nasogastrik atau operasi gastrostomi pada kasus yang berat.[2,3,12]

Prognosis

Cerebral palsy merupakan kondisi seumur hidup. Anak yang mendapatkan intervensi dini dan penanganan medis yang baik akan tumbuh dewasa dengan angka kesintasan 90% hingga usia 20 tahun. Sebanyak 2 dari 3 anak dengan cerebral palsy dapat mandiri dengan atau tanpa bantuan, 3 dari 4 anak dapat berbicara, dan 1 dari 2 anak memiliki kemampuan kognitif yang normal.[4]

Referensi

2. Hallman-Cooper JL, Gossman W. Cerebral Palsy. [Updated 2020 Jun 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538147/
3. Vitrikas K, Dalton H, Breish D. Cerebral Palsy: An Overview. Am Fam Physician. 2020;101(4):213-220.
4. Patel, D., Neelakantan, M., Pandher, K., & Merrick, J. Cerebral palsy in children: A clinical overview. Translational Pediatrics. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7082248/
12. Gulati S, Sondhi V. Cerebral Palsy: An Overview. Indian Journal of Pediatric. 2017.
13. Hallman-Cooper J, Gossman W. Cerebral Palsy [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2020 [cited 18 July 2020]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538147/
15. Johnston M. Cerebral Palsy. Nelson Textbook of Pediatrics. 20ed. Philadelphia: Elsevier; 2016. Chapter 598, Encephalopathies; p.2896-2899
20. Graham H, Rosebaum P, Paneth N, et al. Cerebral palsy. Nature Reviews Disease Primers 2. 2016
21. Colver A, Fairhurst C, Pharoah P. Cerebral palsy. The Lancet. 2013. Seminar| volume 383, issue 9924, P1240-1249, http://dx.doi.org/10.1016/S0140-6736(13)61835-8
22. Novak I, Morgan C, Adde L, et al. Early, Accurate Diagnosis and Early Intervention in Cerebral Palsy: Advances in Diagnosis and Treatment. JAMA Pediatr. 2017;171(9):897–907. doi:10.1001/jamapediatrics.2017.1689

Penatalaksanaan Cerebral Palsy
Edukasi dan Promosi Kesehatan Ce...

Artikel Terkait

  • Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
    Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
Diskusi Terkait
Anonymous
12 September 2022
Faktor resiko cerebral palsy pada neonatus kurang bulan dengan periodic apnea
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan dengan riwayat asfiksia neonatorum datang dengan kondisi periodic apnea. Izin...
Anonymous
19 April 2022
Pasien anak dengan riwayat Cerebral Palsy - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dok, saya pernah mempunyai pasien anak dengan riwayat cerebral palsy, saya ingin menanyakan, apa yang kami sebagai Dokter Umum dapat berikan sebagai...
dr.indra nurita octavia
14 Desember 2019
Pemberian madu pada anak dengan cerebral palsy
Oleh: dr.indra nurita octavia
5 Balasan
alo dokterizin bertanya... apakah anak dg CP bisa diberikan madu HDI?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.