Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Sindrom Turner general_alomedika 2025-07-15T11:13:44+07:00 2025-07-15T11:13:44+07:00
Sindrom Turner
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Sindrom Turner

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Diagnosis sindrom Turner ditegakkan berdasarkan temuan klinis seperti perempuan dengan perawakan pendek, gangguan hormonal (peningkatan follicle stimulating hormone), serta analisis kromosom yaitu ditemukannya kelainan pada kromosom X. Diagnosis dapat ditegakkan saat pemeriksaan prenatal dan postnatal.[2,5,20]

Anamnesis

Anamnesis sindrom Turner diarahkan untuk mengetahui proses tumbuh kembang bayi. Bayi dengan sindrom Turner dapat tumbuh seperti kondisi normal hingga usia 3 tahun, lalu mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang di tahun berikutnya.

Faktor risiko seperti riwayat keluarga dapat disingkirkan karena sindrom Turner tidak diturunkan melalui genetik orang tua.[5,6,18,19]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan gambaran klinis yang beragam, tergantung pada usia saat diagnosis ditegakkan. Perawakan pendek adalah satu-satunya karakteristik klinis yang konsisten ditemukan pada pasien dengan kariotipe 45,X atau pada lebih dari 96% pasien dengan tipe mosaik atau kelainan struktur kromosom X.[2,12,20]

Diagnosa sindrom Turner yang terdeteksi saat bayi pada umumnya selalu mengalami limfedema, dengan/atau tanpa webb neck, dan gambaran dismorfik lainnya. Sedangkan, pada anak perempuan yang tidak memiliki gejala klasik yang tidak terdiagnosis sampai akhir masa kanak atau awal remaja akan datang dengan keluhan seperti perawakan pendek, pubertas terlambat atau amenorea primer.[20]

Sistem Endokrin

Pada sindrom Turner dapat terjadi beberapa kelainan dari sistem endokrin, yaitu primary ovarian failure, Hashimoto tiroiditis, intoleransi glukosa, dan diabetes mellitus tipe 2.[2,5,18-21]

Sistem Reproduksi

Pada kelainan sistem reproduksi dapat terjadi hilangnya ciri seks sekunder seperti payudara tidak berkembang atau rambut pubis tidak tumbuh. Selain itu, dapat terjadi kegagalan perkembangan ovarium, amenore primer dan sekunder, serta infertil.[7,21,22]

Ovarium pada sindrom Turner secara khas terdiri dari sejumlah kecil jaringan ikat tanpa folikel atau hanya beberapa folikel atretik (streak gonads). Derajat disfungsi ovarium bervariasi. Pada tingkat yang ekstrim ovarium dapat tidak berfungsi. Namun, fungsi ovarium dapat normal setidaknya beberapa tahun setelah menarche.

Perempuan yang terlihat memiliki pertumbuhan ovarium dan perkembangan folikel yang normal hingga masa pubertas, kemungkinan memiliki perkembangan payudara dan pertumbuhan rahim yang spontan. Pada populasi dengan fungsi ovarium yang berkembang tersebut menunjukkan beberapa memiliki delesi kromosom X yang tidak lengkap.

Temuan tersebut konsisten dengan beberapa laporan kasus perempuan dewasa dengan delesi kromosom 45,X dan X parsial yang mengandung dan melahirkan anak sebelum berkembang menjadi amenore sekunder.[7,21,22]

Muskuloskeletal

Perawakan pendek dikombinasikan dengan penampilan kekar adalah karakteristik klinis yang paling umum dari sindrom Turner. Gambaran klinis web neck dan barrel chest adalah indikator untuk menilai kelainan kardiovaskular. Kelainan tulang belakang seperti skoliosis terjadi pada 20% kasus, sedangkan kifosis terjadi 50% kasus.[2,7]

Kelainan tangan pada sindrom Turner berupa deformitas Madelung dan cubitus valgus yang terjadi pada lengan bawah dan pergelangan tangan. Cubitus valgus terjadi pada 50% kasus.[5,18]

Kelainan pada tungkai dan kaki meliputi flat feet, metakarpal atau metatarsal keempat yang pendek, genu valgum (knock-knee), dan genu varum (bow leg). Genu valgum adalah angulasi distal ke arah menjauhi midline dengan kedua lutut hampir menyentuh. Genu varum adalah sudut pertemuan tulang tibia dan fibula pada lutut menjauhi  midline sehingga tungkai terlihat melengkung.[20,21]

Mata

Down-slanting eyelid openings, yaitu kemiringingan sudut fisura palpebra lebih dari dua standar deviasi di bawah rata-rata usia. Kelainan lain pada mata meliputi ptosis, strabismus, amblyopia, katarak, miopia, dan buta warna parsial.[2,5,7,18,21]

Telinga

Kelainan pada telinga yang sering dijumpai adalah low-set and posteriorly rotated ears, otitis media berulang dan glue ear. Pada beberapa kasus juga ditemui adanya kehilangan pendengaran (tuli).[5,7,18,21]

Kardiovaskular

Gangguan kardiovaskular dapat menyebabkan masalah kesehatan paling serius bagi perempuan dengan sindrom Turner, bahkan menjadi penyebab mortalitas tertinggi. Berbagai malformasi dapat terjadi pada 50% kasus yang berkontribusi pada peningkatan angka kematian bagi individu yang terkena.[1]

Pada neonatus dengan sindrom Turner ditemukan beberapa kelainan pada sistem kardiovaskular seperti limfedema pada tangan dan kaki, elongated transverse aortic arch 40-50% kasus, bicuspid aortic valve defect 15-30% kasus serta koarktasio aorta 18-30% kasus. Pada usia lebih besar dapat ditemukan adanya hipertensi, diseksi aorta serta aneurisma aorta.[1,5,7,18,21]

Pemeriksaan MRI jantung lebih sensitif daripada ekokardiografi untuk mendeteksi kelainan kardiovaskular, terutama untuk penyakit katup jantung. MRI jantung dapat mendeteksi kelainan vena pulmonal dan elongated transverse aortic arch secara abnormal.

Interval QT yang memanjang telah dilaporkan pada 20%-40% anak perempuan dan perempuan dewasa dengan sindrom Turner. Perpanjangan QTc ini kemungkinan terkait dengan peningkatan risiko aritmia, meskipun tidak ada bukti hubungannya dengan kematian jantung mendadak.

Ginjal

Malformasi kongenital sistem ginjal terjadi pada sekitar 30-40% pasien dengan sindrom Turner. Kelainan yang lebih umum termasuk malformasi renal collecting system 20%, kelainan posisi 5%, agenesis ginjal serta horseshoe kidneys 10%.[5,7,18,21]

Anomali yang terkait dengan obstruksi ureteropelvic junction dapat menimbulkan hidronefrosis yang signifikan secara klinis dan risiko pielonefritis. Untuk mengidentifikasi anomali ginjal, pasien harus menjalani ultrasonografi ginjal saat diagnosis sindrom Turner ditegakkan.

Sistem Integumen

Beberapa kelainan pada sistem integumen yang dapat ditemui adalah low posterior hairline, kulit kering, dan displasia kuku. Pada beberapa pasien sindrom Turner dapat ditemukan beberapa bercak kecil (nevi pigmented) pada kulit.[5,7,21]

Sistem Neuropsikiatri

Kecerdasan biasanya normal pada pasien dengan sindrom Turner. Pada kasus langka dengan kromosom cincin-X kecil, mungkin memiliki keterbelakangan mental yang parah. Hal ini dikarenakan kromosom cincin-X kecil tersebut gagal menjalani inaktivasi kromosom X. Kelainan neuropsikiatri yang lain berupa attention deficit-hyperactivity disorder (ADHD), kesulitan belajar, penurunan keterampilan visuospatial, dan fungsi eksekutif.[1,5,6,21]

Gigi

Kelainan pada gigi meliputi mobilitas gigi, poket periodontal, gigi erupsi prematur, enamel tipis, penurunan jumlah dentin, dan maloklusi. Kelainan lain yang dapat ditemui antara lain mandibula hipoplastik atau arkus palatum yang sempit dan melengkung tinggi.[5,23]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding sindrom Turner adalah sindrom Noonan.

Sindrom Noonan

Perbedaan utama yaitu tidak ada kelainan kromosom pada sindrom Noonan. Sindrom Turner hanya terjadi pada perempuan, sedangkan sindrom Noonan dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan. Pada sindrom Noonan terdapat gambaran klinis mirip dengan sindrom Turner seperti webbed neck, perawakan pendek, kelainan pada jantung, dan ginjal. Pemeriksaan genetik diperlukan untuk membedakan antara dua kondisi ini.[2,3]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang sindrom Turner yang utama adalah pemeriksaan kariotipe. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis sindrom Turner dapat dilakukan saat prenatal dan postnatal.[2,5,7,24-28]

Pemeriksaan Prenatal

Diagnosis sindrom Turner dapat dikonfirmasi pada masa prenatal dengan pemeriksaan invasif seperti sampel chorionic villous, amniocentesis, dan cordocentesis. Pemeriksaan non invasif yang dapat dilakukan pada masa prenatal meliputi pemeriksaan USG dan non-invasive prenatal testing (NIPT).[24]

Pada pemeriksaan amniocentesis pada trimester kedua yaitu pada minggu 15-19 kehamilan. Pemeriksaan chorionic villous sampling dapat dilakukan pada usia kehamilan 11-13 minggu. Sedangkan pemeriksaan cordocentesis dilakukan pada usia kehamilan > 19 minggu. Setelah pengambilan sampel, pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan analisis kariotipe atau fluorescence in situ hybridization (FISH).[7]

Pemeriksaan prenatal non invasif seperti ultrasonografi trimester pertama dapat ditemukan nuchal translucency (NT) dan cystic hygroma. Pada pemeriksaan juga dapat ditemukan defek pada jantung, brachycephaly, malformasi, polihidramnion, oligohidramnion, hydrops fetalis dan pertumbuhan terlambat.[26]

Pemeriksaan non-invasive prenatal testing (NIPT), bisa dilakukan mulai di usia 10 minggu kehamilan. Pemeriksaan NIPT adalah pemeriksaan skrining bukan diagnosis.  Jika pemeriksaan NIPT mengindikasikan janin risiko tinggi terkena sindrom Turner maka akan direkomendasikan untuk pemeriksaan USG secara detail dan pemeriksaan diagnosis invasif seperti amniocentesis.[24]

Pemeriksaan Postnatal

Pada pemeriksaan postnatal untuk pasien dicurigai memiliki sindrom Turner, direkomendasikan untuk melakukan analisis kromosom minimal 30 kariotipe metafase  sebagai lini pertama pemeriksaan. Biasanya, sampel pemeriksaan menggunakan darah perifer.[24]

Jika pemeriksaan darah kariotipe menunjukkan 46,XX, tetapi gejala klinis mengarah ke sindrom Turner maka disarankan untuk pemeriksaan fenotip, analisis kariotipe atau fluorescence in situ hybridization (FISH) yang menggunakan jaringan kulit, epitel bukal, dan urin.[24]

Pemeriksaan analisis kariotipe sitogenik konvensional ditujukan pada bayi yang lahir dengan ukuran yang lebih kecil dari usia kehamilan (IUGR), ditemukan defek jantung, limfedema pada tangan dan kaki, serta low posterior hairline. Jika pemeriksaan kariotipe telah dilakukan saat prenatal melalui amniocentesis, maka harus diulang kembali saat postnatal dengan pemeriksaan sampel darah dari bayi yang dicurigai mengalami sindrom Turner tersebut.[24-27]

Walaupun, pemeriksaan kariotipe adalah teknik gold standard untuk mendiagnosis sindrom Turner, pemeriksaan ini memiliki keterbatasan jika digunakan untuk skrining. Hal ini dikarenakan dibutuhkan petugas khusus, proses pengerjaan yang lama dan besar nya biaya.[24]

Pemeriksaan yang disarankan untuk skrining pada neonatus yaitu real time  polymerase chain reaction (PCR) dan pyrosequensing. Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) pada sindrom Turner untuk mengetahui adanya kromosom Y pada bentuk sindrom Turner. Hasil Pemeriksaan ini juga perlu dikonfirmasi menggunakan pemeriksaan fluorescent in situ hybridization (FISH).

Pemeriksan FISH sangat sensitif mengidentifikasi Y-derived marker chromosome sehingga mosaikisme X/XY dapat diidentifikasi. Pemeriksaan FISH juga dilakukan pada seseorang yang diduga kuat memiliki sindrom Turner, tetapi memiliki hasil pemeriksaan kariotipe normal.

Pada beberapa perempuan dengan sindrom Turner mengalami peningkatan konsentrasi hormon perangsang folikel (FSH) serum yang dihubungkan dengan kegagalan ovarium. Dalam beberapa kasus, peningkatan FSH ditemukan sebelum diagnosis sindrom Turner dibuat. Namun, penting untuk dicatat bahwa FSH normal tidak mengesampingkan kemungkinan sindrom Turner. Pengukuran hormon anti-müllerian (AMH) mungkin lebih sensitif sebagai penanda kegagalan ovarium yang tertunda daripada FSH.[7,24-28]

 

Direvisi oleh: dr. Elizabeth Anastasya

Referensi

1. Backeljauw P. Clinical manifestations and diagnosis of Turner syndrome. Uptodate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/clinical-manifestations-and-diagnosis-of-turner-syndrome
2. Shankar Kikkeri N, Nagalli S. Turner Syndrome. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554621/
3. Cui, X., Cui, Y., et al. A basic understanding of Turner syndrome: Incidence, complications, diagnosis, and treatment. Intractable & rare diseases research, 7(4), 223–228. 2018. https://doi.org/10.5582/irdr.2017.01056
5. Crenshaw ML. Turner Syndrome. National Institute of Child Health and Human Development. 2019. https://rarediseases.org/rare-diseases/turner-syndrome/
6. Rieser P, Davenport M. Turner Syndrome: A Guide For Families. Turner Syndrome Society of the United States. 2017.
7. Ibarra-Ramírez M, Martínez-de-Villarreal LE. Clinical and Genetic Aspects Of Turner's Syndrome. The journal Medicina Universitaria Vol. 18. Issue 70 Pages 42-48 (January - March 2016). DOI: 10.1016/j.rmu.2016.03.003.
18. Turner Syndrom. NHS. 2021. https://www.nhs.uk/conditions/turner-syndrome/symptoms/
19. My Baby Has Turner Syndrome. Turner Syndrome Foundation. Diakses tanggal 25 Oktober 2021. https://turnersyndromefoundation.org/living/life-stages/expecting-baby-turner-syndrome
20. Aditiawati, Tjahjono HB, et al. Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia : sindrom Turner. IDAI. https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/PPK-Sindrom-Turner.pdf
21. Folsom, L. J., Fuqua, J. S. Reproductive Issues in Women with Turner Syndrome. Endocrinology and metabolism clinics of North America, 44(4), 723–737. 2015.
22. Wiyasa A, Pudjiastuti R. Turner Syndrome (Bonnevie-Urlich Syndrome). Maj. Kedok. Unibraw Vol. XIX, No.3, Desember 2003.
23. Hemani F, Niaz S, et al. A Case of Early Diagnosis of Turner Syndrome in a Neonate. Cureus. 2021.
24. Gravholt CH, Andersen NH, et al. Clinical practice guidelines for the care of girls and women with Turner syndrome: proceedings from the 2016 Cincinnati International Turner Syndrome Meeting. in European Journal of Endocrinology Volume 177: Issue 3 Page G1–G70. 2017. https://doi.org/10.1530/EJE-17-0430
25. Sarıkaya E. Is it Time to Start NewbornScreening forTurner Syndrome?. JSM Genet Genomics 4(1): 1023. 2017.
26. Wolff, D., Van Dyke, D. et al. Laboratory guideline for Turner syndrome. Genet Med 12, 52–55 (2010). https://doi.org/10.1097/GIM.0b013e3181c684b2
27. Loscalzo ML. Turner Syndrome. Pediatrics in Review July 2008, 29 (7) 219-227; DOI: https://doi.org/10.1542/pir.29-7-219
28. Wiktor, A, Van Dyke, D. L. FISH analysis helps identify low-level mosaicism in Ullrich-Turner syndrome patients. Genetics in medicine : official journal of the American College of Medical Genetics, 6(3), 132–135. 2004.

Epidemiologi Sindrom Turner
Penatalaksanaan Sindrom Turner

Artikel Terkait

  • Identifikasi Kelainan Kromosom dengan Non-Invasive Prenatal Testing
    Identifikasi Kelainan Kromosom dengan Non-Invasive Prenatal Testing
Diskusi Terbaru
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 7 jam yang lalu
Bagaimana merujuk pasien dengan ide bunuh diri - pakai fitur Rujukan di myPatient
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
1 Balasan
ALO DokterSaya pernah merawat pasien dengan insomnia. Namun, setelah digali lebih lanjut pasien memiliki perilaku self harm dan saya butuh merujuk ke dokter...
Anonymous
Dibalas 9 jam yang lalu
Apakah salah obat yang seharusnya tetes mata menjadi tetes telinga dapat menimbulkan efek samping?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter, Assalamualaikum,,, ts sekalian mohon masukan nya,,, apa yg harus kita lakukan jika apoteker salah memberikan obat, yg seharusnya erlamicetin tts...
Anonymous
Dibalas 14 jam yang lalu
Pemberian Antitetanus pada luka gigitan hewan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter. Selamat malam, izin bertanya dok. Saya mendapatkan pasien anak usia 2 th dibawa ibunya berobat krn digigit kucing liar 1hr lalu. Luka bengkak,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.