Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) general_alomedika 2021-04-14T11:06:46+07:00 2021-04-14T11:06:46+07:00
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas adalah gangguan perkembangan saraf yang mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan dalam pemusatan perhatian, hiperaktif, dan impulsif. Hal ini dapat berdampak secara negatif pada fungsi sosial dan akademik atau pekerjaan. Terdapat tiga tipe ADHD yaitu dominan kurangnya memusatkan perhatian, tipe hiperaktif-impulsif, dan tipe kombinasi [1-3]

ADHD diperkirakan dialami oleh 3,4% populasi anak dan dewasa muda di seluruh dunia. ADHD merupakan penyakit mental ketiga yang paling sering ditemukan setelah depresi dan gangguan cemas. ADHD sering dikaitkan dengan performa yang buruk pada masa kanak-kanak dan remaja, seperti rendahnya tingkat kelulusan dan kegagalan dalam menyelesaikan pendidikan, kejadian kecelakaan kendaraan bermotor, cedera yang tidak disengaja, dan penyalahgunaan zat. Risiko penyalahgunaan zat meningkat jika disertai dengan komorbiditas berupa gangguan perilaku.[2]

shutterstock_1590727810-min

Sekitar 50% anak-anak dengan ADHD terus mengalami gejala ADHD pada masa remaja dan dewasa. Tingkat keparahan ADHD ditentukan berdasarkan gangguan pada fungsi sosial dan akademik atau pekerjaan menjadi ringan, sedang, dan berat.[1,2]

Diagnosis yang lebih awal akan memberikan manfaat terhadap pasien dalam menerima terapi lebih awal, sehingga gangguan fungsi sosial dan akademik atau pekerjaan dapat diminimalisir. Pendekatan multimodal, yaitu manajemen perilaku dan intervensi farmakologis, sering diperlukan agar anak-anak dan remaja yang mengalami ADHD dapat menerima manfaat tata laksana secara efektif. Perlu ditekankan juga kepada orang tua dan pengasuh pasien bahwa ADHD merupakan kondisi kronis sehingga orang tua atau pengasuh pasien paham mengenai tujuan pengobatan. Dalam beberapa kasus, diperlukan restrukturisasi lingkungan dan terapi perilaku.[1,2,4]

Referensi

1. Soreff S. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Background, Pathophysiology, Epidemiology. Medscape, 2019. https://emedicine.medscape.com/article/289350
2. Bélanger SA, Andrews D, Gray C, Korczak D. ADHD in children and youth: Part 1-Etiology, diagnosis, and comorbidity. Paediatr Child Health. 2018;23(7):447-453. doi:10.1093/pch/pxy109
3. Magnus W, Nazir S, Anilkumar AC, et al. Attention Deficit Hyperactivity Disorder. [Updated 2020 Jun 29]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441838/
4. Feldman ME, Charach A, Bélanger SA. ADHD in children and youth: Part 2-Treatment. Paediatr Child Health. 2018;23(7):462-472. doi:10.1093/pch/pxy113

Patofisiologi Attention Deficit ...

Artikel Terkait

  • Hipertensi dalam Kehamilan Meningkatkan Risiko Autisme dan ADHD pada Anak
    Hipertensi dalam Kehamilan Meningkatkan Risiko Autisme dan ADHD pada Anak
  • Internet Addiction Lebih Rentan pada Pasien ADHD
    Internet Addiction Lebih Rentan pada Pasien ADHD
  • Konsumsi Paracetamol saat Hamil dan Risiko ADHD pada Anak
    Konsumsi Paracetamol saat Hamil dan Risiko ADHD pada Anak
  • Konsumsi Gula dengan Gangguan Perilaku Anak
    Konsumsi Gula dengan Gangguan Perilaku Anak
  • Pengaruh Screen Time Terhadap Gangguan Perilaku Anak
    Pengaruh Screen Time Terhadap Gangguan Perilaku Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
15 Juli 2021
Terapi ADHD onset dewasa - Jiwa Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Priyanto Djatmiko, SpKJIzin bertanya. Adakah kasus ADHD onset dewasa? Jika memang ada, bagaimana terapi hiperaktivitas pada dewasa. Bagaimana...
dr. Nurul Falah
12 Maret 2021
Membedakan Anak Aktif dengan Hiperaktif - Jiwa Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo dr. Nova, Sp. KJ, izin bertanya dokter.Bagaimana cara membedakan antara anak yang aktif dan hiperaktif (ADHD), gejala klinis apa saja yang perlu dikenali...
dr. Reren Ramanda
19 Januari 2021
Skrining untuk membedakan antara anak yang sangat aktif dengan gangguan hiperaktif - Anak Ask The Expert
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
ALO, Dokter Joko, izin bertanya dokter, bagaimana ya dokter melakukan skrining awal pada anak yang sangat aktif? Untuk membedakannya pada anak dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.