Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Sindrom Turner general_alomedika 2025-07-15T10:23:34+07:00 2025-07-15T10:23:34+07:00
Sindrom Turner
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Sindrom Turner

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Patofisiologi sindrom Turner berawal dari kromosom seks abnormal, di mana perempuan yang terkena kehilangan seluruh salinan atau sebagian dari kromosom X. Mekanisme hilangnya kromosom X belum diketahui secara pasti.[5,6,8,9]

Kelainan kromosom pada sindrom Turner disebut dengan aneuploidi. Kondisi ini umumnya dapat dideteksi sejak hamil melalui amniocentesis dan pemeriksaan materi genetik.

Dalam keadaan normal, sel-sel reproduksi (sperma dan ovum) mengandung 23 kromosom. Ovum mengandung 22 autosom dan kromosom seks X dan sperma mengandung 22 autosom dan kromosom seks X atau Y. Ketika sel telur dan sperma bergabung pada saat pembuahan, yang seharusnya zigot berisi satu set lengkap 46 kromosom (46,XX/46,XY).[2,6]

Patofisiologi sindrom Turner dapat berupa kelainan pembelahan sel (cth monosomi X dan mosaikisme), kelainan struktur kromosom X, dan Short Stature Homeobox-Containing (SHOX).[2,6]

Monosomi X

Patofisiologi monosomi X yaitu terjadi kesalahan dalam pembelahan sel yang disebut nondisjunction yang mengakibatkan tidak adanya kromosom X. Hal ini mengakibatkan setiap sel dalam tubuh penderita hanya memiliki satu kromosom X (45,XO).[2,6]

Sindrom Turner monosomi X bukan penyakit keturunan. Hilangnya kromosom X ini tidak diketahui. Hal ini diyakini sebagai hasil dari peristiwa acak dan muncul secara spontan (de novo).[5,6]

Mosaikisme dalam Sindrom Turner

Kromosom X yang hilang akibat kesalahan pembelahan pada awal perkembangan embrio disebut mosaikisme. Hal ini menghasilkan beberapa sel dalam tubuh memiliki dua salinan kromosom X yang lengkap. Sementara itu, sel-sel lainnya hanya memiliki satu salinan kromosom X. Terdapat 2 jenis mosaikisme, yaitu mosaik 45,X/46,XY dan mosaik 45,X/47,XXX.[2,6,9]

Mosaik 45,X/46,XY

Mosaik ini terdapat sedikit materi kromosom Y yang dapat meningkatkan risiko tumor di gonad yang merupakan organ seks internal. Perempuan dengan sindrom Turner tidak akan memiliki ciri laki-laki, walaupun memiliki materi kromosom Y.

Mosaik 45,X/47,XXX

Mosaik ini memiliki 2 jenis: sel 45,X dan sel yang memiliki kromosom X ekstra. Hal ini membuat seorang perempuan biasanya lebih tinggi. Terdapat jenis mosaikisme dengan kombinasi tipe sel, seperti 45,X/46,XX/47XXX. [2,6,9]

Secara klinis anak perempuan dengan mosaikisme seringkali lebih ringan dibandingkan pasien dengan 45,X. Meskipun hal ini bergantung pada jaringan mana yang terpengaruh dan saat perkembangan mosaikisme. Mosaikisme derajat rendah dapat ditemukan pada perempuan normal secara fenotip.[2,6,9]

Kelainan Struktur Kromosom X

Kelainan struktur kromosom X terjadi sebelum pembuahan, yaitu selama pembentukan ovum dan sperma atau gametogenesis. Kelainan struktur kromosom X dapat berasal dari cincin kromosom, isokromosom atau delesi kromosom pada beberapa sel.[2,6,9]

Isokromosom X [46,X,i(X)]

Isokromosom merupakan penyimpangan struktur kromosom yang terdiri dari dua lengan pendek atau dua lengan panjang. Kedua salinan tersebut terhubung head to head, yang diturunkan dengan pembagian sentromer. Kelainan struktur kromosom X yang paling umum adalah 46,X,i(Xq).[2,6,9]

Cincin Kromosom [46,X,r(X)]

Cincin kromosom menyebabkan peristiwa mitosis yang kompleks. Fenotipnya sangat bervariasi sesuai dengan ukuran cincin kromosom dan delesi dari lengan pendek dan panjang. Cincin Kromosom biasanya dihasilkan dari two terminal breaks. Bagian dari ujung lengan pendek dan lengan panjang kromosom X hilang di kedua lengan kromosom, diikuti oleh fusi dari ujung yang patah. Bagian assentrik sering menghilang dan monosomi parsial terjadi.[2,6,9]

Delesi (Xp atau Xq)

Delesi kromosom terjadi pada bagian dari lengan pendek kromosom X. Perawakan pendek, disgenesis gonad, dan stigmata khas sindrom Turner terutama terdapat pada pasien yang menunjukkan delesi seluruh lengan pendek. Selanjutnya, fenotip adalah variabel dalam penghapusan parsial.

Kromosom Xp22.33-Xp22.12 berisi gen short stature homeobox-containing (SHOX), yang terletak di kawasan terminal dan lolos dari inaktivasi kromosom X.[2,9]

Gen Short Stature Homeobox-Containing (SHOX)

Gen Short stature homeobox-containing (SHOX) adalah protein nuklir yang mengikat deoxyribonucleic acid (DNA) dan bertindak sebagai aktivator transkripsi. Gen SHOX berada di wilayah telomer PAR1 di lengan pendek kedua kromosom seks dan lolos dari inaktivasi X.[8,10]

SHOX merupakan gen yang mengandung homeobox perawakan pendek pada kromosom X. SHOX dikaitkan dengan perawakan pendek pada sindrom Turner dan diskondrosteosis Leri-Weill, juga pada 15% kasus perawakan pendek idiopatik.

Modulator gen SHOX yang dikodekan oleh SHOX2 dikenal sebagai pengatur hipertrofi kondrosit dan memiliki fungsi penting dalam perkembangan tulang dan pembentukan pola embriogenik. Fungsi pengaturan lainnya mempengaruhi morfogenesis embrio, perkembangan jantung dan sistem saraf. Selama periode embrionik, ekspresi gen SHOX terbatas dan dapat dideteksi pada osteoblas embrio manusia dari bulan kedua kehamilan.[8,10]

Sindrom Turner mewarisi hanya satu salinan gen SHOX. Hilangnya fungsi mutasi satu alel gen SHOX (haploinsufisiensi) mengakibatkan gangguan defisiensi gen SHOX yang menyebabkan kegagalan pertumbuhan. Perawakan pendek adalah satu-satunya temuan klinis yang selalu terkait dengan kariotipe 45,X dan defisiensi SHOX. Hal itu juga merupakan satu-satunya kelainan fenotip yang ada pada hampir 100% pasien dengan sindrom Turner.[1]

Defek skeletal muncul dalam variasi fenotipik yang besar, sesuai dengan tingkat keparahan ekspresi dan keterlibatan tulang, serta cenderung memburuk saat pubertas. Kegagalan pada ovarium dan produksi estrogen terjadi pada sebagian besar pasien karena apoptosis folikel sebelum waktunya.[8,10]

Gen SHOX menyusun faktor transkripsi homeodomain yang diekspresikan selama kehidupan janin dalam perkembangan jaringan tulang di humerus distal, radius, ulna, wrist, dan arkus faring. Namun, tidak diekspresikan dalam perkembangan axial skeleton maupun di tengkorak.[8,10]

 

Direvisi oleh: dr. Elizabeth Anastasya

Referensi

1. Backeljauw P. Clinical manifestations and diagnosis of Turner syndrome. Uptodate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/clinical-manifestations-and-diagnosis-of-turner-syndrome
2. Shankar Kikkeri N, Nagalli S. Turner Syndrome. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554621/
5. Crenshaw ML. Turner Syndrome. National Institute of Child Health and Human Development. 2019. https://rarediseases.org/rare-diseases/turner-syndrome/
6. Rieser P, Davenport M. Turner Syndrome: A Guide For Families. Turner Syndrome Society of the United States. 2017.
8. Oliveira CS, Alves C. The Role of The SHOX Gene in The Pathophysiology of Turner Syndrome. Journal of Endocrinología y Nutrición Vol. 58. Issue 8. Pages 433-442. October 2011. DOI: 10.1016/j.endoen.2011.06.003.
9. Gürsoy S , Erçal D. Turner Syndrome and Its Variants. J Pediatr Res 2017;4(4):171-5. DOI: 10.4274/jpr.35744.
10. Binder G. Short stature due to SHOX deficiency: genotype, phenotype, and therapy. Hormone research in paediatrics, 75(2), 81–89. 2011.

Pendahuluan Sindrom Turner
Etiologi Sindrom Turner

Artikel Terkait

  • Identifikasi Kelainan Kromosom dengan Non-Invasive Prenatal Testing
    Identifikasi Kelainan Kromosom dengan Non-Invasive Prenatal Testing
Diskusi Terbaru
dr.Rizky Setiawan Bakry, S.Ked, Sp.JP FIHA (Ahli Jantungmu)
Dibalas 1 jam yang lalu
berapa lama sebenarnya batas maximal konsultasi pasien
Oleh: dr.Rizky Setiawan Bakry, S.Ked, Sp.JP FIHA (Ahli Jantungmu)
12 Balasan
hal ini tidak berimbang dan tidak faircontoh; sesi konsultasi dibuka jam 18.00 sd 20.00 kemudian pasien masuk chat jam 19,30. chat terus berlangsung oleh...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 8 jam yang lalu
Trending! TOP 5 Artikel di Bulan Agustus 2025!🫡
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter!Dengan semangat kemerdekaan, jangan sampai terlewat membaca artikel update medis di Alomedika bulan ini! Berikut TOP 5 artikel di bulan Agustus...
dr.Eurena Maulidya
Dibalas 18 jam yang lalu
Boost Alomedika Point Dokter Sekarang!
Oleh: dr.Eurena Maulidya
1 Balasan
ALO Dokter!Tingkatkan Alomedika Point Dokter dengan cara yang mudah dan menyenangkan! Hanya dengan mengikuti channel Alomedika, menghadiri webinar yang akan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.