Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Perikarditis general_alomedika 2023-09-14T11:38:03+07:00 2023-09-14T11:38:03+07:00
Perikarditis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Perikarditis

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Etiologi perikarditis terbagi atas penyebab infeksi dan non-infeksi. Di Indonesia dan negara berkembang lainnya, virus dianggap sebagai patogen paling sering karena umumnya episode akut dari perikarditis memiliki gejala gastrointestinal dan flu.[2,6]

Sekitar 80% dari kasus perikarditis dianggap idiopatik. Hal ini menggambarkan kesulitan yang dialami oleh klinisi dalam mencari penyebab pasti perikarditis. Banyak kasus perikarditis yang dianggap sebagai infeksi atau respons imun virus yang tidak teridentifikasi. Identifikasi dari virus penyebab tidak direkomendasikan karena tidak berpengaruh pada tata laksana maupun prognosis, kecuali pada kasus hepatitis C atau human immunodeficiency virus (HIV).[6]

Etiologi Infeksi

Perikarditis viral merupakan penyebab sekitar 80–85% dari seluruh kasus perikarditis akibat infeksi. Ketika perikarditis terdiagnosis, infeksi viral sudah tidak dapat terkonfirmasi dengan pemeriksaan serologi antibodi karena antibodi IgM umumnya sudah tidak terdeteksi.[2,6]

Virus

Virus penyebab perikarditis meliputi coxsackievirus B, echovirus, adenovirus, virus influenza A dan B, enterovirus, virus Epstein-Barr, HIV, herpes simplex virus (HSV) tipe 1, virus varicella-zoster, virus parainfluenza tipe 2, respiratory syncytial virus (RSV), cytomegalovirus (CMV), dan virus hepatitis.[4,6]

Bakteri

Infeksi bakteri terjadi pada 1-8% kasus perikarditis dan terjadi akibat penyebaran langsung dari paru, hematogen, abses miokardium atau endokarditis, cedera penetrasi pada dinding dada baik karena trauma maupun pembedahan, atau lesi supuratif subdiafragmatika.

Organisme penyebabnya adalah bakteri Gram positif seperti Streptococcus pneumoniae dan spesies Streptococcus atau Staphylococcus lainnya. Bakteri Gram negatif yang juga telah ditemukan meliputi Proteus, Escherichia coli, Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, Shigella, Neisseria meningitidis, dan Haemophilus influenzae.[2,4]

Di Indonesia, tuberkulosis merupakan penyebab tersering dari perikarditis akut. Sekitar 50% dari pasien perikarditis akibat tuberkulosis akan mengalami perikarditis konstriktif. Kelompok risiko tinggi adalah lansia pada panti jompo dan pasien dengan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).[4]

Etiologi Non-Infeksi

Etiologi non-infeksi mencakup cedera iatrogenik, penyakit autoimun, keganasan, atau hipotiroid.

Post-Cardiac Injury Syndrome

Sekitar 20% kasus perikarditis diklasifikasikan sebagai post-cardiac injury syndrome. Etiologi ini semakin meningkat terutama pada negara berkembang akibat dari naiknya angka prosedur intervensi jantung, seperti coronary artery bypass grafting, pemasangan pacemaker, ablasi radiofrekuensi, implantasi transkateter katup aorta, dan percutaneous coronary intervention.[2]

Perlu dicatat pula mengenai sindrom Dressler, atau juga dikenal sebagai sindrom post-perikardiotomi. Sindrom ini adalah kondisi peradangan jantung yang terjadi beberapa minggu setelah serangan jantung atau pembedahan jantung. Gejalanya meliputi demam, nyeri dada, dan seringkali disertai efusi perikardial. Kondisi ini disebabkan oleh respon autoimun terhadap jaringan perikardium yang terluka atau meradang.[14]

Perikarditis Pasca Vaksinasi

Miokarditis atau perikarditis pasca vaksinasi telah dilaporkan sejak tahun 1957 setelah vaksinasi varicella. Analisis dari data Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) pada tahun 2011 hingga 2015 menunjukkan  bahwa dari 357.188 laporan yang telah diterima dan ditinjau ditemukan 199 kasus miokarditis dan perikarditis.[8]

Penyebab Non-Infeksi Lain

Penyebab lain dari perikarditis adalah penyakit autoimun, hipotiroid, dan keganasan, baik karena metastasis dari sumber primer atau akibat radioterapi dari kanker pada mediastinum. Penyebab reumatologi teridentifikasi pada 2–7% kasus dari perikarditis akut dan hingga 10% pada perikarditis rekuren.

Penyakit autoimun sistemik merupakan penyebab dari 7,3% dari 453 pasien perikarditis akut pada sebuah serial kasus. Beberapa penyakit autoimun yang paling sering menyebabkan perikarditis adalah systemic lupus erythematosus (SLE), rheumatoid arthritis (RA), sindrom Sjogren, inflammatory myopathies, skleroderma, dan vaskulitis.[2,7]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Njoto MIPH MHM

Referensi

2. Chiabrando JG, Bonaventura A, Vecchi é A, Wohlford GF, Mauro AG, Jordan JH, et al. Management of Acute and Recurrent Pericarditis. J. Am. Coll. Cardiol. 2020;75:76–92.
4. Spangler S. Acute Pericarditis: Practice Essentials, Background, Anatomy. Medscape, 2019. https://emedicine.medscape.com/article/156951-overview
6. Lazarou E, Tsioufis P, Vlachopoulos C, Tsioufis C, Lazaros G. Acute Pericarditis: Update. Curr. Cardiol. Rep. 2022;24:905–13.
7. Kontzias A, Barkhodari A, Yao Q. Pericarditis in Systemic Rheumatologic Diseases. Curr. Cardiol. Rep. 2020;22:142.
8. Lazarou E, Lazaros G, Antonopoulos AS, Imazio M, Vasileiou P, Karavidas A, et al. A risk score for pericarditis recurrence. Eur. J. Clin. Invest. 2021;51:e13602.
14. Aten K, Raney K, Alomar A. Dressler Syndrome: Not Just a Relic of the Past. Cureus. 2022 Oct 25;14(10):e30670. doi: 10.7759/cureus.30670. PMID: 36426326; PMCID: PMC9681686.

Patofisiologi Perikarditis
Epidemiologi Perikarditis

Artikel Terkait

  • Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
    Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
  • Risiko Miokarditis dan Perikarditis Pasca Vaksinasi COVID-19 mRNA
    Risiko Miokarditis dan Perikarditis Pasca Vaksinasi COVID-19 mRNA
  • Risiko Miokarditis, Perikarditis, dan Aritmia terkait Infeksi SARS-CoV-2 atau Vaksinasi COVID-19 - Telaah Jurnal
    Risiko Miokarditis, Perikarditis, dan Aritmia terkait Infeksi SARS-CoV-2 atau Vaksinasi COVID-19 - Telaah Jurnal
Diskusi Terkait
dr. Wiji Hastuti
Dibalas 30 September 2018, 11:55
Apakah pasien pericarditis boleh diberi ISDN, clopidogrel, dan aspirin?
Oleh: dr. Wiji Hastuti
2 Balasan
dok, konsul pasien pria 20 tahun, keluhan nyeri dada kiri tembus belakang, keringat dingin, VAS:8. TD 120/80, nadi : 90 kali, RR : 26 kali, T : 36,7....

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.