Patofisiologi Perikarditis
Patofisiologi perikarditis melibatkan proses inflamasi pada lapisan perikardium. Perikardium merupakan lapisan paling luar jantung, yang memiliki fungsi mekanik dan pelindung. Berdasarkan episodenya, perikarditis terdiri dari akut, incessant, rekuren/relaps, dan kronis.
Fungsi Perikardium
Perikardium memiliki fungsi mekanik yaitu meningkatkan efisiensi jantung dengan cara membatasi dilasi akut jantung, menjaga compliance ventrikular, dan mendistribusikan gaya hidrostatik. Perikardium juga memberikan tekanan subatmosferik yang membantu proses pengisian atrium dan menurunkan tekanan kardiak transmural.
Selain daripada fungsi mekanik tersebut, perikardium sebagai sebuah membran mampu melindungi jantung dengan mengurangi friksi eksternal. Perikardium juga melindungi jantung dari infeksi dan penyebaran sel malignan. Perikardium juga bersifat seperti ligamen yang mampu mempertahankan posisi jantung. [4]
Infeksi pada Perikardium
Pada perikarditis episode akut , terjadi infiltrasi sel leukosit polimorfonuklear pada lapisan perikardium. Penanganan pada episode akut ini dapat berlangsung selama 4-6 minggu, tergantung derajat keparahan serangan. Jika penderita tidak mencapai remisi dan penyakit tetap berlangsung dalam beberapa minggu atau bulan secara terus menerus, maka terjadi perikarditis incessant.
Jika penyakit kembali setelah periode bebas gejala selama 4-6 minggu, maka dinamakan perikarditis rekuren atau relaps. Perikarditis yang berlangsung lebih dari 3 bulan dinamakan perikarditis kronis. Sepertiga pasien dengan perikarditis akut juga disertai miokarditis.
Perikarditis yang berlangsung lama dapat menyebabkan jaringan parut dan hilangnya elastisitas normal kantong perikardium yang kemudian mengganggu pengisian jantung. Selain itu, perikarditis juga dapat menyebabkan efusi perikardium. Efusi perikardium ini dapat kemudian berkembang menjadi tamponade jantung. [2,5,6]