Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Melanoma yogi 2020-12-11T14:49:59+07:00 2020-12-11T14:49:59+07:00
Melanoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Melanoma

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Diagnosis melanoma dapat ditegakkan dengan memeriksa karakteristik lesi berupa bercak berpigmen yang progresif, asimetris, tepinya tidak rata, warnanya tidak homogen, dan lebarnya lebih dari 0,635 cm. Diagnosis definitif dapat ditegakkan dengan biopsi. Selain itu, pemeriksaan laboratorium dan pencitraan dapat digunakan untuk mengevaluasi metastasis.

Anamnesis

Diagnosis melanoma harus dipertimbangkan bila pasien mengeluhkan ada perubahan karakteristik tahi lalat (nevi) atau ada tahi lalat baru. Lesi melanoma umumnya disertai gatal persisten, perdarahan, atau pengeringan.[27,28]

Gejala Metastasis

Pada pasien yang telah dicurigai melanoma, gejala metastasis dapat dievaluasi untuk menentukan tingkat keparahan penyakit. Gejala yang bisa menjadi indikator metastasis adalah kejang, sakit kepala, perubahan penglihatan, batuk, hemoptisis, sesak napas, perubahan kebiasaan buang air besar, dan nyeri punggung bawah onset baru. Gejala sistemik seperti demam, keringat malam, menggigil, penurunan berat badan, dan cepat lelah juga dapat menjadi tanda metastasis.[27,28]

Faktor Risiko

Riwayat penyakit dan faktor risiko melanoma juga dapat ditanyakan pada pasien yang dicurigai melanoma. Contohnya adalah riwayat terpapar/terbakar sinar matahari (UV atau ultraviolet) kronik, riwayat menggunakan tanning beds/booths, riwayat keganasan kulit baik yang melanoma maupun nonmelanoma (pada pasien dan keluarga), dan riwayat penyakit herediter seperti xeroderma pigmentosum.

Riwayat kelainan yang mengganggu sistem imun seperti HIV, resipien transplan organ, atau limfoma juga perlu ditanyakan. Selain itu, riwayat pekerjaan yang sering terpapar polychlorinated biphenyls (PCBs), produk petroleum, radiasi ionisasi, dan selenium juga perlu digali.[19,20,27,28]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan keseluruhan kulit tubuh perlu dilakukan bila ada nevus atipikal atau ada kecurigaan melanoma. Jumlah nevi yang ada di kulit seluruh tubuh pasien sebaiknya dihitung. Nevi tipikal dan atipikal harus dibedakan.

Bila dokter menemukan nevi, gunakan aturan ABCDE untuk membedakan bercak berpigmen yang abnormal dari bercak yang normal:

  • A (asymmetry): lesi melanoma biasanya tampak asimetris

  • B (border Irregularity): tepian lesi melanoma biasanya tidak teratur

  • C (color): lesi melanoma biasanya memiliki warna yang tidak homogen

  • D (diameter): lesi melanoma biasanya lebih lebar dari ¼ inci (0,635 cm)

  • E (evolving): lesi melanoma umumnya mengalami perubahan bentuk, ukuran, warna, dan tekstur dalam beberapa minggu atau bulan terakhir[3,9,29]

Klinisi juga dapat membedakan subtipe melanoma berdasarkan fitur klinis pasien. Melanoma dapat dibagi menjadi empat subtipe, yaitu superficial spreading melanoma, nodular melanoma, lentigo maligna melanoma, dan acral lentiginous melanoma.

Pada penderita yang terdiagnosis melanoma, sebaiknya lakukan juga pemeriksaan kelenjar getah bening untuk mendeteksi apakah telah terjadi penyebaran melanoma melalui nodus limfatik.[3,9,29]

Superficial Spreading Melanoma

Sebesar 70% dari seluruh kasus melanoma kutaneus merupakan subtipe superficial spreading melanoma. Lesi subtipe ini umumnya ditemukan pada area yang terpapar sinar matahari secara intermiten, yakni area ekstremitas bawah pada wanita dan area punggung pada pria.[3,28]

Lesi memiliki karakteristik bercak berpigmen coklat kehitaman dengan tepi yang ireguler dan pigmentasi ireguler. Selain itu, lesi ini juga dapat muncul sebagai area diskret halus yang menggelap dari nevus yang telah ada sebelumnya. Progresi lesi umumnya terjadi secara  perlahan dalam hitungan bulan sampai tahun.[3,28]

Nodular Melanoma

Lesi subtipe nodular melanoma (NM) cenderung memiliki karakteristik ulserasi dan berdarah. Subtipe ini umumnya terjadi secara de novo dibandingkan berkembang dari nevus yang telah ada sebelumnya. Lesi dini NM umumnya memiliki karakteristik sedikit asimetris, memiliki tepi yang regular, dan memiliki warna yang seragam. Lesi kemudian meninggi dan berwarna biru kehitaman atau kemerahan.[3,28]

Lentigo Maligna Melanoma

Subtipe lentigo maligna melanoma (LMM) umumnya terdiagnosis pada usia dekade ke-7 atau ke-8. Lokasi yang paling umum adalah wajah yang terpapar sinar matahari secara kronik, pipi, hidung, leher, kulit kepala, dan telinga pada pria. Karakteristik lesi LMM adalah makula datar yang perlahan membesar, berwarna coklat, dan tampak seperti bercak dengan bentuk ireguler dan warna yang bergradasi.[3,28]

Acral Lentiginous Melanoma

Subtipe acral lentiginous melanoma (ALM) umumnya tidak berkaitan dengan paparan sinar UV dan lebih sering terjadi pada usia di atas 65 tahun. Lokasi lesi yang paling umum adalah telapak tangan, telapak kaki, dan subungual. ALM muncul sebagai lesi dengan warna yang bervariasi mulai dari hitam, coklat, atau merah, dengan tepi yang ireguler. Warna yang paling umum adalah coklat kehitaman.[3,28]

Melanoma subungual merupakan varian ALM yang tumbuh dari matriks kuku, terutama pada ibu jari. Lesi ini tampak sebagai perubahan warna coklat kehitaman pada nail bed.

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding melanoma adalah nevus melanositik yang jinak, keratosis seboroik, dan karsinoma sel basal tipe berpigmen.

Nevus Melanoma Jinak

Umumnya nevus melanositik jinak memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan melanoma. Selain itu, lesi nevus melanositik jinak umumnya tidak memiliki perubahan ukuran dan bentuk, serta tidak disertai ulkus atau perdarahan spontan. Pada evaluasi dermatoskopi, umumnya tidak ada tanda-tanda melanoma seperti perbedaan warna kulit, tepi asimetri atau ireguler, dan tanda regresi.[5,30]

Keratosis Seboroik

Keratosis seboroik umumnya memiliki karakteristik lesi yang menyerupai melanoma, yaitu papula atau plak berwarna kecoklatan sampai kehitaman. Namun, keratosis seboroik umumnya memiliki bentuk seperti lilin dan seperti menempel. Pada evaluasi dermatoskopi, dapat ditemukan kista bertanduk dan pembuluh darah dengan bentuk seperti jepit rambut (hairpin-shaped).[5,30]

Karsinoma Sel Basal Tipe Berpigmen

Karsinoma sel basal tipe berpigmen umumnya memiliki bentuk seperti mutiara dengan pigmentasi yang lebih rendah dibandingkan melanoma. Selain itu, lesi dapat disertai pembuluh darah telangiektasis bercabang prominen. Pada evaluasi dermatoskopi, terlihat pigmentasi dengan area menyerupai daun dan pembuluh darah arborizing.[5,30]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat mengonfirmasi diagnosis melanoma adalah biopsi. Namun, pemeriksaan penunjang lain seperti pemeriksaan laboratorium dan pencitraan juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi metastasis.

Biopsi

Diagnosis melanoma dikonfirmasi melalui biopsi eksisional dengan menemukan sel melanoma. Biopsi eksisional dilakukan dengan margin makroskopik 1–3 mm. Pada lesi kecil, dapat dilakukan biopsi punch untuk mengambil seluruh lesi. Pada lesi melanoma di wajah atau akral, teknik biopsi insisional lebih disarankan.[3,9,31]

Bila ditemukan melanosit yang besar, nuklei hiperkromatik, nuklei ireguler dan/atau prominen, polimorfisme, bentuk kromatin abnormal, serta gangguan arsitektural (seperti asimetri dan sirkumskripsi yang buruk), melanosit dengan beragam bentuk dan ukuran pada epidermis bawah dan dermis, maka diagnosis melanoma harus dicurigai. Selain itu, pola pertumbuhan pagetoid dengan pertumbuhan ke atas dari melanosit dianggap sebagai pathognomonic sign melanoma.[3,9,31]

Biopsi kelenjar getah bening sentinel disarankan untuk pasien melanoma stage IB atau stage II dengan ketebalan 0.76–1 mm dengan ulserasi dan kecepatan mitotik ≥1/mm2, atau ketebalan >1 mm. Pemeriksaan ini juga disarankan pada pasien melanoma stage IA dengan ketebalan 0.76–1 mm tanpa ulserasi dan kecepatan mitotik 0/mm2.[3,9,31]

Pemeriksaan Laboratorium

Peningkatan level alkaline fosfatase dapat menjadi penanda metastasis ke tulang dan hati. Sementara itu, peningkatan aspartate aminotransferase (AST) dan alanine aminotransferase (ALT) mungkin menandakan metastasis ke hati.

Peningkatan laktat dehidrogenase dapat menjadi salah satu penanda keganasan. Namun, hal ini tidak spesifik karena juga dapat meningkat pada berbagai kondisi lain. Peningkatan LDH pada saat diagnosis atau pada saat follow up dapat mengindikasikan metastasis jauh, terutama ke paru dan hati.

Total protein dan albumin menunjukkan informasi kondisi kesehatan dan status nutrisi pasien secara keseluruhan dan dapat berguna untuk informasi prognostik. Sementara itu, level kreatinin diperlukan sebagai petunjuk terapi karena beberapa regimen kemoterapi bersifat toksik pada ginjal.[9,32]

Pencitraan

Pada pasien melanoma stadium I atau II, rontgen toraks tetap dilakukan meskipun kemungkinan hasil normal. Hasil yang normal tersebut dapat menjadi pembanding saat follow up di masa mendatang.[9,32]

Pada pasien melanoma stadium III, CT scan toraks harus dilakukan karena paru-paru biasanya menjadi lokasi pertama metastasis. CT scan abdomen dilakukan ketika mengevaluasi pasien melanoma stage III. CT scan pelvis hanya diindikasikan apabila pasien memiliki kekambuhan regional lokal di bawah pinggul, simtomatik, atau diketahui terdapat metastasis dengan riwayat tumor primer di bawah pinggul.[9,32]

MRI otak dapat dilakukan pada pasien yang diketahui memiliki metastasis jauh untuk mendeteksi metastasis asimtomatik tambahan. MRI otak juga dilakukan pada pasien yang dipertimbangkan untuk mendapatkan terapi interleukin-2 dosis tinggi. MRI otak pada pasien tanpa diketahui adanya metastasis tetap harus dilakukan jika terdapat gejala yang indikatif pada pasien.[9,32]

Staging

Saat melakukan pemeriksaan lesi melanoma, diperlukan staging untuk menentukan prognosis dan penatalaksanaan. The American Joint Committee on Cancer (AJCC) menerapkan klasifikasi standar sistem TNM yang menggunakan micro-staging dengan melihat kedalaman dan infiltrasi tumor di lapisan kulit (Clark) dan juga mengukur ketebalan tumor (Breslow).[5,6,33]

Staging dengan TNM meliputi penilaian pada tumor primer, keterlibatan nodus limfatik regional, dan metastasis.

Primary Tumor (T)

Staging primary tumor dapat dibedakan berdasarkan ketebalan tumor dan juga ulserasi. Klasifikasinya adalah seperti yang tercantum pada tabel 1.[33]

Tabel 1. Staging Primary Tumor (T)

Stage T Ketebalan Status Ulserasi
TX: tumor primer tidak dapat dinilai - -
T0: tidak ada bukti primer tumor - -
Tis: melanoma in situ - -
T1 T1 ≤ 1 mm Tidak diketahui atau tidak spesifik
T1a < 0,8 mm Tanpa ulserasi
T1b < 0,8 mm Dengan ulserasi
0,8–1 mm Dengan atau tanpa ulserasi
T2 T2 1–2 mm Tidak diketahui atau tidak spesifik
T2a 1–2 mm Tanpa ulserasi
T2b 1–2 mm Dengan ulserasi
T3 T3 2–4 mm Tidak diketahui atau tidak spesifik
T3a 2–4 mm Tanpa ulserasi
T3b 2–4 mm Dengan ulserasi
T4 T4 > 4 mm Tidak diketahui atau tidak spesifik
T4a > 4 mm Tanpa ulserasi
T4b > 4 mm Dengan ulserasi

Regional Lymph Nodes (N)

Staging regional lymph nodes dapat dibedakan berdasarkan jumlah kelenjar getah bening yang terlibat dan apakah kelenjar tersebut terdeteksi secara klinis atau hanya terdeteksi melalui biopsi sentinel lymph node (SNL). Klasifikasinya adalah seperti yang tercantum pada tabel 2.[33]

Tabel 2. Staging Regional Lymph Nodes (N)

Stage N Jumlah Nodus yang Terlibat Keberadaan Metastasis in Transit, Satelit, dan/atau Mikrosatelit
NX Kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis kelenjar getah bening
N1 N1a 1 nodus, hanya terdeteksi melalui biopsi SNL Tidak ada
N1b 1 nodus, terdeteksi secara klinis Tidak ada
N1c Tidak ada keterlibatan nodus regional Ada
N2 N2a 2 atau 3 nodus, hanya terdeteksi melalui biopsi SNL Tidak ada
N2b 2 atau 3 nodus dengan minimal 1 yang terdeteksi secara klinis Tidak ada
N2c 1 nodus yang terdeteksi melalui biopsi SNL atau yang terdeteksi secara klinis Ada
N3 N3a ≥4 nodus, hanya terdeteksi melalui biopsi SNL Tidak ada
N3b ≥4 nodus dengan minimal 1 yang terdeteksi secara klinis, atau ada matted nodes

Tidak ada
N3c ≥2 nodus yang terdeteksi lewat biopsi SNL atau secara klinis, dan/atau ada matted nodes

Ada

Metastasis (M)

Staging metastasis dapat dibedakan berdasarkan lokasi yang mengalami metastasis. Klasifikasinya adalah seperti yang tercantum pada tabel 3.[33]

Tabel 3. Staging Metastasis (M)

Stage M Lokasi Metastasis Level Laktat Dehidrogenase
M0 Tidak ada bukti metastasis jauh -
M1a M1a Ada metastasis jauh ke kulit, jaringan lunak, otot, dan/atau nodus limfatik nonregional Tidak diketahui atau tidak spesifik
M1a(0) Ada metastasis jauh ke kulit, jaringan lunak, otot, dan/atau nodus limfatik nonregional Tidak meningkat
M1a(1) Ada metastasis jauh ke kulit, jaringan lunak, otot, dan/atau nodus limfatik nonregional Meningkat
M1b M1b Ada metastasis jauh ke paru dengan atau tanpa lokasi metastasis M1a Tidak diketahui atau tidak spesifik
M1b(0) Ada metastasis jauh ke paru dengan atau tanpa lokasi metastasis M1a Tidak meningkat
M1b(1) Ada metastasis jauh ke paru dengan atau tanpa lokasi metastasis M1a Meningkat
M1c M1c Ada metastasis jauh ke lokasi viseral non-SSP (sistem saraf pusat), dengan atau tanpa lokasi metastasis M1a atau M1b Tidak diketahui atau tidak spesifik
M1c(0) Ada metastasis jauh ke lokasi viseral non-SSP (sistem saraf pusat), dengan atau tanpa lokasi metastasis M1a atau M1b Tidak meningkat
M1c(1) Ada metastasis jauh ke lokasi viseral non-SSP (sistem saraf pusat), dengan atau tanpa lokasi metastasis M1a atau M1b Meningkat
M1d M1d Ada metastasis jauh ke SSP (sistem saraf pusat), dengan atau tanpa lokasi metastasis M1a atau M1b atau M1c Tidak diketahui atau tidak spesifik
M1d(0) Ada metastasis jauh ke SSP (sistem saraf pusat), dengan atau tanpa lokasi metastasis M1a atau M1b atau M1c Tidak meningkat
M1d(1) Ada metastasis jauh ke SSP (sistem saraf pusat) dengan atau tanpa lokasi metastasis M1a atau M1b atau M1c Meningkat

Stage Grouping dari The American Joint Committee on Cancer (AJCC)

Setelah melakukan penilaian TNM, stage dapat dikelompokkan menggunakan kriteria AJCC seperti yang tampak pada tabel 4.[33]

Tabel 4. Stage Grouping dari AJCC

Stage T Stage N Stage M Grup Stage
Tis N0 M0 0
T1a N0 M0 IA
T1b N0 M0 IB
T2a N0 M0 IB
T2b N0 M0 IIA
T3a N0 M0 IIA
T3b N0 M0 IIB
T4a N0 M0 IIB
T4b N0 M0 IIC
Semua T atau Tis ≥N1 M0 III
Semua T Semua N M1 IV

Referensi

3. Swetter S, Geller AC. Melanoma: Clinical features and diagnosis. UpToDate. 2020.
5. Heistein JB. Melanoma. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/1295718-overview
6. Tracey EH, Vij A. Updates in Melanoma. Dermatol Clin. 2019;37(1):73–82.
9. Tan WW. Malignant melanoma. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/280245-overview
20. Williams LH, Shors AR, Barlow WE, et al. Identifying Persons at Highest Risk of Melanoma Using Self-Assessed Risk Factors. J Clin Exp Dermatol Res. 2011;2(6):pii:1000129.
27. Heistein JB, Acharya U. Malignant melanoma. StatPearls. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470409/
28. Ward WH, Farma JM, editors. Cutaneous Melanoma: Etiology and Therapy [Internet]. Brisbane (AU): Codon Publications; 2017 Dec 21.
29. Harrington E, Clyne B, Wesseling N, et al. Diagnosing malignant melanoma in ambulatory care: A systematic review of clinical prediction rules. BMJ Open. 2017;7:e014096.
30. Menzies AM, Saw RPM, Fernandez-Penas P. Melanoma. Epocrates. 2018.
31. Berrocal A, Cabañas L, Espinosa E, et al. Melanoma: Diagnosis, Staging, and Treatment. Consensus group recommendations. Adv Ther. 2014;31(9):945–60.
32. Bachter D, Michl C, Büchels H, et al. The predictive value of the sentinel lymph node in malignant melanomas. Recent Results Cancer Res. 2001;158:129–36.
33. Gershenwald JE, Scolyer RA, Hess KR, et al. Melanoma Staging: Evidence-Based Changes in the American Joint Committee on Cancer Eighth Edition Cancer Staging Manual. CA Cancer J Clin. 2017;67(6):472–92.

Epidemiologi Melanoma
Penatalaksanaan Melanoma

Artikel Terkait

  • Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
    Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
  • Hydrochlorothiazide dan Risiko Melanoma Maligna
    Hydrochlorothiazide dan Risiko Melanoma Maligna
  • Biopsi Nodus Limfatik Sentinel pada Melanoma
    Biopsi Nodus Limfatik Sentinel pada Melanoma
  • Red Flags Hiperpigmentasi pada Kulit
    Red Flags Hiperpigmentasi pada Kulit
Diskusi Terkait
dr.Intan Meiripalta
24 hari yang lalu
Lesi nevus yang meluas di wajah apakah mengarah ke kanker kulit
Oleh: dr.Intan Meiripalta
4 Balasan
Alo dokter izin diskusi. Hari ini pada saat pengobatan lansia di desa, saya menemukan seorang ibu berumur 65 tahun mengeluhkan luka pada kulit. Pekerjaan ibu...
Anonymous
20 Desember 2022
Tanda bahaya pigmentasi pada Mata - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO dr. Utami, Sp. M, pada anak berusia 10 tahun yg memiliki pigmentasi seperti bintik kecil hitam keabuan di bola mata bagian lateral dan medial tanpa ada...
Anonymous
18 Juli 2022
Nevus Pigmentosus dan Melanoma - Kulit Ask the Expert
Oleh: Anonymous
4 Balasan
ALO dr. Fresa, MBiomed, SpKK, Ijin bertanya dok. Bagaimana cara membedakan nevus pigmentosus dengan melanoma dari pemeriksaan fisik? Apakah dari warna dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.