Pendahuluan Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik adalah tumor kulit non kanker yang ditandai dengan adanya papul atau plak kecoklatan, berbatas tegas, memiliki permukaan verukosa, dan lebih tinggi dari kulit sekitarnya. Predileksi keratosis seboroik adalah pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari, seperti kepala dan leher. [1,2] Hal ini diduga terkait dengan etiologi penyakit yaitu proses penuaan dan paparan sinar ultraviolet. Namun, hingga saat ini etiologi pasti dari keratosis seboroik belum diketahui. [3]
Patogenesis keratosis seboroik berhubungan dengan prekursor protein amyloid. Mutasi gen, terutama gen yang berperan dalam kaskade reseptor tirosin kinase/fosfatidil inositol 3-kinase/Akt signaling juga memegang peranan penting dalam proliferasi sel yang berdampak pada perjalanan penyakit.[3-6]
Gambaran histopatologi digunakan sebagai dasar pembagian varian dari penyakit yang terdiri dari gambaran akantotik, hiperkeratotik, adenoid, irritated, klonal, dan melanoakantoma. [2] Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan temuan klinis dan pemeriksaan dermoskopi. Keratosis seboroik dapat memberikan gambaran menyerupai tumor kulit, baik yang bersifat jinak maupun ganas sehingga penggunaan pemeriksaan penunjang, seperti biopsi, dapat membantu menyingkirkan diagnosis banding. [7]
Lesi keratosis seboroik tidak membutuhkan penatalaksanaan khusus karena bersifat jinak dan tidak membahayakan. Indikasi pengangkatan lesi antara lain permintaan pasien terkait indikasi kosmetik, lokasi lesi (misal pada area yang rentan infeksi), keperluan menyingkirkan diagnosis banding, lesi mengalami trauma, atau adanya keluhan yang mengganggu. Krioterapi adalah metode yang paling banyak digunakan. [3,6]