Epidemiologi Melanoma
Berdasarkan data epidemiologi global, melanoma terjadi pada usia rata-rata 52 tahun dan insidensinya terus meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, data insidensi melanoma di Indonesia sampai saat ini masih terbatas. Suatu studi epidemiologi di Jakarta melaporkan bahwa melanoma menempati peringkat ketiga dari kanker kulit, dengan persentase 5,7%.
Global
Insidensi melanoma terus meningkat di seluruh dunia. Insidensi global melanoma di dunia pada tahun 2015 dilaporkan sebanyak 351.880 kasus. Melanoma menduduki peringkat ke-19 kanker terbanyak di seluruh dunia dan peringkat ke-5 kanker terbanyak di Amerika Serikat. Tingkat insidensi melanoma adalah sekitar 2,8–3,1 per 100.000 penduduk. Insidensi tertinggi dilaporkan di Australia (37 per 100.000 penduduk) dan terendah di Asia Tengah dan Selatan (0,2 per 100.000 penduduk).[21,22]
Usia rata-rata diagnosis melanoma adalah 52 tahun. Usia ini lebih muda 10–15 tahun dari usia rata-rata diagnosis kanker payudara, paru-paru, kolon, dan prostat. Lebih dari 35% melanoma muncul pada individu berusia kurang dari 45 tahun. Melanoma merupakan kanker yang paling umum pada dewasa muda usia 25–29 tahun. Insidensi melanoma meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada pria.
Pada kelompok orang yang berusia kurang dari 40 tahun di Amerika Serikat, wanita memiliki insidensi melanoma sedikit lebih tinggi dibanding pria. Namun, setelah usia 40 tahun, pria memiliki insidensi melanoma yang lebih tinggi.[1,23,24]
Indonesia
Data epidemiologi melanoma di Indonesia masih terbatas. Studi epidemiologi kanker kulit pernah dilaporkan oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2014–2017 di mana dari 263 kasus kanker kulit, melanoma maligna menempati urutan ketiga insidensi kanker kulit terbanyak (5,7%). Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang juga melaporkan studi retrospektif kanker kulit pada tahun 2015–2017. Namun, tidak ada kasus melanoma pada rentang waktu studi tersebut.[25,26]
Mortalitas
Tingkat kematian tertinggi akibat melanoma ditemukan pada lima area, yaitu Australia, Amerika Utara, Eropa Timur, Eropa Tengah, dan Eropa Barat. Berdasarkan data SEER (US Surveillance, Epidemiology, and End Results), diperkirakan ada 6.850 kematian atau 1,1% dari seluruh mortalitas kanker disebabkan oleh melanoma di 2020.[1,22,24]