Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Teknik Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening general_alomedika 2020-08-19T09:09:38+07:00 2020-08-19T09:09:38+07:00
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening

Oleh :
dr. Catherine Ranatan
Share To Social Media:

Secara umum, teknik pemeriksaan kelenjar getah bening (KGB) adalah menggunakan palpasi. Pemeriksaan ini mudah, sederhana, dan tidak bersifat invasif. Sebuah studi menunjukan bahwa pemeriksaan kelenjar getah bening memiliki sensitivitas sebesar 72% dan spesifisitas 81% untuk mengidentifikasi metastasis pada kondisi keganasan ginekologi.[9]

Persiapan Pasien

Tidak diperlukan persiapan khusus untuk menjalani pemeriksaan kelenjar getah bening. Pasien hanya perlu dijelaskan mengenai pemeriksaan yang hendak dilakukan, termasuk tujuan dan prosedurnya.

Peralatan

Tidak ada peralatan khusus yang dibutuhkan dalam melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening. Pemeriksaan kelenjar getah bening hanya mengandalkan tangan pemeriksa dan pasien sebagai subjek yang diperiksa. Penggunaan sarung tangan tidak disarankan bila tidak benar-benar dibutuhkan (misalnya pada kasus infeksius) karena dapat mengganggu interpretasi hasil pemeriksaan.[6]

Posisi Pasien

Pada pemeriksaan kelenjar getah bening, pasien diposisikan sesuai dengan lokasi kelenjar getah bening yang hendak diperiksa. Hanya terdapat dua posisi dalam pemeriksaan kelenjar getah bening, yaitu duduk dan berbaring. Posisikan pasien duduk pada pemeriksaan kelenjar getah bening bagian leher, aksila, dan epitroklear, dan posisikan berbaring pada pemeriksaan kelenjar getah bening bagian inguinal dan popliteal.[6]

Prosedural

Berdasarkan letaknya, kelenjar getah bening dikelompokan dalam beberapa posisi, seperti nodus leher, aksila, epitroklear, inguinal, dan popliteal. [1,2,5] Setiap pemeriksaan memiliki teknik yang berbeda-beda, namun memiliki prinsip pemeriksaan yang sama, yakni:

  • Cuci tangan dengan sabun atau handrub menggunakan teknik mencuci tangan 6 langkah yang dianjurkan WHO
  • Jaga privasi pasien dengan menutup gorden ranjang pemeriksaan. Lakukan informed consent kepada pasien mengenai pemeriksaan yang hendak dilakukan

Prinsip yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan adalah:

  • Inspeksi sebelum melakukan palpasi: Selalu dahulukan inspeksi sebelum melakukan palpasi. Lihat apakah terdapat kelenjar getah bening yang kasat mata. Perhatikan bentuk, ukuran, serta tanda inflamasi di sekitarnya
  • Lakukan pemeriksaan menggunakan ujung jari, satu sisi demi satu sisi. Jangan melakukan pemeriksaan langsung pada kedua sisi untuk mencegah kesalahan dalam perabaan
  • Bandingkan apa yang di dapat di satu sisi dengan sisi kontralateralnya
  • Nilai lokasi dan ukuran kelenjar getah bening
  • Nilai mobilitas benjolan, apakah terfiksir ke struktur sekitar atau dapat bergerak bebas
  • Nilai konsistensi, apakah lembek, keras, sangat keras, atau menyerupai karet, serta adakah nyeri pada benjolan[6]

Servikal

Untuk pemeriksaan bagian servikal, minta pasien duduk dan pemeriksa akan memeriksa dari belakang pasien. Periksa kelenjar getah bening daerah submental, submandibular, preaurikular, tonsillar, supraklavikular, dan deep cervical node. Palpasi nodus skalenus dengan cara meletakan telunjuk diantara os. klavikula dan otot sternokleidomastoideus, kemudian minta pasien untuk memiringkan kepala ke arah tangan pemeriksa, kemudian tekan ke arah kaudal untuk meraba nodus.

Setelah seluruh pemeriksaan dilakukan, pemeriksa berpindah ke depan pasien, berhadapan untuk memeriksa nodus aurikular posterior dan oksipitalis.[6]

Aksilaris

Terdapat dua cara pemeriksaan nodus aksilaris, namun keduanya dapat digunakan tanpa perbedaan indikasi khusus.

Cara pertama adalah memeriksa dari depan pasien tanpa menyanggah lengan pasien. Dengan posisi duduk berhadapan, minta pasien untuk sedikit membuka lengan untuk memberi akses pemeriksa ke aksila. Letakan satu tangan pada bahu pasien sebagai tumpuan, sedangkan tangan lainnya meraba menggunakan ujung jari, mulai dari apeks aksila turun ke bawah. Beri penekanan ke arah dinding thorax untuk meraba nodus.

Cara kedua adalah memeriksa pasien dari depan, dengan menyanggah lengan pasien. Dengan posisi duduk berhadapan, julurkan tangan pemeriksa seperti hendak berjabat tangan, kemudian pegang pergelangan tangan pasien dan angkat untuk memberi akses pemeriksa ke aksila. Dengan aksila sudah terekspos, tangan lainnya meraba menggunakan ujung jari, mulai dari apeks aksila turun ke bawah. Beri penekanan ke arah dinding thorax untuk meraba nodus.[6]

Epitroklear

Dengan duduk berhadapan, angkat lengan pasien dengan cara memegang pergelangan tangan pasien menggunakan tangan yang sejajar. Bila memeriksa tangan kanan, gunakan tangan kiri untuk menyanggah, begitu juga sebaliknya. Sementara itu, tangan lainnya meraba nodus epitroklear yang terletak di sekitar ibu jari tangan yang memeriksa.[6]

Inguinal

Setelah selesai dengan pemeriksaan pada posisi duduk, minta pasien untuk berbaring untuk pemeriksaan nodus inguinal dan popliteal.

Nodus inguinal memiliki dua kelompok besar, horizontal dan vertikal. Kelompok horizontal berada tepat di bawah ligamentum inguinalis dengan posisi horizontal terhadap bidang tubuh. Beri penekanan menggunakan ujung jari untuk meraba nodus.

Kelompok vertikal berada di pangkal paha dengan posisi vertikal searah dengan berjalannya arteri dan vena. Beri penekanan menggunakan ujung jari untuk meraba nodus.[6]

Popliteal

Dengan posisi masih berbaring, lakukan pemeriksaan nodus popliteal dengan memegang bagian belakang lutut dan beri penekanan menggunakan ujung jari untuk meraba nodus.[6]

Follow Up

Penindaklanjutan temuan hasil pemeriksaan harus didasarkan pada etiologi. Penting untuk ditentukan penyebab pembesaran kelenjar getah bening. Beberapa kasus pembesaran kelenjar getah bening membutuhkan perhatian khusus, terutama pada individu dengan faktor risiko usia tua, dan konsumsi alkohol serta rokok berlebih. Kecurigaan ke arah keganasan harus dipikirkan, terutama bila benjolan berkarakteristik keras, berukuran besar, serta terfiksasi ke jaringan sekitar.[7]

Selain itu, pasien dengan pembesaran kelenjar getah bening yang menetap lebih dari 4 minggu, perlu untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.[4] Pembesaran kelenjar getah bening yang tidak kunjung hilang atau mengecil dalam 8 minggu merupakan faktor risiko kanker.[3] Namun, bukan berarti pada semua kasus kanker, kelenjar getah bening akan membesar, karena bisa terjadi penyebaran yang bersifat occult (samar).[8]

Biopsi dapat dipertimbangkan bila dirasa ada indikasi.[2]

Referensi

2. Abba AA, Khalil MZ. Clinical approach to Lymphadenopathy. Ann Nigerian Med 2012;6:11-7.
3. Gaddey HL, Riegel AM. Unexplained Lymphadenopathy: Evaluation and Differential Diagnosis. Am Fam Physician. 2016;94(11):896-903
4. Douketis JD. Lymphadenopathy. Merck Manuals, 2019. https://www.merckmanuals.com/professional/cardiovascular-disorders/lymphatic-disorders/lymphadenopathy
6. Douglas G, Nicol F, Robertson C. Macleod’s Clinical Examination 13th ed. Elsevier, 2013. p.53-4, 216
7. West H, Jin J. Lymph Nodes and Lymphadenopathy in Cancer. JAMA Oncol. 2016;2(7):971. doi:10.1001/jamaoncol.2015.3509
8. Nicastri DG, Doucette JT, Godfrey TE, Hughes SJ. Is occult lymph node disease in colorectal cancer patients clinically significant? A review of the relevant literature. J Mol Diagn. 2007;9(5):563-571. doi:10.2353/jmoldx.2007.070032
9. Arango HA, Hoffman MS, Roberts WS, DeCesare SL, Fiorica JV, Drake J. Accuracy of lymph node palpation to determine need for lymphadenectomy in gynecologic malignancies. Obstet Gynecol. 2000;95(4):553-556. doi:10.1016/s0029-7844(99)00607-9

Kontraindikasi Pemeriksaan Kelen...
Komplikasi Pemeriksaan Kelenjar ...

Artikel Terkait

  • Red Flag Limfadenopati Servikal
    Red Flag Limfadenopati Servikal
Diskusi Terkait
Anonymous
31 Maret 2022
Limfadenopati di leher - THT Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Siang dr. Suyanti, Sp. T.H.T.K.L,Saya ada pasien dengan limfadenopati servikal multipel sejak 2 minggu yang lalu, tetapi tidak ada riwayat ISPA, faringitis,...
Anonymous
29 Maret 2022
Pasien laki-laki usia 25 tahun dengan benjolan dibawah dagu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Izin konsul dok px laki2 25 tahun mengeluh benjolan sebesar kelereng di bawah dagu sebesae kelereng, keluhan sudah dirasakan sekitar 4 hari semenjak sariawan...
dr. Hudiyati Agustini
16 Maret 2022
Nonton Video Alomedika - Tanda Bahaya Limfadenopati Servikal
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
2 Balasan
ALO Dokter,Video red flag atau tanda bahaya limfadenopati servikal ini akan membantu Anda untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis kondisi medis yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.