Diagnosis Neurodermatitis
Diagnosis neurodermatitis dapat ditegakkan secara klinis. Keluhan gatal dan karakteristik lesi umumnya cukup untuk mendukung diagnosis. Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan, kecuali jika diagnosis sangat meragukan.
Anamnesis
Pasien neurodermatitis umumnya mengeluhkan rasa gatal dengan intensitas berat yang dipengaruhi stres atau ansietas. Lesi pada pasien neurodermatitis dapat timbul hanya satu atau multipel. Berikut adalah beberapa hal pada anamnesis yang dapat menunjang diagnosis neurodermatitis:
- Karakteristik pasien: neurodermatitis lebih sering ditemukan pada pasien dewasa usia 30-50 tahun, dan lebih sering terjadi pada wanita
- Gejala gatal: hampir seluruh pasien neurodermatitis mengeluhkan rasa gatal, yang dideskripsikan dengan intensitas berat, memberat saat malam hari, dan diperparah dengan keadaan lingkungan panas dan berkeringat. Gejala gatal umumnya menyerang secara tiba-tiba, atau paroksismal, yang membuat pasien menggaruk dan menggosok lesi secara intens. Kemudian terjadi periode refrakter yang diikuti dengan serangan gejala gatal kembali, yang disebut sebagai siklus gatal-garuk
- Karakteristik lesi: lesi pada neurodermatitis memiliki predileksi di leher, pergelangan kaki, ekstremitas, dan kemaluan. Lesi pada pasien neurodermatitis memiliki karakteristik plak dan likenifikasi dengan diskolorasi[1-3]
Riwayat medis pasien juga harus dievaluasi untuk mengetahui sumber dan faktor risiko neurodermatitis pada pasien. Berikut ini merupakan riwayat medis yang perlu ditanyakan pada pasien neurodermatitis:
- Riwayat gangguan psikiatri, seperti ansietas, depresi, gangguan obsesif-kompulsif, pengalaman disosiatif, atau fibromyalgia
- Diatesis atopik: Riwayat medis alergi pada pasien dan keluarga, seperti dermatitis atopik, rhinitis alergi, dan asthma
- Riwayat penyakit kulit lain seperti dermatitis kontak alergi, dermatitis statis, infeksi jamur superfisial dan dermatofit, liken sklerosis, skabies, gigitan arthropoda, trauma, dan neoplasia kutaneus.
- Riwayat penyakit sistemik: seperti gagal ginjal, penyakit obstruksi bilier, limfoma Hodgkin, hipertiroid, hipotiroid, dan polisitemia[1,3]
Pemeriksaan Fisik
Neurodermatitis dapat menyerang area tubuh manapun. Akan tetapi, lokasi yang paling umum adalah leher, pergelangan kaki, ekstremitas, dan kemaluan.
Lesi tampak sebagai plak tunggal atau multipel, berbatas tegas. Awalnya, lesi bisa saja tampak hanya sebagai eritema yang terlokalisir. Akibat garukan yang berulang, lesi akan mengalami likenifikasi dan hiperpigmentasi. Selain itu, ujud kelainan kulit sekunder seperti skuama dan ekskoriasi juga dapat ditemukan. Lesi bisa berukuran antara 3 x 6 cm sampai 6 x 10 cm.[1-3]
Diagnosis Banding
Beberapa penyakit kulit dapat menyerupai lesi neurodermatitis sehingga menyebabkan klinisi kesulitan dalam mendiagnosis. Psoriasis, tinea korporis, dan prurigo nodularis adalah beberapa penyakit dengan karakteristik klinis yang menyerupai neurodermatitis.
Psoriasis
Psoriasis memiliki gambaran ruam kemerahan yang disertai dengan skuama yang mirip dengan neurodermatitis. Sama halnya dengan neurodermatitis, lesi pada psoriasis umumnya memburuk dengan stress psikologis. Akan tetapi, rasa gatal pada psoriasis tidak seberat neurodermatitis. Lesi psoriasis juga lebih berwarna kemerahan dengan skuama putih mengkilat dan tanpa likenifikasi. Biopsi kulit psoriasis menunjukkan hiperplasia epidermis psoriasiform dengan parakeratosis dan hilangnya lapisan sel granular.[9]
Tinea Corporis
Tinea corporis merupakan infeksi jamur dengan lesi ruam kemerahan yang disertai rasa gatal. Predileksi lesi tinea corporis adalah area tubuh yang tertutup. Selain itu, pada pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan elemen jamur.
Prurigo Nodularis
Lesi prurigo nodularis umumnya berupa papul dan nodul dengan rasa gatal intensitas tinggi yang sering ditemukan pada bagian ekstensor. Lesi prurigo nodularis memiliki pinggir yang aktif dan bagian tengah relatif tenang.[10]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada neurodermatitis tidak dilakukan secara rutin. Peran pemeriksaan penunjang pada pasien neurodermatitis adalah untuk menyingkirkan diagnosis banding dan mencari etiologi yang mempengaruhi gejala pasien.
Tes Laboratorium
Tes laboratorium pada pasien neurodermatitis dapat digunakan untuk evaluasi faktor risiko penyakit. Berikut ini merupakan beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien neurodermatitis:
- Serum immunoglobulin E (IgE): kadar serum IgE umumnya ditemukan meningkat pada pasien dengan diatesis atopik
Thyroid-stimulating hormone (TSH) dan T4 bebas: dilakukan pada pasien hipertiroid atau hipotiroid
- Kreatinin serum, blood urea nitrogen (BUN), dan elektrolit: pada pasien neurodermatitis dengan gagal ginjal
- Fungsi liver dan gamma-GT: peningkatan aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT), dan gamma-GT dapat ditemukan pada pasien neurodermatitis dengan penyakit bilier obstruktif
- Pemeriksaan darah lengkap: peningkatan kadar hemoglobin dan hematokrit dapat ditemukan pada pasien neurodermatitis dengan polisitemia[1,3]
Biopsi Kulit
Biopsi kulit pada neurodermatitis dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding, seperti psoriasis atau mikosis fungoides, terutama pada pasien usia lanjut. Gambaran histopatologi pada pasien neurodermatitis dapat ditemukan epidermis hiperkeratosis, akantosis, spongiosis, dan sedikit papilomatosis. Pada bagian epidermis akan tampak penebalan seluruh lapisan dengan hiperplasia pseudoepiteliomatosa dan pemanjangan rete ridges. Pada bagian dermis, dapat ditemukan penebalan regio papilari, yang ditandai dengan garis-garis kolagen vertikal tegak lurus dengan epidermis, pelebaran pembuluh darah, dan sebukan sel radang kronik.[1,3]