Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Gangguan Obsesif Kompulsif general_alomedika 2021-05-18T16:06:47+07:00 2021-05-18T16:06:47+07:00
Gangguan Obsesif Kompulsif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Gangguan Obsesif Kompulsif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Gangguan obsesif kompulsif adalah gangguan mental yang ditandai oleh adanya pikiran intrusif berulang (obsesi) dan tindakan mental atau perilaku yang menyertai pikiran-pikiran tersebut (kompulsi). Beberapa pasien mungkin hanya mengalami obsesi atau kompulsi saja, namun sebagian besar pasien mengalami keduanya. Prevalensi seumur hidup dari gangguan obsesif kompulsif adalah 1,5% pada wanita dan 1% pada lelaki. Di Indonesia, terdapat kemungkinan bahwa kondisi ini underdiagnosed karena banyaknya miskonsepsi.[1]

Dalam DSM V, gangguan obsesif kompulsif diklasifikasikan dalam satu kelompok dengan gangguan dismorfik tubuh (body dysmorphic), gangguan hoarding, trikotilomania, ekskoriasi, dan perilaku obsesif kompulsif lainnya. Kelompok diagnosis ini ditandai dengan hendaya dalam mengendalikan impuls. [2] Dalam ICD X, gangguan obsesif kompulsif masuk dalam kelompok gangguan cemas.[3]

ocd

Gangguan obsesif kompulsif biasanya memiliki awitan lebih awal dan banyak ditemukan pada anak dan remaja. Faktor risiko paling besar untuk gangguan ini adalah faktor genetik, riwayat kekerasan fisik dan seksual, serta riwayat pengalaman traumatik di masa kecil.[2]

Bila ditangani dengan baik, gangguan obsesif kompulsif dapat dikendalikan dan gangguan terhadap fungsi sehari-hari bisa diminimalisir. Namun bila tidak ditangani, gangguan ini dapat berlangsung secara kronik.[2,4]

Terapi untuk gangguan obsesif kompulsif menggunakan kombinasi farmakoterapi dengan obat antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) dan psikoterapi cognitive behavioral therapy (CBT) dengan teknik Exposure and Response Prevention (ERP).[1]

Referensi

1. Stein DJ, Costa DLC, Lochner C, et al. Obsessive-compulsive disorder. Nat Rev Dis Primers. 2019;5(1):52. Published 2019 Aug 1. doi:10.1038/s41572-019-0102-3
2. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders, fifth edition (DSM-5). American Psychiatric Association, 2013. https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596
3. WHO. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders. Geneva: World Health Organization; 2007. https://www.who.int/classifications/icd/en/bluebook.pdf
4. Albert U, Dell’Osso B, Maina G. Towards Italian guidelines for the pharmacological treatment of Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) in adults: a preliminary draft. Evidence based Psychiatric Care 2019;5:21–9. https://www.evidence-based-psychiatric-care.org/wp-content/uploads/2019/06/04_Albert.pdf

Patofisiologi Gangguan Obsesif K...
Diskusi Terbaru
Anonymous
16 menit yang lalu
Terapi Okupasi pada Anak dengan Speech Delay - Rehabilitasi Medik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Vitriana, Sp. KFR (K), saya ingin bertanya pada anak yang didiagnosa mengalami speech delay, apakah ada pedoman untuk menentukan seberapa sering dan...
Anonymous
21 menit yang lalu
Home-Based Rehabilitation Program - Rehabilitasi Medik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dr. dr. Vitriana Biben, SpKFR(K) Ijin bertanya dok. Semenjak adanya pandemi COVID 19, saya pernah membaca mengenai home-based rehabilitation program pada...
Anonymous
29 menit yang lalu
Gangguan Keseimbangan dan Movement pada Lansia dengan Penyakit Kronis - Rehabilitasi Medik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dr. dr. Vitriana Biben, SpKFR(K) Ijin bertanya dok. Pasien lansia dengan penyakit kronis seringkali ditemukan gangguan keseimbangan dan movement....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.