Kontraindikasi dan Peringatan Methylprednisolone
Methylprednisolone kontraindikasi pada berbagai keadaan seperti adanya riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini atau komponennya, serta pada pasien dengan infeksi fungal sistemik.
Kontraindikasi
Kontraindikasi methylprednisolone antara lain adalah:
- Alergi terhadap methylprednisolone
- Infeksi fungal sistemik
- Administrasi intramuskular pada ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura). Pada kondisi ini, methylprednisolone dapat diberikan secara intravena.
- Pemberian dosis imunosupresan bersamaan dengan vaksinasi
Peringatan
Perlu diperhatikan penggunaan methylprednisolone pada pasien dengan gagal jantung, hipertensi, dan insufisiensi ginjal karena dapat menyebabkan retensi natrium yang menimbulkan edema, serta hilangnya kalium.
Perhatikan penggunaan pada pasien dengan gangguan tiroid, karena klirens akan menurun pada pasien hipotiroid dan meningkat pada pasien hipertiroid.
Perhatikan penggunaan methylprednisolone pada pasien dengan diverticulitis, anastomosis intestinal, ulkus peptikum, dan ulseratif kolitis karena meningkatkan risiko terjadi perforasi dan gejala iritasi peritoneal.
Kortikosteroid menurunkan formasi tulang dan meningkatkan resorpsi tulang serta menginhibisi osteoblast. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak-anak, serta meningkatkan risiko osteoporosis.
Penggunaan kortikosteroid dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Penggunaan steroid pada herpes simplex okular dapat menyebabkan perforasi kornea.
Hindari penghentian secara tiba-tiba. Tapering off dilakukan untuk mencegah terjadinya drug-induced secondary adrenocortical insufficiency. [6,17]
Penggunaan methylprednisolone dalam dosis besar, atau jangka panjang, atau dosis imunosupresan dapat menyebabkan reaktivasi tuberkulosis laten. [20]