Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Methylprednisolone
Penggunaan methylprednisolone pada kehamilan masuk dalam kategori C. Methylprednisolone diekskresikan di ASI dalam jumlah sedikit.
Penggunaan pada Kehamilan
Menurut FDA, methylprednisolone masuk dalam Kategori C. Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Sebuah tinjauan sistematik menyebutkan bahwa ada kemungkinan risiko terjadi labioschisis dengan atau tanpa palatoschisis pada penggunaan kortikosteroid sistemik di trimester pertama, namun data yang ada juga masih insufisien.
Belum ada bukti yang adekuat bahwa kortikosteroid dapat menyebabkan kelahiran preterm, berat badan lahir kurang, preeklampsia, serta diabetes gestasional. [18,19]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Methylprednisolone diekskresikan dalam ke ASI dalam jumlah yang rendah. Dilaporkan bahwa pada pemberian methylprednisolone intravena 1 gram, kandungan pada ASI sesaat setelah pemberian adalah 3 mg/L, dan pada 4 jam setelah pemberian adalah 1.2 mg/L. Tidak ada efek samping berbahaya terdeteksi pada infant
Pemberian kortikosteroid lewat injeksi intralesi menyebabkan produksi ASI menurun. Produksi ASI dilaporkan kembali meningkat setelah 36 jam, dan kembali normal dalam 24 jam. [8]