Efek Samping dan Interaksi Obat Ropinirole
Pada penyakit Parkinson tahap awal, efek samping ropinirole yang sering muncul adalah mual, kantuk, pusing, dan hipotensi ortostatik. Pada penyakit Parkinson lanjut, efek samping seperti diskinesia, halusinasi, dan konfusi lebih sering terjadi. Sementara itu, pada restless leg syndrome, efek samping yang paling umum meliputi mual, kantuk, pusing, muntah, dan kelelahan. Interaksi bisa terjadi dengan obat-obat yang memengaruhi enzim CYP1A2, seperti ciprofloxacin.[3,12]
Efek Samping
Ropinirole, seperti agonis dopamin lainnya, memiliki profil efek samping yang luas, mulai dari gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan dyspepsia, hingga efek neuropsikiatrik seperti kantuk, pusing, halusinasi, dan hipotensi ortostatik. Edema perifer dilaporkan terjadi pada hingga sepertiga pasien yang menggunakan sediaan extended release.
Gangguan tidur berupa episode tidur mendadak selama aktivitas juga bisa terjadi terutama bila digunakan bersama depresan saraf pusat. Efek samping motorik termasuk diskinesia reversibel, sindrom Pisa, dan anterokolis (drooping head) meskipun jarang, harus dikenali karena dapat menyerupai progresi penyakit Parkinson.
Selain itu, ropinirole dikaitkan dengan gangguan perilaku impulsif seperti hiperseksualitas, judi patologis, dan makan kompulsif, yang diyakini berkaitan dengan stimulasi reseptor dopamin D3 di sistem limbik. Efek samping ini sering tidak dilaporkan oleh pasien karena rasa malu, sehingga penting untuk secara aktif menanyakan dan memantau, serta mempertimbangkan penurunan dosis atau penghentian terapi bila gejala berat muncul.
Sindrom putus obat agonis dopamin juga perlu diwaspadai, terutama bila penghentian dilakukan secara mendadak, karena dapat menimbulkan gejala seperti demam tinggi, kebingungan, depresi, dan nyeri, yang tidak responsif terhadap levodopa.[1,4,8,9,12]
Interaksi obat
Ropinirole berinteraksi dengan obat-obat yang lain yang juga mengalami metabolisme di hepar, rokok, hormone replacement therapy (HRT), dan antagonis dopamine.[1]
Meningkatkan Konsentrasi Obat
Obat-obat yang menghambat aktivitas enzim CYP1A2 bisa meningkatkan konsentrasi plasma ropinirole. Yang termasuk obat-obat ini misalnya ciprofloxacin, norfloxacin, fluvoxamine, dan mexiletine.[1,5]
Menurunkan Konsentrasi Obat
Obat yang menginduksi aktivitas CYP1A2, seperti omeprazole, dan merokok bisa menurunkan konsentrasi plasma ropinirole.[1,5]
Terapi Hormon
HRT, seperti estrogen, bisa menyebabkan penurunan klirens ropinirole dan meningkatkan konsentrasi plasma obat. Penyesuaian dosis mungkin diperlukan pada pasien yang mendapat atau menghentikan HRT estrogen dosis tinggi.[1,3]
Penurunan Efikasi
Penggunaan ropinirole bersama dengan antagonis dopamine, seperti phenothiazine, thioxanthene, butyrophenone, dan metoclopramide bisa menurunkan efikasi ropinirole.[1]