Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Ropinirole
Penggunaan ropinirole pada kehamilan masuk kategori C oleh FDA dan kategori B3 oleh FDA. Pada ibu menyusui, belum diketahui apakah obat ini dikeluarkan ke ASI.[3,11,12]
Penggunaan pada Kehamilan
Ropinirole diklasifikasikan sebagai kategori C oleh FDA Amerika Serikat, yang berarti bahwa studi reproduksi pada hewan telah menunjukkan adanya efek merugikan pada janin, tetapi belum ada studi terkontrol yang memadai pada wanita hamil. Oleh karena itu, ropinirole sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan hanya dipilih jika tidak ada alternatif terapi yang lebih aman.[3]
Sementara itu, klasifikasi B3 oleh TGA Australia menunjukkan bahwa jumlah wanita hamil yang menggunakan obat ini terbatas, dan tidak ada peningkatan insidensi malformasi atau efek berbahaya lainnya yang diamati secara jelas pada manusia. Namun, studi pada hewan menunjukkan bukti adanya efek embriofetal, meskipun relevansi klinisnya pada manusia belum pasti.[11]
Studi pada hewan telah menunjukkan adanya efek buruk terhadap perkembangan janin, termasuk embriotoksisitas dan teratogenisitas. Meski demikian, belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.[12]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan ropinirole pada ibu menyusui perlu dipertimbangkan secara hati-hati karena meskipun distribusinya ke dalam ASI manusia belum diketahui, studi pada hewan menunjukkan bahwa obat ini dapat masuk ke dalam susu.
Selain itu, ropinirole menghambat sekresi prolaktin, hormon kunci dalam produksi ASI, sehingga berpotensi mengganggu proses laktasi. Oleh karena itu, keputusan penggunaan ropinirole pada ibu menyusui dengan restless leg syndrome (RLS) atau penyakit Parkinson harus mempertimbangkan kebutuhan klinis ibu, potensi efek samping pada bayi yang disusui, serta manfaat menyusui itu sendiri.[12]