Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Aspirin general_alomedika 2022-09-28T09:23:48+07:00 2022-09-28T09:23:48+07:00
Aspirin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Aspirin

Oleh :
dr.Alvi Muldani
Share To Social Media:

Farmakologi aspirin adalah sebagai obat antiinflamasi nonsteroid yang memiliki efek antiinflamasi dan antiagregasi platelet. Aspirin bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase 1 dan 2 (COX-1 dan 2).[2]

Farmakodinamik

Aspirin menghambat produksi prostaglandin di seluruh tubuh dengan menargetkan enzim COX-1 dan COX-2. Prostaglandin terjadi akibat proses inflamasi dan berperan meningkatkan sensitivitas reseptor nyeri. Pemberian aspirin dapat menurunkan produksi dan mencegah pelepasan prostaglandin dalam proses inflamasi, sehingga meredakan keluhan nyeri yang dialami pasien.

Aspirin juga memiliki efek antipiretik karena mampu mengganggu produksi prostaglandin E1 otak. Prostaglandin E1 dikenal sebagai agen pemicu demam.

Efek lain dari aspirin adalah penghambatan agregasi platelet. Hal ini terjadi karena aspirin mengganggu produksi tromboksan A2 dalam platelet dengan menginhibisi COX-1. Tromboksan A2 adalah lipid penting yang bertanggung jawab untuk agregasi trombosit, yang dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah dan risiko infark miokard atau stroke.[2]

Farmakokinetik

Studi farmakokinetik menunjukkan bahwa aspirin diserap dengan cepat dari gaster dan intestinal melalui difusi pasif. Aspirin adalah prodrug yang kemudian diubah menjadi salisilat di gaster, mukosa usus, darah, dan terutama hepar.[2,10]

Absorpsi

Ketika dikonsumsi secara oral, aspirin secara cepat diabsorpsi dalam lambung dan duodenum. Aspirin yang tidak terionisasi diserap melalui dinding mukosa lambung dengan cara difusi pasif. Absorpsi ideal aspirin dalam lambung terjadi dalam rentang pH 2.15 - 4.10. Absorpsi usus aspirin terjadi dalam kecepatan yang lebih tinggi.

Setidaknya setengah dosis yang dikonsumsi secara oral akan terhidrolisis menjadi asam salisilat dalam 1 jam pertama setelah ditelan dengan enzim esterase yang ditemukan di dalam saluran cerna. Konsentrasi puncak plasma salisilat terjadi antara 1-2 jam konsumsi. Bioavailabilitas aspirin adalah 50-75%.[2]

Distribusi

Aspirin didistribusikan ke jaringan tubuh sesaat setelah konsumsi per oral. Aspirin diketahui dapat melewati barier plasenta. Plasma mengandung konsentrasi salisilat yang tinggi, dan juga jaringan seperti cairan spinal, peritoneal, sinovial, liur, dan air susu. Ginjal, hati, jantung, dan paru juga ditemukan sebagai organ yang memiliki kadar salisilat tinggi setelah pemakaian aspirin. Konsentrasi rendah salisilat ditemukan dalam feses, empedu, dan keringat. Volume distribusi aspirin adalah 170 ml/kgBB.[2,10]

Sebanyak 50% sampai 90% dari konsentrasi terapeutik normal salisilat (metabolit utama aspirin) terikat dalam protein plasma, khususnya albumin. Semakin tinggi konsentrasi aspirin, proporsi yang berikatan dengan protein semakin rendah.[2]

Metabolisme

Aspirin dihidrolisis menjadi salisilat oleh enzim esterase yang terdapat di mukosa saluran cerna, eritrosit, cairan sinovial, dan plasma darah. Hasil hidrolisis kemudian berikatan dengan glycine, menjadi salicyluric acid. Konsentrasi plasma setelah konsumsi formulasi extended release kebanyakan tidak terdeteksi 4-8 jam setelah konsumsi.[2,10]

Eliminasi

Ekskresi aspirin terjadi terutama di ginjal, melalui proses filtrasi glomerulus dan ekskresi tubular. Aspirin dieliminasi dalam bentuk asam salisilat bebas, asam salisiurat, serta fenol dan asil glukoronida.[2,10]

Resistensi

Telah terdapat sejumlah laporan terkait dugaan resistensi aspirin, umumnya melalui serial kasus. Resistensi aspirin adalah sebuah fenomena laboratorium, yaitu masih ditemukannya aktivitas enzim COX-1 pada trombosit walaupun telah mendapatkan terapi aspirin. Resistensi aspirin tidak selalu bermakna secara klinis.[11,12]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya

Referensi

2. National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound Summary for CID 2244, Aspirin. Retrieved September 13, 2022 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Aspirin.
10. Drugbank. Aspirin. 2022. http://dx.doi.org/10.1155/2012/175041.
11. Zhao Y, Yang S, Wu M. Mechanism of Improving Aspirin Resistance: Blood-Activating Herbs Combined With Aspirin in Treating Atherosclerotic Cardiovascular Diseases. 2021. Front. Pharmacol. 12:794417. doi: 10.3389/fphar.2021.794417
12. Ebrahimi P, et al. Prevalence rate of laboratory defined aspirin resistance in cardiovascular disease patients: A systematic review and meta-analysis. Caspian J Intern Med. 2020; 11(2): 124–134.

Pendahuluan Aspirin
Formulasi Aspirin

Artikel Terkait

  • Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
    Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
    Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
  • Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
    Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
  • Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
    Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.hanny suhartini
20 hari yang lalu
Pasien pasca stroke dengan kelemahan ekstremitas tetapi menolak menjalani fisioterapi
Oleh: dr.hanny suhartini
6 Balasan
alo dok saya mau bertanya, pada pasien stroke yang sudah lama atau stabil tensi nya, namun msh ada kelemahan ekstremitas saja sebalik nya di terapi apa ya...
Anonymous
16 November 2022
Pasien dengan nyeri post injeksi vitamin C
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok, saya ada pasien post inj. vit c 1cc terakhir needle wing sedikit bergeser krn pasien bergerak sehingga ada bagian yg mengenai jaringan...
dr. Intan Fajriani
02 November 2022
Live Webinar Alomedika - Webinar Medis Neurology: World Stroke Day 2022. Jumat, 4 November 2022. Pukul:14.00-15.30
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter! Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Webinar Medis Neurology: World Stroke Day 2022."Narasumber : dr. Hadet Prisdhiany, Sp.N - Neuro...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.