Teknik Insisi dan Drainase Abses
Teknik insisi dan drainase abses dimulai dari persiapan pencegahan kontaminasi dan peralatan yang harus digunakan, terutama spuit dan pisau bedah. Prosedural insisi dan drainase dimulai dengan pemberian anestesi lokal/umum, dilanjutkan dengan insisi dan drainase abses, irigasi dengan cairan salin normal, packing jika diperlukan, penutupan luka dengan kasa dan perban, serta pemberian antibiotik.
Persiapan Pasien
Pertama-tama, perlu didapatkan informed consent dari pasien atau keluarganya setelah dokter menerangkan mengenai prosedur, termasuk risiko dan manfaatnya. Dokter harus memastikan identitas pasien, area yang akan dilakukan insisi, mendapatkan informed consent, dan memastikan ketersediaan peralatan yang dibutuhkan. [3,7]
Sebelum dilakukan tindakan, cuci tangan dengan air dan sabun antibakteri. Gunakan alat pelindung diri. Bersihkan area yang akan diinsisi dengan kapas alkohol atau larutan povidone-iodine secara melingkar mulai dari puncak abses, lalu tutup dengan kain steril untuk mencegah atau meminimalisasi kontaminasi terhadap operator, ruangan, dan pasien. Tenaga medis perlu mengenakan sarung tangan dan peralatan yang steril. [5,6]
Peralatan
Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk tindakan insisi dan drainase abses adalah sebagai berikut :
- Alat pelindung diri (kacamata, masker, sarung tangan)
Lidocaine atau bupivacaine + adrenaline untuk anestesi lokal
- Spuit 5 cc atau 10 cc
- Jarum ukuran 18G dan 25G
- Pisau bedah (nomor 11 atau 15)
- Kain kasa
Cairan salin normal yang terhubung dengan angiokateter tanpa jarum ukuran 18 untuk irigasi
- Kasa steril untuk packing (jika perlu) atau drainase
- Gunting
- Klem arteri
- Plester [3,5]
Posisi Pasien
Posisikan pasien dengan tepat sehingga area yang akan diinsisi dan drainase terekspos seluruhnya dan mudah diakses, sambil tetap menjaga kenyamanan pasien. Pada abses perianal atau pilonidal, pasien dapat ditempatkan dalam posisi knee-chest, Sim’s, atau tengkurap. Pada abses perineal dan vulvovaginal, pasien dapat ditempatkan dalam posisi litotomi. Sesuaikan pencahayaan agar abses terlihat jelas. [3,6]
Prosedural
Prosedural insisi dan drainase abses terbagi dalam tiga tahapan, yaitu anestesi, insisi dan drainase, serta pemberian antibiotik.
Anestesi
Pemberian anestesi dapat dilakukan secara lokal maupun umum, tergantung dari kondisi pasien, ukuran dan lokasi abses. Pada beberapa kasus, dibutuhkan anestesi blok tambahan, analgesik parenteral, atau sedasi untuk kenyamanan pasien.
Anestesi lokal disuntikkan ke bagian “atap” abses dan jaringan subkutan di sekitar abses. Ketika anestesi menyebar di bawah permukaan kulit, warna jaringan tersebut akan memucat. Anestesi lokal harus dilakukan dengan hati-hati agar obat tidak disuntikkan ke dalam kavitas abses, karena hal tersebut dapat meningkatkan tekanan dalam abses, membuat pasien kesakitan, dan mengurangi efektivitas anestesi yang diberikan. [3,5]
Insisi dan Drainase
Prosedural insisi dan drainase yang dibahas di sini hanyalah insisi dan drainase minor untuk abses seperti abses kulit, abses gigi, atau abses peritonsilar. Insisi dan drainase abses dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
- Buat sayatan linear sepanjang diameter area yang mengalami fluktuasi
- Jika diperlukan pemeriksaan kultur pus, gunakan swab atau spuit untuk mengambil sampel
- Setelah drainase spontan selesai, tekan area sekitar abses untuk mengeluarkan sisa-sisa pus
- Gunakan klem arteri untuk membuka sayatan dalam berbagai arah dan sudut (diseksi tumpul) untuk menghancurkan semua lokulasi
- Irigasi kavitas dengan larutan garam fisiologis hingga kavitas bersih
- Lakukan packing jika diperlukan. Masukkan kasa packing dengan lembut ke dalam kavitas, sisakan sepanjang 2 cm di luar, dan tempelkan pada kulit dengan plester. Jika packing tidak dilakukan, biarkan luka terbuka dan tutup dengan dressing absorben
- Tutup area tersebut dengan kasa dan perban [3,5-7]
Gambar 1. Model Simulasi Abses Untuk Insisi dan Drainase. A) Pisau bedah digunakan untuk menginsisi simulasi abses pada dinding abdomen. Terjadi drainase pus. B) Klem dan swab digunakan untuk mengambil sampel dari dalam kavitas abses. C) Packing simulasi kavitas abses di tungkai bawah setelah tindakan insisi dan drainase.
Pemberian Antibiotik
Antibiotik disarankan untuk diberikan pada abses kulit karena mempercepat lama penyembuhan dan mengurangi risiko infeksi berulang. Idealnya, perlu dilakukan kultur bakteri sebelum memberikan antibiotik. Walau demikian, antibiotik empiris dapat digunakan pada beberapa kasus, misalnya dengan pemberian kotrimoksazol, doxycycline, vancomycin, atau linezolid.
Studi pada abses kulit tanpa komplikasi menemukan kotrimoksazol sama efektifnya dengan clindamycin tetapi memiliki risiko efek samping yang lebih rendah sehingga lebih disarankan untuk abses kulit tanpa komplikasi.
Packing setelah Insisi dan Drainase
Studi tahun 2018 menemukan bahwa packing tidak memberikan manfaat tambahan dan justru memperberat nyeri jika dilakukan pada abses berukuran <5 cm. Lakukan packing hanya pada pasien dengan abses yang berat dan pastikan pasien mendapat analgesik yang adekuat. [5,8]
Follow Up
Follow up yang harus dilakukan setelah tindakan insisi dan drainase abses adalah sebagai berikut :
- Pantau penyembuhan luka dan tanda rekurensi infeksi
- Jika dilakukan packing, jadwalkan kunjungan follow up dalam 2 atau 3 hari setelah tindakan untuk mengeluarkan kasa packing dari kavitas dan memantau drainase.
- Apabila proses drainase masih berlangsung, lakukan packing dengan kasa baru untuk melanjutkan proses pemulihan, dan jadwalkan kunjungan tambahan 2 atau 3 hari kemudian [3,6]