Prognosis Tinnitus
Prognosis tinnitus dipengaruhi oleh usia, derajat gangguan pendengaran, durasi gejala, serta adanya komorbid psikologis seperti kecemasan atau depresi. Komplikasi utama tinnitus meliputi gangguan tidur, penurunan kualitas hidup, gangguan konsentrasi, serta peningkatan risiko gangguan psikiatri seperti depresi dan ansietas.[4,6-10]
Komplikasi
Tinnitus dapat menjadi pertanda awal dari gangguan pendengaran, terutama tuli sensorineural (SNHL), dan sering ditemukan bersamaan dengan penurunan pendengaran, khususnya pada usia lanjut. Hubungan ini memperkuat pentingnya evaluasi audiologis pada pasien dengan tinnitus, karena deteksi dini gangguan pendengaran dapat memperbaiki penatalaksanaan dan mencegah progresivitas gejala.
Komplikasi umum lain dari tinnitus adalah gangguan tidur, yang timbul karena pasien merasa terganggu oleh persepsi suara bising, terutama pada suasana yang hening saat akan tidur. Gangguan ini memengaruhi proses inisiasi dan mempertahankan tidur, dan berkaitan erat dengan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.
Secara psikologis, tinnitus kronis dapat menyebabkan atau memperberat gangguan seperti kecemasan, depresi, dan kelelahan emosional. Kondisi ini dapat menciptakan lingkaran setan di mana distres emosional meningkatkan persepsi terhadap suara tinnitus, dan persepsi tinnitus yang memburuk memperburuk distres psikologis.
Selain itu, pasien dengan tinnitus kronis sering mengalami kesulitan kognitif seperti gangguan konsentrasi dan memori, meskipun hubungan kausal antara keduanya masih belum sepenuhnya dipahami. Ada kemungkinan bahwa keluhan kognitif ini merupakan bagian dari spektrum gangguan psikiatrik yang menyertai tinnitus atau sebagai dampak langsung dari tinnitus itu sendiri.
Tinnitus juga dapat menimbulkan komplikasi berupa sensasi nyeri, seperti nyeri telinga atau nyeri kepala. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan perubahan pemrosesan sensorik di sistem saraf pusat, khususnya interaksi antara sistem limbik, auditorik, dan somatosensorik yang dimodulasi oleh faktor psikologis yang menyertai tinnitus kronis.[4,13]
Prognosis
Prognosis tinnitus bergantung pada berbagai faktor, termasuk etiologi, durasi, dan tingkat keparahan gejala. Secara umum, tinnitus akut (<3 bulan) memiliki peluang lebih besar untuk membaik atau remisi spontan dibandingkan dengan tinnitus kronis.
Tinnitus yang disebabkan oleh faktor reversibel seperti impaksi serumen, paparan bising akut, atau ototoksisitas ringan dapat membaik dengan penanganan. Sebaliknya, tinnitus yang berhubungan dengan gangguan pendengaran sensorineural menetap cenderung bersifat kronis dan memerlukan pendekatan jangka panjang.
Beberapa faktor diketahui memengaruhi prognosis tinnitus secara negatif, termasuk adanya gangguan pendengaran, usia lanjut, stres psikologis yang signifikan, serta adanya insomnia atau gangguan mood seperti kecemasan dan depresi. Tingginya skor pada kuesioner distres tinnitus juga sering dikaitkan dengan kualitas hidup yang lebih rendah dan prognosis yang lebih buruk.[4,6-8]