Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Tinnitus annisa-meidina 2025-08-20T09:33:35+07:00 2025-08-20T09:33:35+07:00
Tinnitus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Tinnitus

Oleh :
dr. Siti Solichatul Makkiyyah
Share To Social Media:

Tinnitus adalah persepsi suara, seperti berdenging, tanpa adanya stimulus akustik eksternal yang umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistem auditorik perifer maupun sentral. Tinnitus merupakan suatu gejala dan bukan suatu diagnosis. Tinnitus bisa menyebabkan gangguan emosi, disfungsi kognitif, atau rangsangan otonom, yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dan disabilitas fungsional.[1-3]

Tinnitus dibagi menjadi dua tipe utama, yakni subjektif dan objektif. Tinnitus subjektif adalah jenis yang paling umum, dirasakan hanya oleh pasien dan biasanya berkaitan dengan gangguan pada sistem auditorik, termasuk koklea, saraf auditorik, atau pusat pendengaran di otak. Tinnitus objektif jauh lebih jarang, dapat didengar oleh pemeriksa, dan biasanya disebabkan oleh sumber suara fisiologis internal seperti turbulensi vaskular atau kontraksi otot.[3-6]

Tinnitus

Umumnya, tinnitus terdiri dari persepsi bunyi berdenging, namun dapat pula dijumpai persepsi suara merengek, berdengung, mendesis, bergumam, atau bersiul. Dalam hal durasi, tinnitus akut terjadi selama kurang dari tiga bulan, sub-akut jika lebih dari tiga bulan, dan menjadi kronis jika lebih dari enam bulan.[3-5]

Etiologi tinnitus subjektif paling umum yaitu tuli sensorineural (sensorineural hearing loss/SNHL), tuli konduksi (conductive hearing loss), ototoksisitas, otosklerosis, penyakit Meniere, kerusakan vaskular, cedera kepala-leher, gangguan metabolik yang mengakibatkan ketulian, dan faktor genetik. Sementara itu, tinnitus objektif dapat terjadi akibat aneurisma, penyakit sendi temporomandibular (TMJD), dan spasme otot tensor timpani.[2]

Pendekatan diagnosis tinnitus dimulai dengan evaluasi karakteristik tinnitus, faktor pencetus, serta gejala penyerta seperti gangguan pendengaran atau vertigo. Pemeriksaan fisik, termasuk otoskopi, dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab yang dapat diobati, terutama pada kasus tinnitus objektif. Evaluasi lanjutan mencakup audiometri, atau bila dicurigai etiologi sentral atau vaskular dapat dilengkapi dengan pencitraan seperti MRI atau CT scan.[3-6]

Penatalaksanaan dimulai dengan mengatasi penyebab yang dapat diidentifikasi, seperti impaksi serumen atau gangguan vaskular. Terapi suportif meliputi konseling, terapi suara, dan penggunaan alat bantu dengar bila disertai gangguan pendengaran. Pada kasus kronis atau berat, intervensi seperti terapi kognitif-perilaku (CBT), neuromodulasi, atau farmakoterapi adjuvan dapat dipertimbangkan.[2,6,7]

Referensi

1. Jarach CM., Lugo A., Scala M., Van Den Brandt PA, Cederroth CR., Odone A., et al. Global Prevalence and Incidence of Tinnitus: A Systematic Review and Meta-analysis. JAMA Neurology. American Medical Association; 2022. 79(9): 888–900. DOI:10.1001/jamaneurol.2022.2189
2. Henton A, Tzounopoulos T. What’s the buzz? The neuroscience and the treatment of tinnitus. Physiological Reviews. American Physiological Society;2021. 101(4): 1609–1632. DOI:10.1152/PHYSREV.00029.2020
3. De Ridder D, Schlee W, Vanneste S, Londero A, Weisz N, Kleinjung T, et al. Tinnitus and tinnitus disorder: Theoretical and operational definitions (an international multidisciplinary proposal). Progress in Brain Research. Elsevier; 2021. pp. 1–25. DOI:10.1016/bs.pbr.2020.12.002
4. Asnis GM., Majeed K., Henderson MA., Sylvester C., Thomas M., La Garza R De. An Examination of the Relationship Between Insomnia and Tinnitus: A Review and Recommendations. Clinical Medicine Insights: Psychiatry. SAGE Publications; 2018; 9. DOI:10.1177/1179557318781078
5. Cima RFF, Mazurek B, Haider H, Kikidis D, Lapira A, Noreña A, et al. A multidisciplinary European guideline for tinnitus: diagnostics, assessment, and treatment. HNO. Springer Verlag; 2019. pp. 10–42. DOI:10.1007/s00106-019-0633-7
6. Kleinjung T, Peter N, Schecklmann M, Langguth B. The Current State of Tinnitus Diagnosis and Treatment: a Multidisciplinary Expert Perspective. JARO - Journal of the Association for Research in Otolaryngology. Springer; 2024. 25(5): 413–425. DOI:10.1007/s10162-024-00960-3
7. Grossan M, Peterson DC. Tinnitus. StatPearls Publishing. 2023.

Patofisiologi Tinnitus

Artikel Terkait

  • Efikasi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) pada Tinitus Kronis
    Efikasi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) pada Tinitus Kronis
  • Peran Pemeriksaan Radiologi Pada Diagnosis Tinitus Pulsatil
    Peran Pemeriksaan Radiologi Pada Diagnosis Tinitus Pulsatil
  • Red Flag Tinnitus
    Red Flag Tinnitus
  • Terapi Hiperbarik Oksigen Tidak Efektif untuk Tinitus
    Terapi Hiperbarik Oksigen Tidak Efektif untuk Tinitus
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Januari 2024, 08:18
Tata laksana untuk kasus tinitus setelah paparan suara keras
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok saya ada pasien 25 tahun, mengeluhkan telinga kiri berdenging selama 2 hari ini, mulai dirasakan setelah menonton konser.Dari TTV hingga pemeriksaan...
Anonymous
Dibalas 11 Desember 2023, 08:27
Obat dan tindakan untuk pasien telinga berdenging
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO DOKTER, mohon bantuannya dok untuk pasien dengan keluhan TELINGA KIRI BERDENGING sejak 7 HARI, tidak ada nyeri, telinga dirasakan berdenging seperti...
Anonymous
Dibalas 17 November 2023, 15:46
Telinga berdengung setelah pemberian chloramphenicol tetes telinga
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Izin diskusi nya dok.. px usia 31 th keluhan awal nyeri pada telinga kiri... setelah os mencongkel2 telingga karna gatal, berari tidak ada... os sudh berobat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.