Edukasi dan Promosi Kesehatan Tinnitus
Edukasi pasien dengan tinnitus penting untuk memberikan pemahaman bahwa tinnitus bukan kondisi yang mengancam jiwa dan dapat dikendalikan melalui berbagai strategi manajemen. Promosi kesehatan meliputi pencegahan paparan bising berlebihan, penggunaan alat pelindung pendengaran, serta peningkatan kesadaran tentang faktor risiko seperti ototoksisitas.[5-8]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien merupakan komponen penting dalam penatalaksanaan tinnitus karena membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kontrol terhadap gejala. Penjelasan mengenai sifat tinnitus, penyebab potensial, dan prognosis bisa membantu pasien memahami bahwa tinnitus bukanlah penyakit fatal, melainkan gejala yang umumnya dapat dikendalikan.
Pasien juga perlu diberi informasi mengenai berbagai pilihan terapi yang tersedia, termasuk terapi suara, terapi kognitif- perilaku (CBT), dan modifikasi gaya hidup. Edukasi ini bertujuan untuk memperkuat peran aktif pasien dalam pengelolaan gejala dan menghindari ekspektasi yang tidak realistis.
Selain itu, dokter sebaiknya menganjurkan penggunaan alat pelindung pendengaran pada individu yang terpapar suara bising terus menerus, misalnya akibat pekerjaan. Pasien juga perlu diedukasi untuk menghindari konsumsi obat-obatan ototoksik tanpa pengawasan medis.[5,8]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pada tinnitus primer yang terjadi akibat paparan bising, pencegahan yang dapat dilakukan yaitu menghindari paparan suara keras, menggunakan pelindung telinga jika harus terpapar misalnya di tempat kerja, dan membatasi penggunaan earbuds atau headphones dalam volume yang terlalu tinggi.
Aturan yang dapat digunakan yaitu 60/60. Ini berarti tidak menaikkan volume hingga lebih dari 60%, dan membatasi penggunaan earbuds atau headphones maksimal 60 menit/hari. Pada volume yang lebih tinggi, maka batasan waktu juga harus lebih sedikit.
Untuk pasien yang terpapar bising terus menerus, misalnya akibat pekerjaan, penggunaan alat pelindung perlu ditekankan. Pasien bisa diedukasi untuk menggunakan earmuff atau noise-cancelling headphones.[5]