Etiologi Emboli Paru
Etiologi emboli paru adalah lepasnya thrombus pada vena dalam. Pembentukan thrombus umumnya disebabkan dan dipengaruhi oleh gangguan dari triad Virchow, yaitu stasis vena, kerusakan dinding pembuluh darah, dan hiperkoagulabilitas:
- Stasis vena: Keadaan diamnya atau berkurangnya pergerakan aliran darah yang menyebabkan terbentuknya thrombus. Keadaan ini dapat terjadi pada pasien dengan paresis tungkai bawah, imobilisasi karena menempuh perjalanan jarak jauh, atrial fibrilasi, disfungsi ventrikel kiri, obesitas, kehamilan, dan tirah baring yang lama.
- Kerusakan dinding pembuluh darah: Kerusakan atau trauma dari sel endotel dapat membantu pembentukan thrombus. Beberapa keadaan, seperti tindakan operasi, kateter vena sentral, trauma, kemoterapi, vaskulitis, hiperhomosisteinemia, dan sepsis merupakan penyebab dari kerusakan dinding pembuluh darah
- Hiperkoagulabilitas: Keadaan gangguan dalam sistem koagulasi dan fibrinolitik yang menyebabkan hiperkoagulabilitas. Keganasan, terapi estrogen, kehamilan, sindrom nefrotik, dan sepsis merupakan hal-hal yang dapat menyebabkan hiperkoagulabilitas [7,8]
Faktor Risiko
Berdasarkan British Thoracic Society, faktor risiko emboli paru dibagi menjadi faktor risiko mayor dan faktor risiko minor. [7]
Faktor Risiko Mayor
-
Keadaan post operatif : operasi mayor pada abdomen atau pelvis, hip/knee joint replacement, perawatan intensif post operatif
-
Obstetrik : kehamilan trimester lanjut, sectio caesarea, puerperium
- Gangguan pada ekstremitas bawah : fraktur, varises yang ekstensif
- Keganasan : keganasan pelvis atau abdomen, stadium lanjut, kanker yang metastasis
- Keterbatasan gerak : rawat inap jangka lama, pasien geriatri
- Riwayat thromboembolisme vena sebelumnya
Faktor Risiko Minor
-
Kardiovaskular : penyakit jantung bawaan, gagal jantung, hipertensi, thrombosis vena superfisial, kateter vena sentral
- Humoral : kontrasepsi oral, terapi sulih hormon
- Nefrologi : sindrom nefrotik, dialisis kronik, paroxysmal nocturnal hemoglobinuria
- Lainnya : penyakit paru obstruktif kronis, gangguan neurologi, obesitas, inflammatory bowel disease, penyakit mieloproliferatif.