Diagnosis Klamidia
Diagnosis klamidia, dikenal juga sebagai klamidiasis, dimulai dengan anamnesis riwayat hubungan seksual berisiko, sekret tubuh yang tidak berbau dan berwarna bening-keruh-keputih-putihan. Pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis klamidia terutama menggunakan kultur, direct immunofluorescence assay, atau polymerase chain reaction (PCR).
Anamnesis
Anamnesis yang perlu dilakukan pada klamidia adalah terkait riwayat hubungan seksual berisiko dan riwayat keluhan yang dialami saat ini.
Riwayat hubungan/kontak seksual berisiko:
- Pasangan seksual > 1 dalam 1 bulan terakhir
- Berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam 1 bulan terakhir
- Mengalami 1/lebih episode IMS dalam 1 bulan terakhir
- Perilaku pasangan seksual berisiko tinggi
Riwayat keluhan yang dialami saat ini:
- Sekret genital
- Disuria
- Dispareunia
- Pendarahan postkoitus
- Pendarahan intermenstrual
Pemeriksaan Fisik
Lakukan pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, dan inspekulo (pada wanita). Hasil pemeriksaan fisik yang mengarah pada klamidia adalah adanya sekret atau duh tubuh dari vagina, uretra maupun anus yang umumnya tidak berbau dan berwarna bening-keruh-keputih-putihan.
Pada pemeriksaan fisik juga bisa didapatkan nyeri perut bawah, nyeri tekan atau pembengkakan pada skrotum.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding klamidia adalah sebagai berikut:
- Gonorrhea
- Bacterial vaginosis
- Infeksi saluran kemih
- Kandidiasis vaginalis
- Uretritis persisten
Pemeriksaan Penunjang
Dalam memastikan infeksi klamidia, pemeriksaan dapat dilakukan secara kultur, pewarnaan gram, maupun pemeriksaan deteksi antigen.
Pemeriksaan Gram
Pemeriksaan mikroskopis menggunakan pewarnaan Gram merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan untuk melihat jumlah leukosit polimorfonuklear (PMN). Jika ditemukan >10/LPB pada wanita dan >5/LPB pada pria, maka kemungkinan besar menderita infeksi klamidia (perlu diperhatikan apakah disertai dengan adanya koinfeksi IMS lain, terutama gonorea).
Kultur
Pemeriksaan yang menjadi diagnosis baku standar klamidia, dengan sensitivitas hampir 100%. Kultur klamidia dilakukan menggunakan media McCoy atau HeLa.
Pemeriksaan Direct Immunofluoresence Assay
Pewarnaan dengan antibodi khusus klamidia, sehingga mendapatkan hasil yang spesifik.
Gambar:

Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)
Pemeriksaan menggunakan uji amplifikasi asam nukleat, salah satu cara yang paling sering dilakukan adalah Polymerase Chain Reaction (PCR), sampel/spesimen yang digunakan dapat diambil dari hasil apusan maupun urin.[6,10-13]
