Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan e-Prescription Chlamydia monika-natalia 2022-09-14T10:10:04+07:00 2022-09-14T10:10:04+07:00
Chlamydia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Panduan e-Prescription Chlamydia

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Panduan e-prescription chlamydia atau klamidiasis ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Chlamydia, atau dikenal dengan istilah klamidiasis, merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. C. trachomatis merupakan bakteri gram negatif dan merupakan mikroorganisme intraseluler obligat. Secara global, chlamydia merupakan infeksi menular seksual yang paling sering ditemukan dalam praktik sehari-hari, dan penyebab kebutaan pada bayi baru lahir (infeksi ocular disebut trachoma).[1]

Tanda dan Gejala

Infeksi chlamydia tidak selalu menunjukkan gejala, karena pada sebagian kasus sifatnya asimptomatik. Namun apabila bergejala, keluhan yang dapat dialami yakni disuria, keluar sekret mukopurulen berwarna kuning dari uretra, vaginal discharge, perdarahan pervaginam (setelah koitus atau perdarahan yang tidak berhubungan dengan haid), dispareunia, nyeri perut bagian bawah, demam, hingga proktitis.[1,2]

Peringatan

Pasien dengan kondisi chlamydia dengan komplikasi atau dalam kondisi hamil harus dirujuk ke dokter Spesialis Kandungan untuk mendapatkan tata laksana yang sesuai.

Medikamentosa

Terapi medikamentosa yang dapat diberikan adalah antibiotik yang mengacu pada rekomendasi WHO.[1] Pada pasien yang tidak hamil, doxycycline adalah pilihan yang lebih disukai. Sementara itu, azithromycin merupakan pilihan yang lebih disukai pada kehamilan karena efek teratogenik pada janin yang dapat disebabkan oleh doxycycline.[14]

Chlamydia Uncomplicated

Untuk infeksi chlamydia uncomplicated, pilihan terapinya:

  • Azithromycin 1000 mg (PO) dosis tunggal, atau

  • Doxycycline 100 mg (PO) diminum 2 kali sehari selama 7 hari, atau

  • Tetrasiklin 500 mg (PO), diminum 4 kali sehari selama 7 hari, atau

  • Erythromycin 500 mg (PO) diminum 2 kali sehari selama 7 hari, atau

  • Ofloxacin 200-400 mg (PO) diminum 2 kali sehari, selama 7 hari

Chlamydia Anorektal

Untuk infeksi chlamydia anorektal, pilihan terapinya adalah doxycycline 100 mg (PO) diminum 2 kali sehari, selama 7 hari.

Kehamilan

Untuk infeksi chlamydia pada kehamilan, pilihan terapinya:

  • Azithromycin 1000 mg (PO) dosis tunggal, atau
  • Amoxicillin 500 mg (PO) 3 kali sehari selama 7 hari, atau
  • Erythromycin 500 mg (PO) 2 kali sehari, selama 7 hari

Chlamydia Koinfeksi Limfogranuloma Venererum

Terapi pasien dengan koinfeksi limfogranuloma venereum:

  • Doxycycline 100 mg (PO) diminum 2 kali sehari, selama 21 hari
  • Apabila ada kontraindikasi dalam penggunaan doxycycline atau pasien hamil, maka pilihan kedua adalah azithromycin 1000 mg (PO) 1 kali per minggu, selama 3 minggu, atau
  • Erythromycin 500 mg (PO) diminum 4 kali sehari selama 21 hari[1,2]

Kepatuhan Terapi

Tekankan mengenai pentingnya menyelesaikan regimen antibiotik. Pasien yang tidak menyelesaikan antibiotik telah diketahui berisiko hingga 9 kali lipat untuk mengalami kegagalan terapi.[14]

Terapi Pasangan Seksual

Pasangan seksual juga perlu diterapi. Untuk mempermudah, pasangan seksual dapat diberikan expedited partner therapy (EPT) menggunakan azithromycin dosis tunggal.[1,2]

Edukasi Pasien

Edukasi yang perlu diberikan antara lain:

  • Penjelasan terkait penyakit yang dialami dan cara penularannya yakni pasien perlu dijelaskan bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS). Maka dari itu pasien harus dijelaskan terkait aktivitas seksual yang aman, serta promosi penggunaan kondom.
  • Selain pasien, edukasi juga perlu diberikan kepada pasangan pasien yang juga diduga terinfeksi atau justru menginfeksi pasien.
  • Edukasi bahwa pasangan seksual dalam 60 hari terakhir juga perlu mendapat pengobatan.
  • Edukasi mengenai risiko mengalami penyakit IMS lainnya, sehingga dianjurkan untuk juga melakukan pemeriksaan atau screening[1,2]

Abstinensia Hubungan Seksual

Pasien dan pasangan menjalankan abstinensia hubungan seksual selama pengobatan dengan pasangan, agar terapi dapat memberikan hasil yang maksimal. Abstinensia dilakukan hingga regimen antibiotik selesai, gejala hilang, dan partner seksual telah diterapi.[1,2,14]

Referensi

1. Qureshi S. Chlamydia (Chlamydial Genitourinary Infections). Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/214823-clinical#b1
2. Mohseni M, Sung S, Takov V. Chlamydia. [Updated 2022 Apr 30]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537286/
14. Workowski KA, Bachmann LH, Chan PA, et al. Sexually Transmitted Infections Treatment Guidelines, 2021. MMWR Recomm Rep 2021; 70:1.

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ch...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 22:20
Benjolan kecil di kulit
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, pasien anak perempuan berusia 3 th. Ibunya mengeluh anaknya memiliki bintik kecil yg menonjol di pipi sejak bayi. Sampai saat ini tidak menghilang...
dr. Gabriela Widjaja
2 hari yang lalu
Penggunaan Epinefrin dengan Anestesi Lokal di Jari Tangan dan Kaki Aman - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan epinefrin sebagai tambahan anestesi lokal dulunya didogma berbahaya karena dianggap bisa menyebabkan nekrosis akibat vasokonstriksi....
Anonymous
2 hari yang lalu
Vitamin A diberikan sampai anak umur berapa
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok untuk pemberian vitamin A yg rutin di bulan Febuari dan Agustus itu rutin diberikan sampai anak umur berapa? apa cukup di 1 tahun pertama saja atau harus...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.