Prognosis Filariasis
Sebagian besar infeksi filaria memiliki prognosis yang baik karena bersifat asimtomatik dan memiliki gejala yang ringan. Namun, pada beberapa kasus, terutama infeksi oleh kelompok filariasis limfatik dan Oncocherca, dapat timbul komplikasi yang berat dan meningkatkan morbiditas serta mortalitas.
Komplikasi
Komplikasi filariasis banyak ditemukan pada pasien yang terinfeksi oleh filariasis limfatik (W. bancrofti, B. malayi, dan B. timori), Onchocerca dan Loa loa.
Komplikasi Filariasis Limfatik (Kaki Gajah)
Infeksi kronik pada filariasis limfatik dapat menyebabkan limfedema, elefantiasis, hidrokel, kiluria, dan eosinofilia pulmoner tropikal (tropical pulmonary eosinophilia / TPE). Komplikasi TPE merupakan komplikasi jangka panjang pada filariasis limfatik yang mengganggu saluran pernapasan. Hal ini disebabkan oleh timbulnya jaringan parut pada paru. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan obstruktif pulmonal. Prevalensinya cukup jarang, yaitu kurang dari 1% pada pasien filariasis limfatik. [3,4]
Komplikasi Onchocerciasis
Infeksi Onchocerca juga dapat menimbulkan komplikasi berupa kebutaan dan gangguan permanen pada kulit. Kebutaan ini dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu akibat matinya larva di mata sehingga menyebabkan lesi di kornea atau akibat inflamasi pada nervus optik yang menyebabkan gangguan penglihatan perifer hingga kebutaan. Selain kebutaan, infeksi onchocerciasis yang tidak ditatalaksana dengan baik akan menyebabkan kerusakan permanen pada kulit berupa perubahan warna kulit (kulit belang-belang), penipisan kulit, dan hilangnya elastisitas kulit. [6-9]
Komplikasi Loiasis
Komplikasi pada loiasis dapat terjadi walaupun relatif jarang ditemukan. Komplikasi yang dapat ditemukan adalah pembengkakan dan nyeri pada kelenjar limfe, gangguan pada ginjal, pembengkakan skrotum, inflamasi dan timbul penumpukkan cairan pada paru-paru, dan timbulnya jaringan parut pada otot jantung. [10]
Komplikasi akibat Tata Laksana Filariasis
Komplikasi pada filariasis juga dapat ditimbulkan akibat tata laksana yang diberikan. Pada pasien dengan kepadatan mikrofilaria yang tinggi, pemberian diethylcarbamazine dapat menyebabkan ensefalopati. [11]
Prognosis
Sebagian besar infeksi bersifat asimtomatik dan memiliki gejala yang bersifat ringan. Jika ditatalaksana dengan baik, prognosis filariasis cukup baik. Akan tetapi, pada beberapa kasus, filariasis dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Pada filariasis limfatik, parasit tidak dapat sepenuhnya tereliminasi, terutama jika telah mencapai kondisi limfedema atau elefantiasis. Dengan demikian, angka rekurensi cukup tinggi dan tata laksana yang ada saat ini hanya mampu mengurangi gejala dan menjaga agar penyakit tidak berprogresi lebih lanjut. [37]
Pada kasus infeksi Onchocerca, prognosis yang lebih buruk ditemukan pada pasien dengan jumlah mikrofilia yang lebih tinggi, sedangkan pada infeksi oleh Loa loa, pasien dengan mikrofilaremia memiliki risiko mortalitas yang lebih tinggi. Infeksi oleh Marsonella sp. biasanya bersifat ringan dan jarang menimbulkan morbiditas maupun mortalitas. [13,28-29]